War Takjil Bukti Sahih Semakin Dewasanya Cerita Toleransi di Indonesia

Akar rumput kering bila disiram bensin, tak ayal akan terbakar dengan cepat, ini juga yang menyisakan ke khawatiran sejumlah orang, tentang situasi beragama di Indonesia, soal gesekan antar umat beragama hingga pertikaian umat seagama, kerap menjadi headline dan menjadi tajuk pemberitaan media. 

Pernah pula bangsa yang kita cintai mengalami dilema untuk saling bertoleransi antar umat beragama, agar tercipta damai di tanah yang kita pijaki bersama. Adalah satu kenyataan bahwa umat Islam di Indonesia merupakan mayoritas, itu tak terbantahkan hingga saat ini.

Litbang Kompas pada tahun 2022,menyebutkan 62,2 % responden menyatakan bahwa masyarakat Indonesia cukup toleran. Sesuatu yang baik semestinya harus kita gaungkan, semoga saja toleransi di Indonesia akan selalu baik baik saja tanpa kendala.

Yang bikin bangga adalah ketika Setara Institute yang melakukan penelitian Laporan Indeks Kota Toleran 2023, menyebutkan Bekasi berada di urutan nomor dua sebagai kota paling toleransi di Indonesia, dengan skor 6,46.

Ternyata Bekasi berada di posisi runner up, sebuah pencapaian yang di syukuri bahwa ekosistem toleransi di Bekasi berupa kinerja masyarakat, kinerja tokoh tokoh ulama, tokoh sosial agama dan elemen masyarakat sipil cukup mumpuni dan saling toleran.

Semoga penyelenggaraan toleransi kehidupan bermasyarakat menemukan momentum penting, bahwa perbedaan keyakinan bukan halangan untuk hidup rukun dan juga guyub, hal ini pula yang kita temukan pada Ramadan tahun ini.

Denyut Toleransi Itu Bernama War Takjil

Penganan takjil yang tahun ini jadi cerita berkelas tentang toleransi( sumber gambar:dokpri)

Aneka gorengan, kue basah, lumpia, arem arem, kolak, sup buah, es cendol dawet, tempe mendoan hingga es kelapa muda merupakan item penting ketika membatalkan puasa. Secara umum orang menyebutnya takjil, namun jangan salah lho, bahwa takjil tak berhubungan dengan nama makanan.

Dalam KBBI, takjil mempunyai makna mempercepat dalam berbuka puasa, namun entah siapa yang memulainya, takjil menjadi glorifikasi untuk penyebutan menu menu penghantar berbuka, tapi btw deh akhirnya takjil pula yang mengingatkan kita akan indahnya toleransi.