Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

War Takjil dan Toleransi

31 Maret 2024   07:45 Diperbarui: 31 Maret 2024   12:22 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2024/03/26/f9daa_takjil.jpg

Cerita tentang video TikTok dan channel YouTube yang dibagikan membuka jendela menarik tentang keragaman pengalaman dan reaksi masyarakat terhadap bulan suci Ramadan dan tradisi war takjil. Tidak ketinggalan youtuber dengan nama channel "nihonggo mantapu" juga ikutan.
Sejak awal Ramadan war takjil sudah mulai viral di platform Tik tok. Beragam kreativitas nonis memperlihatkan membeli takjil dan bahkan ada yang memborongnya sehingga jualan si ibu langsung habis.

Kita juga bisa melihat para suster dengan pakaian khasnya berbelanja takjil di sekitar ruas jalan yang ada di gereja atau di tempat tinggalnya. Mereka dilayani dengan sangat baik oleh si penjual tanpa memandang agamanya.

Ada juga video unik yang memperlihatkan beberapa perempuan berpakaian ala suster terlihat ikutan menjual takjil dan ada juga  membagikan takjil secara gratis sambil meyakinkan kepada penerima bahwa yang dia bagikan adalah makanan halal dan tampak beberapa pejalan kaki dan pengendara motor menerima pembagian tersebut.

Screen shoot https://kumparan.com/kumparan-plus/war-takjil-gak-cuma-buat-yang-puasa-22Q0AtoR5b1
Screen shoot https://kumparan.com/kumparan-plus/war-takjil-gak-cuma-buat-yang-puasa-22Q0AtoR5b1

Beberapa poin penting tentang war Takjil

1. Keragaman Pakaian dan Semangat Kebersamaan

Video yang menunjukkan cindo atau Cina Indonesia mengenakan pakaian muslim sambil bercanda dan bergembira mencerminkan inklusivitas dan semangat kebersamaan. Ini merupakan contoh positif bagaimana perbedaan budaya dan agama dapat bersatu dalam momen berbagi. Kegembiraan mereka dalam menyambut Ramadan dan tradisi war takjil menunjukkan rasa saling menghormati dan toleransi di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk.

2. Memahami Makna Puasa

Namun, pernyataan "ayo kita kalahkan muslim dalam berburu takjil" dalam video tersebut mungkin menimbulkan perdebatan. Bagi seorang Muslim, berpuasa bukan sekadar menahan lapar dan haus. Lebih dari itu, puasa adalah bentuk ibadah yang melibatkan pengendalian diri, menahan hawa nafsu, dan meningkatkan kesadaran spiritual. Puasa merupakan latihan spiritual untuk mencapai ketakwaan dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

3. Menumbuhkan Toleransi dan Pengertian

Meskipun pernyataan tersebut mungkin bermaksud humor, penting bagi kita untuk memahami bahwa setiap individu memiliki pengalaman dan pemahaman yang berbeda tentang puasa. Toleransi adalah kunci untuk menjaga kerukunan dan menghormati perbedaan. Kita perlu menghindari perbandingan yang dapat memicu kesalahpahaman dan perpecahan.

4. War Takjil: Lebih dari Sekadar Makanan

War takjil bukan hanya tentang makanan, tetapi juga tentang mengisi hati dengan kebaikan dan cinta. Tradisi ini merupakan momen berbagi dan mempererat tali persaudaraan antar sesama. Ini adalah kesempatan untuk menunjukkan empati dan kepedulian terhadap orang lain, terutama bagi mereka yang kurang mampu.

5. Memperkuat Toleransi dan Persatuan

Mari kita jadikan bulan Ramadan dan tradisi war takjil sebagai momentum untuk memperkuat toleransi dan persatuan di tengah masyarakat. Kita perlu saling menghargai perbedaan dan menjalin hubungan yang harmonis. Dengan semangat kebersamaan dan saling pengertian, kita dapat membangun Indonesia yang lebih damai dan sejahtera.

https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/03/20/85258-bule-beli-takjil.jpg
https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/03/20/85258-bule-beli-takjil.jpg

Beberapa video viral

Pendeta dan War Takjil

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun