Sangat miris sekali begitu mendengar lelucon yang tiap hari muncul dari wajah-wajah iblis yang katanya Wakil Rakyat. Lagak busuk yang harusnya disimpan rapat kini semakin dipertontonkan. Menari dengan langgengnya saat gaji dinaikkan padahal yang diputus adalah kebijakan yang makin memeras kalangan bawah. Wakil rakyat yang mengorbankan rakyat. Aspirasi rakyat yang kian makin dibungkam. Berdemokrasi di negara sendiri semakin mencekam. Kita hanya dituntut tunduk tanpa disejahterakan.
Kamis, 28 Agustus 2025, Aparat kembali menggores tinta merah. Bagaimana dengan brutalnya mereka melindas seorang pekerja ojek online yang tak sengaja berada di tempat demonstrasi. Dan dengan pengecutnya para pelaku mengatakan bahwa itu merupakan suatu ketidaksengajaan. Jelas terlihat divideo bahwa mobil Brimob sempat berhenti tapi bukan malah mundur justru semakin dilajukan kecepatannya. Itu jelas kriminal dan wajib diadili. Publik sangat mengecam adanya tindakan respresif aparat. Dengan dalih hanya menjalankan tugas apakah menghilangkan nyawa menjadi hal yang sah?
Kita tinggal di negara yang katanya demokrasi, tapi bersuara saja harus dihantui rasa takut terkena gas air mata, tertembak, dan ditangkap aparat. Sangat disayangkan, ketika dibulan perayaan kemerdekaan justru kita masih mencari letak kemerdekaan yang sebenarya.
Saya adalah rakyat. Saya juga mengutuk keras tindakan penyelewengan yang menodai hak asasi manusia. Sekarang ketika rakyat berontak justru mereka yang duduk layaknya raja yang ingin disembah malah mengadu domba 2 kalangan yang bisa dikendalikan sesuka hati mereka. Jika aparat diperintah melukai hanya untuk pengalihan isu, jelas mereka sedang mengacak-acak negara yang dibangun dengan susah payah.
Orientasinya, demonstrasi awalnya bertujuan untuk mengutuk kebijakan dinaikkannya gaji DPR yang sungguh tak masuk akal. Mereka mempersilahkan rakyat datang seolah punya nyali untuk membuka kejujuran, tapi justru membiarkan pertumpahan darah terjadi. Rakyat tewas dan aparat tewas. Siapa yang mau bertanggung jawab. Bahkan saat keadaan semakin genting tak ada satupun wakil rakyat yang bersuara. Mereka sibuk mengamankan diri sendiri. Harus berapa banyak kerusakan yang terjadi hingga kalian terketuk untuk keluar, berbenah, dan bekeja selayak-layaknya.
Kalian dipilih oleh rakyat, tetapi justru setelahnya kalian malah menggonggong manis seakan sudah berkorban sepenuhnya. Lihatlah negara ini sekarang. Indonesia emas yang digadang-gadangkan nampaknya semakin jauh untuk diwujudkan. Hidup rakyat yang melawan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI