Remaja sering kali mengonsumsi makanan yang tidak sehat dan kurang gizi seperti fast food hingga makanan dan minuman manis. Mereka tidak tahu bahwa makanan dan minuman itulah yang akan membawa mereka menuju penyakit bahkan kematian. Selain makanan yang mereka konsumsi, gaya hidup yang tidak sehat seperti malas berolahraga, malas bergerak, dan begadang pun dapat menjadi awal dari penyakit. Makanan manis tersebut berasal dari suatu zat karbohidrat yaitu gula. Gula adalah jenis karbohidrat yang dapat ditemukan di makanan dan minuman. Gula sendiri berfungsi sebagai sumber energi bagi tubuh, pada beberapa organ di dalam tubuh, gula darah langsung digunakan sebagai sumber energi dan pada daerah lainnya gula darah diambil dan disimpan sebagai glikogen. Kestabilan kadar gula harus tetap dijaga untuk mempertahankan fungsi tubuh bekerja sebaik-baiknya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa gula merupakan komponen penting yang dibutuhkan tubuh. Akan tetapi, ketidakseimbangan kadar gula darah dapat memicu penyakit yang berbahaya. Penyakit yang sering dialami remaja adalah diabetes melitus. Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang terjadi akibat tubuh tidak dapat memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup. Ketika insulin tidak tercukupi, glukosa akan terakumulasi dalam tubuh, menyebabkan kadar glukosa meningkat. Diabetes melitus secara umum terbagi menjadi dua tipe, yaitu diabetes melitus tipe 1 dan tipe 2. Pada diabetes melitus tipe 1 terjadi kerusakan sel pankreas yang mengakibatkan tubuh tidak dapat memproduksi insulin sedangkan pada tipe 2 terjadi resistensi insulin yang disertai defisiensi insulin, sehingga tubuh tidak dapat memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup.
Penyebab diabetes melitus berasal dari berbagai faktor, salah satunya adalah mengonsumsi gula yang berlebihan. Konsumsi gula yang berlebih telah menjadi masalah kesehatan terutama pada remaja dan anak-anak sering tergiur dengan makanan dan minuman yang tinggi gula seperti sofi drink, dessert dan makanan siap saji dengan gula yang berlebihan. Akibatnya, konsumsi gula melebihi batas yang dianjurkan, yang berdampak buruk bagi kesehatan. Konsumsi gula yang berlebihan juga berkontribusi pada perkembangan diabetes. Penumpukan kadar gula dalam darah merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit diabetes melitus. Gula dapat menyebabkan resistensi insulin dan memengaruhi metabolisme gula, yang merupakan faktor risiko untuk berkembangnya diabetes.
Ada banyak faktor yang menyebabkan remaja mengonsumsi gula yang berlebihan yaitu, faktor psikologis dan faktor lingkungan. Pada faktor psikologis sering kali terjadi karena remaja yang mengalami stress mulai dari masalah pendidikan, pertemanan dan keluarga hingga kecemasan berlebihan sehingga mereka melakukan stress relief dengan mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula yang menghasilkan rasa manis yang membuat mereka lebih tenang sedangkan pada faktor lingkungan dapat disebabkan oleh harga makanan yang mengandung gula memiliki harga yang lebih murah, menarik, berporsi banyak, sekaligus mengenyangkan. Diabetes melitus bukanlah penyakit biasa tetapi merupakan penyakit serius yang bisa membawa kematian. Penyakit kronis ini tidak dapat disembuhkan tetapi apabila sudah mengidap penyakit ini hanya bisa melakukan pencegahan agar penyakit tidak semakin parah.
Remaja masa kini kurang memperhatikan asupan makanan yang mereka konsumsi. Banyak dari mereka sering mengonsumsi makanan manis yang dapat menyebabkan penyakit diabetes melitus. Diabates melitus dapat terjadi karena tubuh tidak dapat memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup. Ketika insulin tidak tercukupi, glukosa akan terakumulasi dalam tubuh, menyebabkan kadar glukosa meningkat. Diabetes melitus sendiri tidak dapat disembuhkan, apabila sudah terkena diabetes melitus hanya dapat melakukan pencegahan karena penyakit ini dapat menyebabkan kematian.
KATA KUNCI: Diabetes Melitus, Gula, Insulin, Kematian, Remaja.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI