Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Penculikan Anak Kian Marak, Bagaimana Cara Lindungi Anak-anak?

29 November 2019   13:10 Diperbarui: 29 November 2019   16:32 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (HavokJournal.com)

Kedua, orangtua supaya bijak dalam memberikan fasilitas telepon genggam kepada anak. Kadang orang tua merasa perlu memberikan telepon genggam pintar atau gawai lainnya kepada anak untuk mendukung aktivitas kesehariannya. Juga agar orangtua lebih mudah menghubungi sang buah hati.

Konsekuensinya, orangtua harus mengawasi aktivitas anak ketika berselancar di internet termasuk menggunakan media sosial. Khususnya media sosial di mana rawan terdapat predator yang bisa saja mengamati tingkah polah sang anak dari jauh.

Beri pesan kepada anak-anak agar jangan pernah menambahkan akun orang-orang yang tidak ia kenal di akun media sosialnya. Pastikan akun media sosial orangtua juga terhubung dengan akun media sosial anak sehingga orangtua bisa mengawasi.

Beri pengertian kepada anak supaya tidak mengunggah foto-foto aktivitasnya di media sosial, termasuk tidak memasang status lokasi di mana anak berada, kecuali jika akun media sosial anak hanya terhubung pada keluarga atau teman sekolah misalnya. 

Tidak terbayangkan apabila seorang predator mengetahui lokasi sang anak, ia akan memikirkan seribu cara untuk melakukan niat jahatnya.

Ketiga, pastikan ada yang mengantar sang anak ke sekolah dan menjemputnya ketika pulang sekolah. Akan jauh lebih baik dan lebih aman bila orangtua sang anak yang melakukannya. Tetapi bila orang tua berhalangan, bisa meminta bantuan kerabat dekat atau orang dewasa lain yang dipercaya oleh keluarga.

Pihak sekolah juga harus tahu sang anak diantar dan dijemput oleh siapa. Apabila guru di sekolah tidak mengenal penjemput muridnya, guru harus mendapatkan konfirmasi dari orangtua anak terlebih dahulu, misalnya lewat telepon. Akan lebih baik bila memanfaatkan fitur video call agar sang guru dapat menunjukkan wajah penjemput anak kepada orang tuanya.

Tetapi bila sang anak sehari-hari berjalan kaki baik berangkat ke sekolah dan pulang sekolah, beri pengertian kepada sang anak agar selalu berjalan bersama teman-temannya. Jangan pernah berjalan sendiri. Beri pesan kepada anak supaya menjauhi orang asing atau kendaraan apapun yang mendekati mereka.

Saya pernah melihat seorang bocah laki-laki siswa Taman Kanak-Kanak (TK) yang berjalan ke sekolah sendiri tanpa didampingi oleh orang tuanya. Mungkin karena rumahnya tidak jauh dari sekolah jadi orangtua tidak menemaninya berangkat ke sekolah. DI situ kadang saya merasa gemas dengan orangtua semacam itu. Walaupun mungkin tidak jauh, anak itu harus diantar oleh orangtuanya, apalagi ia masih TK.

Oh ya, hindari juga memberi perangkat sekolah anak yang mengandung nama anak, terutama tas sekolah. Tas sekolah anak yang bertuliskan nama anak sepintas nampak biasa saja, tetapi itu bisa berbahaya. Bagaimana bila tiba-tiba penculik membacanya, lalu mendekati sang anak dan memanggil namanya?

Bisa saja ia mengaku saudara dari jauh atau tetangga satu kampung atau kompleks. Apalagi bila nada bicaranya terdengar manis dan akrab, bisa-bisa sang anak percaya dan ia pun pergi bersama sang penculik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun