Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Zhu Lin dan Alycia Parks Raih Gelar WTA Pertama di Hua Hin dan Lyon

6 Februari 2023   20:09 Diperbarui: 9 Februari 2023   14:07 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi Alycia Parks dalam sebuah turnamen. (Sumber foto: Tennis.com/Boris Streubel)

Dua kejutan besar terjadi di dua turnamen lapangan keras WTA 250 di Thailand dan Perancis pada Minggu (5/2/2023) lalu. 

Kejutan pertama terjadi di turnamen HuaHin Championships atau Thailand Open 2023 ketika Zhu Lin (China) yang tidak diunggulkan tampil sebagai juara tunggal putri. 

Sedangkan kejutan kedua terjadi di Lyon Open atau 6E Sens Metropole de Lyon 2023 kala petenis bukan unggulan Alycia Parks (Amerika Serikat/AS) sukses menggondol trofi juara.

Di lapangan utama True Arena Huahin di kota Huahin, Thailand, Zhu merebut gelar WTA pertamanya di sepanjang kariernya. Dalam pertandingan babak final tunggal putri, petenis 29 tahun itu membungkam petenis Lesia Tsurenko (Ukraina) yang juga merupakan petenis non unggulan dengan skor 6-4, 6-4.

Beberapa jam setelah kemenangan Zhu di Thailand, Parks juga sukses merebut gelar turnamen WTA pertamanya di sepanjang kariernya. Di babak final tunggal putri yang berlangsung di arena tertutup Palais des Sports Gerland di kota Lyon, Perancis, Parks mengalahkan unggulan teratas Caroline Garcia (Perancis) lewat pertandingan dua set yang cukup intens dan menegangkan 7-6(9-7), 7-5.

Zhu Lin, juara di tunggal dan runner-up di ganda

Zhu Lin menjadi petenis yang paling berbahagia di sepanjang Thailand Open 2023. Petenis berusia 29 tahun tak dapat menyembunyikan kebahagiannya atas pencapaiannya di HuaHin, menjadi juara tunggal putri dan runner-up ganda putri.

Jadi dalam satu hari, Zhu harus menjalani dua pertandingan final. Ia bertanding di final nomor tunggal terlebih dahulu pada petang hari, lalu lanjut malam harinya turun di final nomor ganda.

Aksi Zhu Lin dalam sebuah pertandingan. (sumber foto: CGTN/CFP)
Aksi Zhu Lin dalam sebuah pertandingan. (sumber foto: CGTN/CFP)
Di final tunggal putri, baik Zhu Lin dan Leisa Tsurenko bukan merupakan petenis unggulan. Keduanya mencapai babak puncak setelah menyingkirkan beberapa petenis unggulan.

Di babak pertama, Zhu menang atas unggulan ketiga yang merupakan rekan senegaranya, Wang Xiyu, dengan rubber set. Setelah menyingkirkan Jang-su Jeong (Korea Selatan) dan Tamara Zidansek (Slovenia) di babak kedua dan perempat final, Zhu kembali bertemu dengan rekan senegaranya yaitu Wang Xinyu. 

Zhu menang atas unggulan ketujuh itu dengan dua set langsung 6-2, 6-4, yang membuatnya melenggang ke babak final.

Sedangkan lawannya Tsurenko juga punya catatan tak kalah keren. Petenis berusia 33 tahun itu menyingkirkan unggulan keempat Anna Kalinskaya (Rusia) di babak kedua, lalu menyingkirkan unggulan keenam Tatjana Maria (Jerman) dengan skor mantap 6-1, 6-1.

Di babak semifinal, Tsurenko menang atas unggulan teratas sekaligus juara US Open 2019 Bianca Andreescu (Kanada) dengan 7-5, 4-0 (ret.). Andreescu mundur dari pertandingan karena mengalami cedera bahu. Mundurnya Andreescu membuat Tsurenko secara otomatis melaju ke final dan bertemu dengan Zhu.

Lolosnya Zhu dan Tsurenko ke babak final memberikan harapan besar bagi keduanya. Tsurenko sedang membidik gelar pertama di tahun 2023 dan gelar kelimanya sepanjang kariernya, sedangkan Zhu sedang membidik gelar WTA perdananya.


Di pertandingan babak final yang diadakan di arena terbuka, Tsurenko sempat unggul 2-0 di set pertama sebelum akhirnya Zhu mampu mengejar dan menyamakan skor menjadi 2-2 dan 3-3. Zhu sempat unggul 5-3, namun Tsurenko mampu membuat love game di game kesembilan membuat kedudukan menjadi 5-4.

Zhu segera gercep kembali ke track, mengatur strategi agar ia bisa memenangkan set pertama. Ketika Tsurenko memegang servis di game kesepuluh, Zhu membalas love game sekaligus menutup set pertama dengan forehand keras yang meluncur ke area kosong Tsurenko.

Di set kedua, Zhu bermain lebih agresif dengan menekan Tsurenko dengan groundstrokes tajam. Game kesembilan adalah game yang paling menantang bagi Zhu ketika Tsurenko berhasil mematahkan servis Zhu setelah empat kali deuce dan empat kali advantage.

Alhasil di game kesepuluh set kedua, Zhu menghadapi situasi yang sama dengan set pertama. Ia unggul 5-4 dimana itu adalah angka yang cukup kritis. Dengan cara apapun ia harus memenangkan game tersebut atau peluangnya bakal sirna.

Ketika Zhu memimpin 40-30, ia berusaha mengumpan bola dengan backhand kerasnya. Siasatnya berhasil, Tsurenko berhasil mengejar bola tetapi pukulannya membuat bola melayang di udara. 

Bersamaan dengan itu, Zhu lekas bergerak maju ke arah net dan dengan sigap memukul bola dengan two-handed backhand volley yang melesat begitu cepatnya ke bidang permainan Tsurenko yang kosong.

Zhu pun menutup set kedua dengan 6-4 sekaligus memastikan diri menjadi juara tunggal putri Thailand Open 2023. Total ia memerlukan waktu satu jam 45 menit untuk menyelesaikan pertandingan final guna mewujudkan mimpi gelar WTA pertamanya di sepanjang karirnya.

Zhu Lin mendapatkan trofi juara dan hadiah uang sebesar USD 31 ribu atau sekira 470 juta rupiah. Kemenangan Zhu membuatnya diganjar poin sebanyak 280 poin, membuat peringkatnya meroket dari 54 ke 41 WTA. Untuk pertama kalinya Zhu berhasil menembus Top 50 WTA.

Sebagai finalis, Tsurenko memperoleh hadiah uang sebesar USD 18,037 atau sekira 274 juta rupiah. Ia juga mendapatkan tambahan poin sebesar 180 yang berdampak signifikan terhadap peringkatnya yang naik dari posisi 136 ke 100 WTA.

Hasil di Thailand tersebut sepertinya menjadi awal bagi Tsurenko untuk kembali masuk ke jajaran petenis papan atas dunia. Tsurenko pernah duduk di posisi 23 dunia di tahun 2019 lalu sebelum cuti panjang karena cedera siku.

Di nomor ganda, gelar juara juga direbut oleh ganda bukan unggulan Taiwan Wu Fang-hsien/Chan Hao-ching (Angel Chan). Di babak final, mereka mengalahkan duet China Zhu Lin/Wang Xinyu yang juga merupakan ganda non unggulan dengan skor 6-1, 7-6(8-6).

Sebagai informasi, ganda Aldila Sutjiadi (Indonesia)/Miyu Kato (Jepang) juga mengikuti turnamen ini dan ditempatkan sebagai unggulan kedua. Sayangnya, juara ganda ASB Classic 2023 itu kandas di babak pertama setelah disingkirkan oleh ganda bukan unggulan Anna Kalinskaya (Rusia)/Linda Fruhvirtova (Ceko) straight set 3-6, 0-6.

Alycia Parks bungkam Caroline Garcia di negaranya

Parks mendarat di Lyon usai pencapaiannya yang kurang memuaskan di grand slam Australian Open 2023 lalu. Petenis 22 tahun itu tersingkir di babak kedua kualifikasi setelah kalah dari petenis remaja Sara Bejlek (Ceko).

Pilihannya mengikuti Lyon Open 2023 tidak salah. Parks membuat kejutan demi kejutan sejak babak pertama hingga akhirnya sukses menjadi juara. Gelar di Lyon ini merupakan gelar perdananya sejak terjun ke tenis profesional tahun 2018 lalu.

Lawannya di babak final, Garcia, bukanlah petenis kaleng-kaleng. Unggulan teratas berusia 29 tahun itu merupakan salah satu petenis yang paling bersinar di sepanjang tahun 2022. Garcia adalah juara WTA Finals 2022, jawara WTA 1000 Cincinnati Masters 2022 dan semifinalis US Open 2022.

Parks tampil dengan modal servis keras, backhand yang cantik serta forehand ciamik. Gaya permainan Parks sepintas mengingatkan kita dengan mantan ratu tenis dunia Serena Williams (AS). Begitu pula dengan caranya berjalan serta teriakan semangatnya usai mencetak poin.

Permainan petenis berbakat kelahiran Atlanta, Georgia, ini tampaknya semakin berkembang. Sekadar merekap catatan Parks di Lyon 2023, ia membuat kejutan pertama setelah menang atas unggulan keempat Petra Martic (Kroasia) di babak kedua dengan rubber set.

Selanjutnya di babak perempat final, Parks membuat kejutan berikutnya setelah menyingkirkan unggulan ketujuh Danka Kovinic (Montenegro) dengan dua set langsung. Di babak semifinal, Parks menang atas petenis non unggulan Maryna Zanevska (Belgia) juga dengan straight set.


Di babak final, Parks merupakan petenis underdog yang untuk pertama kalinya tampil di center court sebagai petenis tunggal. Garcia yang bertanding di negaranya sendiri sudah pasti menjadi bintangnya dan mendapat dukungan lebih banyak dari para audiens.

Namun Parks mampu tampil tenang dan penuh percaya diri, dengan telaten mencetak poin demi poin hingga mampu merebut set pertama 7-6(9-7) dalam waktu 57 menit, durasi yang cukup lama untuk pertandingan babak pertama. 

Di set pertama, kedua petenis saling menyamakan kedudukan sejak kedudukan 1-1, 2-2, dan seterusnya hingga 6-6 sehingga terjadi tie break yang akhirnya dimenangkan Parks.

Sekilas tentang Parks, ia merupakan petenis all-rounder dengan variasi pukulan yang baik. Servis kerasnya cakep, begitu pula groundstrokes-nya dari garis belakang mantap menyisir tepi lapangan demi menghasilkan angka.

Ia juga piawai melancarkan voli maut dari balik net. Footwork-nya yang lincah meng-cover lapangan dengan baik.

Garcia tampaknya mewaspadai servis keras Parks, padahal Garcia sendiri merupakan salah satu petenis putri dengan servis terkeras di dunia. Sepanjang pertandingan, Parks mencetak 15 kali servis as sedangkan Garcia hanya empat kali.

Pertandingan kedua petenis di set kedua tak kalah sengit, berlangsung selama 70 menit dengan skor kemenangan Parks 7-5. Sebagaimana set pertama, di set kedua ini kedua petenis yang sama-sama agresif ini masih saling bersaing sejak kedudukan 1-1, 2-2, hingga 5-5.

Tapi rupanya skor Garcia sudah terkunci di game kesepuluh. Di game kesebelas, Garcia hampir saja mematahkan servis Parks tetapi segera diakhiri dengan kemenangan Parks. Parks yang bermain konsisten pada akhirnya merebut game kedua belas setelah Garcia melakukan double faults atau kesalahan servis ganda.

Berbeda dengan petenis lainnya yang memastikan diri menjadi juara, ekspresi Parks tampak tenang saja menyambut kemenangannya. Petenis bertinggi 1,85 meter itu hanya mengangkat tangan kirinya ke atas, tampaknya mengucap syukur kepada Yang Maha Kuasa atas keberhasilannya malam itu.

Sedangkan Garcia tampak tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya setelah gagal juara di turnamen yang sebetulnya merupakan turnamen yang sempurna bagi dirinya. Ia menyalami Parks dengan senyum kecut.

Sebagai juara tunggal putri, Alycia Parks meraih trofi juara dan hadiah uang sebesar EUR 29,760 atau sekira 448 juta rupiah. Ia juga mendapatkan poin juara sebesar 280 yang membuat peringkatnya melesat dari posisi 79 ke 51 dunia.

Sedangkan runner-up Garcia mendapatkan hadiah uang sebesar EUR 17,590 atau sekira 264 juta rupiah. Garcia juga menerima poin sebesar 180 poin tetapi tidak berdampak pada peringkatnya, tetap berada di posisi 5 WTA.

Sementara itu gelar ganda Lyon Open 2023 direbut oleh ganda bukan unggulan Bibiane Schoofs (Belanda)/Cristina Buca (Spanyol). Di babak final, mereka menang atas ganda bukan unggulan lainnya Alexandra Panova (Rusia)/Olga Danilovic (Serbia) dengan dua set langsung 7-6(7-5), 6-3.

***

Sumber data dan informasi:
WTA Tennis 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun