Banyak curhatan teman yang baru diterima bekerja namun hari-harinya dipenuhi emosi menuntut kondisi ini dan itu. Padahal "kondisi ini dan itu" seyogyanya didapat jika ia menjalankan peran sebagai penggerak. Ia jadi lebih fokus pada ketidakpuasannya ketimbang fokus belajar dan bekerja sungguh-sungguh sebagai pengikut.Â
Sederhana saja saya respon curhat kegalauan itu, "Baru diterima kerja, karyawan baru tidak bisa langsung diberi tanggung jawab seperti senior atau atasan. Tantangan akan datang semakin besar di kemudian hari, hanya perlu bersabar. Pakailah waktu yang tersisa untuk belajar dan bekerja sungguh-sungguh."
Untuk kasus seperti ini, bisa saja milenial menuangkan kritik dan gairah yang meluap-luap kedalam ide bisnis dan menjadi entrepreneur. Tapi pada akhirnya, kebanyakan dari mereka menyadari keterbatasan modal dan belum siap menghadapi risiko.
Sebagai alternatif, milenial bisa saja menjadi karyawan berjiwa entrepreneur, mencetuskan ide-ide segar dan membawa perubahan lebih baik di lingkungan kerja.
Berkembang atau mati
Satu level di atas fokus adalah obsesif. "Be obsessed or be average!", begitulah Grant Cardone menyederhanakannya.
Tidak hanya fokus, tapi harus jadi obsesif. Orang-orang yang terobsesi akan menjadi gila belajar, haus akan pengalaman, mencoba menemukan masalah-masalah baru sehingga dapat membuat banyak formula solusi. Orang-orang obsesif akan tampak berbeda karena mereka evaluatif, kreatif, dan inovatif. Inilah nilai tambah dan modal untuk berkembang.
Dari mulai terobsesi mempelajari sejarah, teori, cara aplikasi, mencoba implementasi. Jatuh, bangun, jatuh lagi, bangun lagi. Merangkak ke level lebih lanjut, seterusnya dan seterusnya.
"When you are finished changing, you are finished." - Benjamin Franklin