Mohon tunggu...
NewK Oewien
NewK Oewien Mohon Tunggu... Petani - Sapa-sapa Maya

email : anakgayo91@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sunat Massal

30 Oktober 2017   22:47 Diperbarui: 31 Oktober 2017   21:37 1350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: http://kuansingterkini.com

"Usin malu Mak. Malu."

"Kenapa harus malu. Kita tidak bisa mengadakan pesta meriah seperti teman-temanmu. Jangankan pesta, upah Mantri aja bapakmu tidak tinggalkan uang. Kamu malu sama siapa, hah?"

"Sama teman-teman..."

"Ah, sudah! Yang ngasih makan kamu itu aku. Bukan dari orang tua teman-temanmu. Kenapa malu? Kamu mau sampai tua tidak disunat?"

Usin tidak lagi menjawab gerutuan Emaknya. Ia memilih mengalirkan air mata. Deras meluncur ke dagunya yang tirus. Sebelum akhirnya terjatuh, meresap ke dalam tanah. Maka, ketika itu pula Bumi merasakan kepedihan sangat yang dirasa sang bocah.

Di seberang jalan Kampung, emak-emak yang mengerubuti Becak sayur membuka telingga lebar-lebar pada gerutuan Iyah yang sedang membujuk anaknya agar mau ikut Sunat Massal.

"Kok Iyah gak malu, ya?"

"Iya. Wibawa Kampung kita akan terjatuh kalau anaknya ikut Sunat Massal."

"Kenapa terjatuh?" sahut tukang sayur keheranan.

"Sunat itu harusnya dilakukan meriah. Apa kata orang kalau anak kita ikut Sunat Massal. Malulah."

"Ih.... malu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun