Mohon tunggu...
Rachmad Gempol
Rachmad Gempol Mohon Tunggu... -

RACHMAD YULIADI NASIR, Jurnalis Independent. Mesjid Deah Bitay Aceh Turkiye Jl.Teungku Di Bitay No.1\r\nBitay Jaya Baru Banda Aceh 23235. SMS: 088260020123\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perpustakaan Sebagai Pusat Internet Masyarakat

26 September 2014   21:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:22 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

GEMPOL-JAKARTA, Salah satu ruang publik yang terpenting bagi masyarakat Indonesia adalah perpustakaan. Di Kota metropolitan Jakarta ada beberapa buah perpustakaan dan yang terbaik serta yang paling besar dan terkenal tentu saja perpustakaan pusat atau PNRI (Perpustakaan Nasional Republik Indonesia).

Di perpustakaan PNRI Salemba terdapat ribuan buku, koran, dan arsip-arsip lainnya. Perpustakaan PNRI merupakan tempat riset dan gudang ilmu serta merupakan tempat rujukan bagi perpustakaan daerah dan perpustakaan lainnya serta rujukan perpustakaan asing.

Saya pertama kali datang ke perpustakaan PNRI pada tahun 2003. Saat itu Saya sedang riset dan mencari bahan-bahan tentang kasus tenggelamnya kapal KMP Gurita yang tenggelam pada hari Jumat, 19 Januari 1996, jam 20:30 WIB, yang merengut nyawa kedua orang tuaku. Mereka hilang untuk selama-lamanya di dasar laut yang berkedalaman 385-400 meter di teluk Balohan Sabang.

Pada perpustakaan PNRI ini terdapat katalog online atau sistem OPAC dan jaringan internet wifi. Sambil mencari judul buku-buku yang akan Saya baca maka Saya membuka internet di mesin OPAC ini di lantai 2 gedung PNRI. Itu pun setelah Saya melihat para pengunjung dari kalangan mahasiswi yang memakai internet di katalog online tersebut.

Di tahun 2000 harga sewa internet yang terdapat di warnet-warnet Cilegon Banten masih mahal, 1 jam berkisar pada posisi Rp 15.000-Rp 20.000. Dengan kondisi keuangan Saya yang sangat memprihatinkan, seret/kering tentu saja Saya tidak pernah main Internet ke warnet.

Paling-paling kalau ada teman yang mau ke warnet Saya diajaknya untuk melihat Dia membuka dan mengirim email dan chating. Kadang-kadang nama Saya dipakainya untuk chating mencari pacar.

Saya tidak pernah diajarnya, oh begini rupanya internet itu dan sistemnya. Dahulu Saya hanya sempat baca bahwa ada penemuan baru yang bernama Internet yang ditulis dan dikupas di majalah Intisari edisi tahun 1990-an.

Ketika Saya kerja di salah satu perusahaan swasta di kawasan Ayer Cilegon Banten pada pertengahan tahun 2000 maka di ruang control room ada komputer untuk monitor produksi dan untuk kerja. Pada jam istirahat maka para pekerja pada melihat layar komputer beramai-ramai ketika salah seorang teman membuka internet, membaca email, membaca berita online, nonton film di youtube.

Di tahun 2002 ketika Saya berkunjung ke rumah teman dan family yang ada komputer pada rumahnya di Serang Banten. Suaminya (teman Saya dan istrinya sepupu Saya) menyuruh agar Saya diajari komputer biar pintar dan diajarkan membuat email. Tapi dia cuek saja tidak peduli..."Ajarin komputer dan suruh buat email untuk melamar pekerjaan saja tidak mau," ujar Saya.

Berbekal sisa-sisa teori di sekolah dahulu mulailah Saya membuka komputer di rumahnya dan sekalian main game. Untuk internet Saya tidak membukanya karena terhubung dengan jaringan telepon takut rekeningnya membengkak.

Selama tahun 2000-2003 maka Saya hanya mencatat semua alamat website yang Saya dapat di majalah, buku yang Saya baca di perpustakaan dan toko buku. Pernah juga setelah Shalat Ashar di mesjid Stasiun Kereta api Gambir Jakarta Pusat bertemu dengan seorang penumpang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun