BNPT sebenarnya telah membentuk Duta Damai pada 2015. Tujuannya untuk menyebarkan virus damai lewat internet. Sayangnya, sejak berdirinya sampai saat ini, Duta Damai bentukan BNPT seolah tidak bersuara. Meskipun Duta Damai memiliki ratusan bahkan ribuan anggota, situs resmi dutadamai.id terlihat sepi aktifitas dan pengunjung.
Dari siteworthtraffic.com, diketahui pengunjung Dutadamai,id hanya ratusan per harinya . Angka ini membuktikan bahwa anggota Duta Damai yang jumlahnya ribuan itu sendiri malas mengakses Dutadamai.id.
Pada sisi lain, anggota kelompok radikal, bukan saja mengakses situs-situs mereka, melainkan juga mem-viral-kannya. Anggota kelompok ini paham benar bila konten-konten propaganda yang diproduksinya harus diviralkan. Kesadaran inilah yang tidak dimiliki oleh anggota Duta Damai. Ini jugalah yang menyebabkan suara kelompok radikal di Indonesia terdengar lebih lantang dari suara kelompok lawannya.
Menkominfo Johnny Plate semestinya bukan sekadar mewanti-wanti ancaman radikalisme lewat kemajuan teknologi 5G, tetapi juga sudah memiliki rencana untuk membendungnya. Lebih dari itu, Kemenkominfo pun harus memosisikan diri berada di atas dua tangan yang dioperasikan oleh operator proxy war.
