Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Penculikan Anak Kian Marak, Bagaimana Cara Lindungi Anak-anak?

29 November 2019   13:10 Diperbarui: 29 November 2019   16:32 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (HavokJournal.com)

Orangtua yang sedang bekerja pun menjadi terganggu pekerjaaannya, khawatir kalau terjadi sesuatu hal pada anaknya. Apalagi bila orangtua bekerja jauh dari lingkungan tempat tinggal atau sekolah anak.

Kalau sudah kejadian, bisa menyesal orangtua seumur hidup. Membayangkan anak tercintanya tersiksa di luar sana, kepanasan, kedinginan, kelaparan. Seperti anak yang diculik di Kartasura, ia diajak mengamen di jalan yang kala siang pasti terik. "Beruntung" anak itu diculik oleh pengamen. Bila diculik oleh kaum pedofilia, pasti lebih mengenaskan. Lebih menyedihkan lagi kalau anak itu diculik oleh psikopat keji. Bisa-bisa sang anak tidak tertolong lagi.

Beberapa cara orangtua melindungi anak dari bahaya penculikan anak
Kasus penculikan anak memang baru bisa ditindaklanjuti dengan segera oleh kepolisian berdasarkan laporan dari orangtua korban atau masyarakat. Namun penculikan anak seharusnya bisa dicegah dengan sejumlah langkah antisipasi yang bisa dilakukan oleh orangtua dan si anak sendiri. Berikut beberapa masukan yang mungkin bermanfaat bagi orangtua.

Kompasianer Cucum Suminar pernah menulis sebuah artikel berjudul "Tips Menghindari Penculikan Anak". Meskipun tulisan tersebut diunggah tahun 2014 lalu, tulisan itu masih relevan dengan situasi sekarang ini. Nah, tulisan ini memperkaya tulisan tersebut, ditambah dengan sejumlah referensi dan pandangan pribadi.

Bagaimana cara orangtua melindungi anak dari bahaya penculikan anak? 

Pertama, hindari mengunggah foto anak atau foto keluarga di media sosial. Orangtua kadang alpa dengan kewaspadaan di media sosial. Saking ikut bahagianya dengan ultah sang anak misalnya, orangtua mengunggah foto-foto ultah anak di media sosial.

Sebelum mengunggah foto anak, pastikan bahwa circle di media sosial adalah orang-orang yang kita kenal. Misalnya keluarga besar, teman kantor, atau tetangga satu kompleks. 

Apabila akun media sosial kita terkoneksi dengan akun orang-orang yang tidak kita kenal, sebaiknya pertimbangkan baik-baik sebelum mengunggah foto tersebut.

Kita tidak tahu karakter orang-orang "asing" yang terkoneksi dengan kita di media sosial. Bisa saja di antara mereka ada penculik anak, pedofilia atau mungkin psikopat jahat. Menghindari memajang foto anak di media sosial jauh lebih bijaksana, juga lebih menenangkan hati orang tua.

Bila orangtua merasa perlu membagikan foto-foto ulang tahun anak misalnya, pastikan bahwa akun media sosial orangtua hanya terhubung dengan orang-orang yang dikenal dengan baik. 

Foto bisa juga dikirim secara japri ke anggota keluarga, sanak famili atau teman akrab. Tidak ada yang salah dengan membagikan foto sang anak, tetapi kewaspadaan tetap menjadi nomor satu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun