"No pic hoax" begitu kampanye yang dilancarkan sebagai bentuk perlawanan atas informasi yang disebar tanpa menyertakan foto. Penyertaan foto dalam unggahan di media sosial dianggap sebagai bukti valid atas informasi yang diunggah.
Celakanya, saat ini kampanye "No pic hoax" sudah tidak lagi berarti, sebab tidak sedikit dari informasi hoax yang justru dikuatkan dengan penyertaan foto, bahkan video.
Baca: Jangan Mudah Dihasut Foto "Pilkada DKI 2017 Curang"
Pada 2 Maret 2011 terjadi aksi penembakan terhadap tentara Amerika di Bandara Internasional Frankfurt, Jerman, Hasil investigasi, menyebutkan jika pelaku yang diketahui bernama Arid Uka melakukan serangan tersebut setelah menyaksikan video yang diterimanya lewat Facebook.
Belakangan diketahui jika video tersebut bukanlah kejadian yang sebenarnya, tetapi hanya adegan syuting film.
Baca: Kalau Tidak Mau Jadi Uka-uka, Ikuti Ritual Ini Saat Bermedsos
Membendung informasi hoax bukanlah persoalan yang mudah. Ada banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satunya adalah faktor bad news yang lebih menarik daripada good news.
Pada umumnya informasi hoax yang menyebar berkontenkan meteri negatif. Dan, informasi negatif lebih banyak menarik perhatian pengguna warganet ketimbang informasi positif.
Tidak mengherankan jika banyak rumah produksi yang lebih memburu dan meng-infotainmen-kan gosip perceraian artis ketimbang peristiwa pernikahan artis.
Â
Saran Patih Sengkuni untuk Pengguna Medsos