Siapa yang operator proxy war-nya? Pertanyaan ini pastinya sulit mendapatkan jawabannya.
Â
Propaganda ISIS yang Sulitkan Kemenkominfo
Menurut "The ISIS Twitter Sensus" yang ditulis oleh JM Berger dari Brookings Institution dan seorang ahli teknologi bernama Jonathon Morgan, ISIS lebih berhasil memanfaatkan teknologi internet ketimbang kelompok radikal lainnya.Â
Dalam kurun September hingga Desember 2014 ditemukan setidaknya 46 ribu akun Twitter yang dianggap sebagai pendukung ISIS. Untuk situs, saat itu tercatat sekitar 9.800 situs yang gencar melancarkan propaganda ISIS/Terorisme. Padahal, pada 2013 saja jumlahnya masih 2.650 situs.Â
Pada 2015, BNPT mencanangkan 2015 sebagai "Tahun Damai di Dunia Maya". Ketika itu, jumlah situs pro-ISIS naik secara signifikan. Begitu juga dengan jumlah akun Twitter. Sebagian besar akun tersebut dibuat pada tahun 2014 dan setiap bulanya rerata lebih dari 1.000 akun terkait ISIS yang ditutup.
Sialnya lagi, Menkominfo pun mengaku kesulitan memblokir situs-situs penyebar terorisme. Jadi,.jangan pernah berharap pemerintah dapat memenangi peperangan di dunia maya.Â
Jika di dunia maya pemerintah kesulitan, di dunia nyata pun demikian, pemerintah masih kebingungan mengantisipasi ISIS. Sementara Perppu yang ditunggu aparat penegak hukum justru menjadi polemik.
Di dunia nyata dukungan terbuka kepada ISIS dan Baghdadi pertama kali muncul pada 8 Februari 2014. Ratusan orang mendeklarasikan dukungannya kepada ISIS di halaman kampus Universitas Islam Negeri Ciputat, Tangerang.
Kemudian pembaitan ratusan orang pendukung ISIS di auditorium Syahida Inn, Kampus II UIN Ciputat pada 7 Juli 2014. Mereka yang dibaiat datang dari berbagai daerah yakni Jabodetabek, Banten, Sukabumi, Cianjur, Lampung, Riau, Batam, dan lainnya.
Virus Duta Damai yang tidak Mempandemi