Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

US Open 2019 Dimulai, Apakah Osaka Bisa Juara Lagi atau Ada Kejutan Baru?

28 Agustus 2019   13:40 Diperbarui: 28 Agustus 2019   13:48 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arthur Ashe Stadium, Flushing Meadows (sumber: USOpen.org)

Turnamen grand slam tenis terakhir di tahun 2019, US Open 2019, telah memulai babak utama sejak 26 Agustus 2019 hingga nanti 8 September 2019. Seluruh pertandingan berlangsung di USTA Billie Jean King National Tennis Center di Flushing Meadows-Corona Park, New York City, Amerika Serikat.

US Open tahun ini adalah penyelenggaraan yang ke-139 sejak pertama kali resmi diadakan tahun 1881 silam. US Open adalah turnamen tenis tertua di dunia setelah Wimbledon.

Tulisan ini adalah bagian kedua dari tulisan sebelumnya "US Open 2019 Dimulai, Siapa yang Berpeluang Juara di Tunggal Putra?"  Bagian pertama tulisan lebih fokus mengulas nomor tunggal putra, sedangkan tulisan ini akan menitikberatkan pada tunggal putri.

Petenis putri Jepang, Naomi Osaka, sebagai juara bertahan sekaligus petenis nomor satu dunia diunggulkan di tempat pertama. Unggulan kedua adalah Ashleigh Barty dari Australia dan unggulan ketiga adalah Karolina Pliskova dari Ceko.

Sekadar merekap grand slam tenis sebelumnya di tahun 2019 ini, di nomor tunggal putri kerap terjadi kejutan. Bukan di grand slam saja, kejutan juga terjadi di turnamen manapun baik di level International, Premier 5 dan Premier Mandatory.

Awal tahun ini, Osaka merebut gelar Australian Open 2019. Di babak final ia mengalahkan Petra Kvitova dari Ceko. Lalu French Open 2019, gelar juara diraih oleh petenis Australia, Ashleigh Barty. Tampil sebagai runner up adalah petenis muda Ceko yang tidak diunggulkan, Marketa Vondrousova. 

Partai final Wimbledon 2019 lagi-lagi mempertemukan petenis yang berbeda dari partai final dua grand slam sebelumnya. Kali ini Simona Halep dari Rumania yang berhasil merebut gelar juara setelah mengalahkan petenis Amerika Serikat (AS) Serena Williams.

Nah, apakah di US Open 2019 kali ini Osaka bisa mempertahankan gelarnya, atau akan ada partai final baru lainnya? Apakah akan ada kejutan baru sebagaimana grand slam sebelumnya?

Sebagaimana kita ketahui, di dunia tenis profesional putri sedang terjadi anomali dimana belum ada petenis yang mendominasi. Sejak era Williams bersaudara, nyaris tidak ada lagi petenis yang dominan.

Untuk saat ini bisa dibilang kemampuan petenis putri berimbang. Seorang petenis bukan unggulan bisa saja menggebrak lapangan dengan mengalahkan petenis Top 10. Lihatlah Osaka, meskipun menjadi ratu tenis dunia, berapa kali sudah ia tumbang di babak awal usai meraih gelar juara Australian Open 2019 lalu? Bahkan ia pernah kandas di babak pertama Wimbledon 2019.

Vondrousova bukan siapa-siapa sebelum menjadi finalis French Open 2019 lalu. Tetapi ketika mampu mengalahkan empat petenis unggulan, tiba-tiba saja orang penasaran dengannya. Pencapaiannya hingga babak final sempat menjadi perhatian dunia. Peringkat dunianya pun meroket tajam.

Tetapi, tiga minggu kemudian, ia malah tersingkir di babak pertama Wimbledon 2019. Sayangnya di US Open 2019 ini, Vondrousova mengundurkan diri karena cedera pergelangan tangan.

Itulah beberapa contoh anomali di dunia tenis putri. Bisa saja di US Open 2019 ini terjadi banyak kejutan. Apalagi US Open kali ini juga diramaikan dengan masuknya sejumlah petenis muda berbakat di babak utama. Mereka berharap dapat menorehkan catatan apik di awal karir tenis profesional mereka.

US Open 2019 kali ini juga menjadi persaingan perebutan kursi nomor satu dunia, khususnya bagi petenis peringkat 1 hingga 4 WTA. Secara berturut-turut mereka adalah Osaka, Barty, Pliskova dan Halep. Hal ini karena selisih poin diantara mereka sangat berdekatan.

Apabila salah satu dari mereka tampil sebagai juara, selain gelar juara dan hadiah uang milyaran rupiah, mereka juga berhak duduk di posisi nomor satu dunia. Tidak mudah bagi mereka di tengah kompetisi tenis profesional putri yang sangat ketat.

Untuk mempertahankan posisi nomor satu dunia, Osaka harus menjuarai turnamen ini. Begitu juga dengan Halep, posisi puncak WTA bisa menjadi miliknya apabila ia mampu juara. Sedangkan untuk Barty dan Pliskova, peluang menjadi petenis nomor satu dunia terbuka lebar cukup dengan lolos ke babak semifinal. Dengan catatan bila Osaka tersingkir di babak tersebut atau babak sebelumnya.

Di tunggal putri US Open 2019, ada lebih banyak petenis yang mengundurkan diri dari babak utama. Dua diantaranya adalah petenis unggulan yaitu Vondrousova (unggulan ke-17) karena cedera, dan Amanda Anisimova, petenis 17 tahun dari AS yang menjadi unggulan ke-24. Anisimova mundur karena sang ayah yang juga pelatihnya baru saja meninggal dunia.

Dengan mundurnya dua petenis tersebut, maka daftar unggulan memasukkan petenis peringkat 32 dunia Dayana Yastremska (Ukraina) menjadi unggulan ke-32, dan peringkat 34 Zhang Shuai (China) menjadi unggulan ke-33.

Petenis remaja putri ramaikan US Open 2019
Total ada 128 petenis putri yang berlaga di babak utama US Open 2019. Dari jumlah tersebut, 16 petenis berasal dari babak kualifikasi yang berlangsung tanggal 19-23 Agustus 2019 lalu. Delapan petenis menerima wild card untuk langsung bertanding di babak utama. Sama seperti tunggal putra, enam wild card diberikan kepada petenis AS, satu untuk petenis Perancis dan satu lagi untuk petenis Australia.

Dua petenis tampil di babak utama lewat fasilitas protected ranking. Mereka adalah Svetlana Kuznetsova dari Rusia, dan Coco Vandeweghe dari AS. Kuznetsova adalah juara US Open 2004, sedangkan Vandeweghe adalah semifinalis US Open 2017. Sebagai informasi, Vandeweghe sudah tersingkir di babak pertama, kalah dari Sofia Kenin dengan angka 6-7(4-7), 3-6.

Sementara itu fasilitas lucky loser diberikan kepada enam petenis. Mereka menggantikan enam petenis yang telah terdaftar di babak utama US Open 2019 namun mengundurkan diri karena berbagai hal.

Empat petenis remaja berbakat AS memperoleh fasilitas wild card. Mereka adalah Cori "Coco" Gauff (15 tahun, peringkat 140), Katie Volynets (17 tahun, peringkat 413), Whitney Osuigwe (17 tahun, peringkat 109) dan Catherine "Caty" McNally (17 tahun, peringkat 121).

Ketika tulisan ini diunggah, McNally berhasil melaju ke babak kedua setelah menang atas Timea Bacsinszky (Swiss) dua set langsung 6-4, 6-1. Sebagai informasi, Bacsinszky adalah semifinalis French Open 2015 dan 2017. Sementara itu Osuigwe kandas di babak pertama setelah kalah dari unggulan ke-5 Elina Svitolina (Ukraina).

 

Cori Gauff (Sumber: TennisWorldUSA.org)
Cori Gauff (Sumber: TennisWorldUSA.org)

Gauff juga mengukir langkah bagus melaju ke babak kedua US Open untuk pertama kalinya. Di lapangan Louis Armstrong Stadium, peserta termuda ini menang tiga set atas petenis 18 tahun dari Rusia, Anastasia Potapova (peringkat 72) dengan angka 3-6, 6-2, 6-4.

Sementara itu, Volynets menyerah di tangan petenis muda Kanada unggulan ke-15, Bianca Andreescu (19 tahun). Andreescu menang 6-2, 6-4. Pertandingan antara petenis remaja ini menarik perhatian banyak penggemar tenis. Andreescu adalah rising star tenis putri, kita akan membahasnya nanti.

Penerima wild card dari Perancis juga seorang remaja 16 tahun bernama Diane Parry. Dara kelahiran Nice itu saat ini berperingkat 334 WTA. Parry pernah membuat kejutan di babak kualifikasi French Open 2018 lalu setelah mengalahkan Jana Fett dari Kroasia yang waktu itu menjadi unggulan ke-5 kualifikasi dan berperingkat 109. Padahal peringkat Parry sendiri waktu itu masih di 9.999 WTA.

Parry gagal maju ke babak kedua. Di babak pertama, ia kalah dari petenis Ceko, Kristyna Pliskova dalam dua set 4-6, 3-6. Sebagai informasi, Kristyna adalah saudara kembar Karolina Pliskova, unggulan ke-3.

Kejutan sudah terjadi di hari pertama
Nah, ternyata sudah terjadi kejutan di babak pertama tunggal putri. Hingga hari ini, sudah lima petenis unggulan tunggal putri tumbang di babak pertama.

By the way, di tunggal putra lebih banyak lagi, sembilan petenis unggulan harus pulang lebih awal. Yang paling mengejutkan adalah unggulan ke-4 Dominic Thiem (Austria) yang kalah dari petenis non unggulan, Thomas Fabbiano (Italia).

Unggulan ke-8 Stefanos Tsitispas dari Yunani juga kandas di babak pertama. Ia kalah dari Andrey Rublev dengan skor sangat ketat 4-6, 7-6(7-5), 6-7(7-9) dan 5-7. Rublev, 21 tahun, pernah mencapai babak perempat final US Open 2017 lalu.

Kembali ke tunggal putri. Unggulan ke-14 Angelique Kerber dari Jerman harus mengakui keunggulan petenis bukan unggulan, Kristina Mladenovic dari Perancis dengan angka 5-7, 6-0, 4-6.

Kerber adalah juara US Open 2016 dan pernah duduk di peringkat 1 WTA. Tahun ini ia tampil kurang memuaskan di arena grand slam, kandas di babak pertama di dua grand slam dan gagal mempertahankan gelar Wimbledon 2018. Didera sejumlah cedera sejak tahun 2016 membuat performa Kerber kurang konsisten.

Bagi Mladenovic, hasil ini menyamai pencapaiannya tahun lalu dimana ia juga lolos ke babak kedua. Catatan terbaiknya di Flushing Meadows terjadi di tahun 2015 silam ketika ia mencapai babak perempat final.

Setelah mampu menang atas Kerber, sepertinya peluang Mladenovic untuk mengulang pencapaiannya itu kian terbuka. Tetapi ia harus melewati babak kedua dulu. Rekan senegaranya, Fiona Ferro, sudah menunggunya. 

Kejutan lainnya adalah tersingkirnya unggulan ke-27, Caroline Garcia dari Perancis. Ia kalah dari Ons Jabeur dari Tunisia dengan kor 7-6(10-8) dan 6-2. Jabeur mengulang pencapaiannya di tahun 2017.

Unggulan ke-24, Garbine Muguruza (Spanyol) juga harus pulang lebih awal. Juara French Open 2016 dan WImbledon 2017 itu lagi-lagi kandas di babak pertama. Ia disingkirkan petenis AS Alison Riske dalam pertandingan tiga set 6-2, 1-6, 3-6.

Petenis Spanyol lainnya, unggulan  ke-28 Carla Suarez Navarro juga terpaksa mengakui keunggulan petenis kualifikasi Timea Babos (Hungaria) dengan angka 2-6 (ret.).

Begitu pula dengan petenis Ceko unggulan ke-31, Barbora Strycova, kalah atas petenis Spanyol Aliona Bolsova rubber set, 3-6, 6-0, 1-6. Padahal pemain spesialis ganda putri ini belum lama ini menjadi semifinalis Wimbledon.

Jadi siapa petenis putri yang berpeluang besar menjadi juara US Open 2019?
Sebuah pertanyaan yang sangat susah untuk dijawab. Tetapi tulisan ini akan mencoba memberikan jawaban berdasarkan data-data pencapaian mereka khususnya di lapangan keras atau hard court. Sumber data diperoleh dari WTATennis.com dan Tennis.com dan sejumlah sumber informasi valid lainnya.

Kita mulai dari Ashleigh Barty. Unggulan ke-2 itu harus bertanding tiga set melawan petenis Kazakhstan Zarina Diyas dengan skor 1-6, 6-3, 6-2. Di babak kedua nanti, ia akan ditantang oleh petenis AS Lauren Davis.

1

Ashleigh Barty (sumber: LastWordOnTennis.com)
Ashleigh Barty (sumber: LastWordOnTennis.com)

Sepertinya, Barty bisa mengatasi Davis. Dari data head to head Barty dan Davis, Barty unggul 1-0. Tetapi kemenangan itu terjadi di lima tahun lalu, tepatnya di babak semifinal Acapulco 2014. Barty menang tiga set.

Dalam susunan draw, Barty berada di grup paruh bawah dimana ada sejumlah petenis lain yang cukup menantang meski peringkatnya berada di bawah Barty. Apabila Barty mampu menghadang laju Davis di babak kedua, kemungkinan ia akan bertemu dengan Maria Sakkari (Yunani) atau petenis kualifikasi Peng Shuai (China). Keduanya adalah petenis yang tidak bisa dipandang sebelah mata.

Data head to head Barty versus Sakkari sejauh ini adalah 3-1 dimana kali terakhir pertemuan mereka adalah di Cincinnati Masters baru-baru ini. Barty menang atas Sakkari di babak perempat final dengan tiga set 5-7, 6-2, 6-0. Tiga kemenangan Barty atas Sakkari terjadi di lapangan keras dan terjadi dalam dua tahun ini. Di atas kertas sepertinya Barty bisa mengatasi Sakkari.

Sementara itu, data head to head dengan Peng adalah 1-1. Pertemuan terakhir keduanya terjadi di tahun 2016 lalu, sudah cukup lama. Barty tidak boleh meremehkan petenis ini. Peng pernah menjadi semifinalis US Open 2014. Namun tahun ini ia harus merunut dari babak kualifikasi karena peringkatnya melorot hingga ke 110 WTA.

Peringkat Peng itu masih di luar cut off peringkat petenis yang bisa langsung bermain di babak utama. Selain cedera, Peng juga punya isu pelanggaran kode etik di tahun 2018 lalu, yang membuatnya tidak boleh bermain di turnamen tenis dalam kalender WTA manapun selama beberapa bulan lamanya.

Bila Barty mampu mengatasi Sakkari atau Peng, kemungkinan ia akan bertemu dengan Mladenovic atau unggulan ke-18 Wang Qiang (China). Data head to head Barty dengan Mladenovic adalah 1-1. Pertemuan terakhir terjadi di turnamen apangan tanah liat Rome Masters tahun ini dimana Barty kalah dari Mladenovic di babak perdelapan final.

Sementara itu, Wang pasti akan berupaya memperbaiki pencapaiannya di tahun 2018 lalu dimana ia lolos ke babak ketiga. Tetapi kalau melihat data head to head, dimana Barty unggul 2-0 atas Wang, kemungkinan Barty akan menang melawan Wang.

Pertemuan terakhir antara Barty dan Wang terjadi di babak final turnamen lapangan keras WTA Elite Trophy 2018 di Zhuhai, China, dimana Barty menjadi juara setelah mengalahkan Wang dua set langsung.

***

Apabila langkah Barty melaju mulus di babak keempat, di babak perempat final nanti kemungkinan besar ia akan berjumpa dengan Serena. Petenis AS unggulan ke-8 itu sedang dalam misi menyamai prestasi petenis legendaris Australia, Margaret Court, yang sudah memegang 24 gelar grand slam tenis.

1

Serena Williams (sumber: Stuff.co.nz)
Serena Williams (sumber: Stuff.co.nz)

Saat ini Serena sudah 23 kali juara grand slam, tinggal satu gelar lagi maka ia bisa menyamai Court. Peluang itu sebenarnya terbuka lebar di final US Open 2018 dan Wimbledon 2019 lalu.

Sayangnya, di final US Open 2018 lalu ia sempat bersitegang dengan wasit Carlos Ramos ketika sedang bertanding melawan Osaka. Hal itu nampaknya mempengaruhi penampilannya. Lalu di Wimbledon 2019, entah bagaimana ia merasa tidak berdaya menghadapi permainan taktis Halep sehingga ia pun menyerah dua set langsung.

Di hari pertama US Open 2019 kemarin, Serena tampil memukau dalam laga babak pertama melawan petenis Rusia, Maria Sharapova. Pertandingan antara Serena versus Sharapova adalah salah satu yang paling ditunggu oleh para penggemar tenis. Bahkan mungkin penggemar olah raga lain juga berminat menontonnya.

Rasanya sayang sekali dua ikon tenis putri itu harus berhadapan di babak awal. Berdasarkan hasil undian, Sharapova, juara US Open 2006 yang kini berperingkat 87 dunia itu, memang harus bertemu dengan Serena di babak pertama. Serena menang atas Sharapova dengan skor nyaris telak, 6-1, 6-1. Padahal di tahun 2018 lalu, Sharapova mampu melaju hingga babak keempat.

Di babak kedua nanti, Serena akan menghadapi rekan senegaranya, petenis remaja McNally. Keduanya belum pernah bertemu. Kemungkinan Serena bisa melewati babak kedua ini dengan mudah. Tetapi melihat McNally mampu menang atas Bacsinszky, rasanya Serena tidak boleh memandang remeh langkah McNally.

Apapun hasilnya, bagi McNally, Serena adalah guru yang memberikan pelajaran berharga. Ia masih sangat muda, karir tenisnya masih panjang. Beruntung ia bisa bertemu dengan Serena di US Open tahun ini.

***

Naomi Osaka pernah mengungkapkan kegalauannya menghadapi US Open 2019. Cedera lutut membuatnya ragu bisa mempertahankan gelar US Open. Cedera itu muncul ketika ia sedang bertanding melawan Kenin di babak perempat final Cincinnati Masters. Kedudukan mereka waktu itu 1-1 dan Kenin telah unggul 2-0 di set penentuan sebelum Osaka memutuskan mundur. Itu membuat Kenin lolos ke babak semifinal.

1

Naomi Osaka (sumber: NYDailyNews.com)
Naomi Osaka (sumber: NYDailyNews.com)

Satu-satunya gelar Osaka tahun ini adalah Australian Open 2019 di bulan Januari lalu. Setelah itu, ia belum menggondol gelar lagi, malah beberapa kali tersingkir di babak awal. Misalnya, selang dua minggu usai menjuarai Australian Open 2019, ia malah tumbang di babak pertama Dubai Tennis Championships pada Februari.

Osaka juga gagal mempertahankan gelar Indian Wells yang merupakan turnamen lapangan keras. Tumbang di babak pertama Wimbledon 2019 lalu terasa menyesakkan dada. Waktu itu ia menjadi unggulan teratas. Peringkatnya pun sempat melorot ke peringkat dua. Tetapi beberapa waktu kemudian ia merebut kembali singgasananya sampai sekarang.

Di US Open 2019 ini, ia punya target juara tetapi dengan beban yang teramat berat. Bila ia gagal juara, peringkatnya terancam melorot hingga kemungkinan di peringkat 4 WTA. Bila ia mampu juara, maka posisi nomor satu dunia sepertinya akan aman hingga laga WTA Finals mendatang.

Osaka sudah berhasil melewati babak pertama meskipun harus ia tempuh dalam tiga set. Ia mengalahkan petenis Rusia Anna Blinkova dengan skor 6-4, 6-7(5-7), 6-2.

Di babak kedua, Osaka akan bertemu dengan Magda Linette dari Polandia. Mereka sudah dua kali bertemu dan skor mereka 1-1 dan semuanya terjadi di lapangan keras. Jadi, peluang Osaka adalah fifty fifty.

Linette tidak boleh dianggap sepele oleh Osaka. Meskipun ia pemegang mahkota ratu tenis dunia, ia harus memandang setiap lawan adalah setara. Karena pada kenyataannya petenis Top 10 WTA tidak lebih baik daripada petenis ranking 20an, 30an, 40an atau bahkan 100an.

Bila Osaka mampu menang atas Linette, bisa jadi ia akan bertemu dengan Gauff di babak ketiga nanti. Petenis termuda US Open 2019 ini masih akan menghadapi petenis yang lolos dari babak kualifikasi, Babos, di babak kedua. Bila Osaka versus Gauff terjadi di babak ketiga, partai tersebut bakal menjadi duel yang menarik. Mungkin sama menariknya dengan partai Serena versus Sharapova.  

***                                                                                                                                                                                

Unggulan ketiga, Karolina Pliskova, punya peluang kembali untuk menjadi petenis nomor satu dunia. Di babak pertama kemarin, ia menang atas rekan senegaranya Tereza Martincova dua set langsung tapi keduanya tie break yaitu 7-6(8-6), 7-6(7-3).

1

Karolina Pliskova (sumber: Rediff.com)
Karolina Pliskova (sumber: Rediff.com)

Karolina (untuk membedakan penyebutan dengan saudara kembarnya, Kristyna Pliskova) berada satu grup dengan petenis terbaik Inggris Johanna Konta (unggulan ke-16) dan Zhang (unggulan ke-33). Baik Konta maupun Zhang sudah memastikan lolos ke babak kedua.

Tentang Konta, tahun ini ia punya catatan bagus di turnamen grand slam yaitu menjadi semifinalis French Open 2019 dan perempat finalis Wimbledon 2019. Di US Open tahun 2018 lalu, Konta tersingkir di babak pertama.

Tahun ini ia bisa melewati babak pertama dengan mengalahkan Daria Kasatkina dari Rusia, lewat pertandingan rubber set 6-1, 4-6, 6-2. Pertandingan Konta versus Kasatkina merupakan partai balas dendam setelah Konta kalah di babak semifinal Kremlin Cup 2018 lalu. Konta kini bisa menyamakan kedudukan 2-2.

Bila Pliskova melaju hingga babak keempat, ia berpeluang bertemu dengan Konta atau Zhang. Dari catatan head to head, hampir pasti Pliskova bakal mampu mengatasi salah satu dari mereka. Pliskova masih unggul 6-1 dari Konta, sedangkan dengan Zhang 7-0 dimana enam diantaranya terjadi di lapangan keras.

Di babak perempat final nanti, kemungkinan ia akan bertemu dengan Svitolina atau salah satu dari petenis AS: Madison Keys (unggulan ke-10), Sofia Kenin (unggulan ke-20) atau Venus Williams. Dari data turnamen lapangan keras terakhir, sepertinya peluang paling besar adalah dengan Keys. Mengapa Keys?

Keys baru saja menggondol gelar turnamen lapangan keras Cincinnati Masters yang merupakan turnamen WTA kategori Premier 5. Perjalanannya ke babak final antara lain dengan mengalahkan Williams di babak perempat final dan Kenin di babak semifinal, masing-masing dengan dua set langsung.

1

Madison Keys (sumber: QCTimes.com)
Madison Keys (sumber: QCTimes.com)

Tentang kiprahnya di US Open, Keys punya catatan bagus. Di US Open 2018 lalu, Keys tampil sebagai semifinalis. Sebelumnya, di US Open 2017 ia malah menjadi runner up. Jadi ia lumayan familiar dengan kondisi lapangan keras US Open. Jelas Keys adalah lawan paling alot apabila keduanya bertemu di babak perempat final. Sejauh ini keduanya juga belum pernah bertemu.

Keys sendiri memastikan diri maju ke babak kedua setelah unggul atas petenis Jepang Misaki Doi dengan dua set langsung 7-5, 6-0. Ia akan menghadapi petenis Asia lainnya, Zhu Lin (China) yang menang di babak pertama atas petenis kualifikasi dan rekan senegaranya Wang Xinyu.

***

Juara Wimbledon 2019, Simona Halep, sudah harus bertanding tiga set di babak pertama. Pada akhirnya ia berhasil lolos ke babak kedua setelah mengalahkan petenis lucky loser peringkat 135 dunia, Nicole Gibbs (AS) 6-3, 3-6, 6-2.

1

Simona Halep (sumber: Scroll.in)
Simona Halep (sumber: Scroll.in)

Kalau melihat catatan perjalanannya di US Open, Halep pernah menjadi semifinalis di US Open 2015, lalu perempat finalis US Open 2017. Namun dalam dua penyelenggaraan berikutnya, Halep selalu kandas di babak pertama. Waktu itu ia memang mengalami sejumlah cedera yaitu cedera tendon Achilles dan cedera punggung.

Tahun 2019 ini nampaknya ia sudah pulih. Dari data grand slam yang ia ikuti sepanjang tahun 2019 ini, pencapaiannya cenderung meningkat. Ia mencapai babak keempat Australian Open disusul perempat final French Open. Meskipun ia gagal mempertahankan gelar di French Open, ia menebusnya dengan menjadi juara Wimbledon.

Nah,  di US Open 2019 kali ini ia sudah memperbaiki catatan buruk tahun lalu dimana ia kalah di babak pertama. Misi utamanya di US Open kali ini adalah menjadi juara agar ia bisa kembali menjadi ratu tenis dunia. Tetapi nampaknya tidak mudah. Halep harus mencermati beberapa petenis yang kemungkinan akan berhadapan dengannya di babak berikutnya.

Di babak pertama saja Halep harus melewatinya dengan tiga set. Di babak kedua, ia akan menghadapi petenis AS lainnya yang mungkin tidak mudah, Taylor Townsend. Townsend, juara tunggal putri junior Australian Open 2012, masuk ke babak utama lewat babak kualifikasi. Ia melangkah ke babak kedua dengan menyingkirkan Kateryna Kozlova (Ukraina).

Bila Halep mampu mengatasi Townsend, di babak ketiga ia akan bertemu dengan pemenang antara Sorana Cirstea (Rumania) dan Bolsova. Bolsova sudah membuat kejutan di babak pertama dengan mengalahkan unggulan ke-31, Strycova.

Apabila Halep bisa melewati babak ketiga, di babak keempat nanti kemungkinan ia akan bertemu dengan Andreescu (unggulan ke-15) atau mantan ratu tenis dunia Caroline Wozniacki, unggulan ke-19 dari Denmark, atau pemain bukan unggulan Danielle Collins (AS).

Tentang Andreescu, ia sudah memastikan diri lolos ke babak kedua dan akan bertemu dengan petenis lucky loser Kristina Flipkens dari Belgia. Mereka belum pernah saling bertemu, tetapi di atas kertas Andreescu bakal mampu menang atas Flipkens. Halep harus mencermati langkah Andreescu yang tahun ini punya catatan bagus di turnamen lapangan keras.

Bila Halep bertemu dengan Wozniacki, di atas kertas bakal berat bagi Halep. Dari data head to head, dari tujuh kali pertemuan mereka, Halep baru menang dua kali. Kekalahan terakhir dari Wozniacki terjadi di babak final Australian Open 2018 lalu.

Sebagai informasi, Wozniacki adalah finalis US Open 2009 dan 2014 dan semfinalis US Open 2010, 2011 dan 2016. Tetapi performa Wozniacki dua tahun terakhir ini sedang menunjukkan penurunan. Ia jatuh bangun dari berbagai cedera.

Karena cedera, ia hanya mampu mencapai babak kedua US Open 2017 dan 2018. Tahun ini pencapaiannya di turnamen grand slam tidak lebih dari babak ketiga. Tetapi tahun ini ia juga punya satu catatan bagus yaitu runner up turnamen Charleston, USA April lalu. Ia kalah dari Keys. Tetapi itu adalah turnamen lapangan tanah liat.

Di babak kedua, Wozniacki punya lawan yang tidak enteng. Collins, meski tidak diunggulkan di US Open 2019, bukanlah lawan yang ringan. Collins, 25 tahun, membuat kejutan awal tahun 2019 lalu dengan mencapai babak semifinal Australian Open 2019.

Pertemuan terakhir Wozniacki-Collins terjadi di arena Roland Garros Mei lalu. Collins unggul 7-6(7-5) sebelum Wozniacki menyatakan mundur dari pertandingan. Angka head to head mereka saat ini 1-1.

Bila Halep bertemu dengan Collins di babak keempat, walaupun Halep masih unggul 1-0, peluang lolos ke babak perempat final adalah fifty fifty. Halep perlu melihat kiprah Collins di tahun 2018 hingga awal tahun 2019 dimana Collins punya catatan bagus di lapangan keras.   

***

Masuk dalam radar petenis yang punya peluang juara US Open 2019 adalah Bianca Andreescu. Petenis remaja Kanada yang sedang naik daun ini digadang-gadang bakal membuat kejutan di Flushing Meadows.

1

Bianca Andreescu (sumber: Sportsnet.ca)
Bianca Andreescu (sumber: Sportsnet.ca)

Sekadar flashback, di turnamen Rogers Cup / Canadian Open pertengahan Agustus lalu, ia tampil sebagai juara setelah menang atas Serena di game keempat. Serena tidak dapat melanjutkan pertandingan karena mengalami cedera punggung.

Sebelumnya, Andreescu sudah pernah menyita perhatian publik tenis dunia ketika ia menjadi juara turnamen level Premier Mandatory, Indian Wells Master atau BNP Paribas Open 2019 di bulan Maret lalu. Level turnamen itu setingkat di bawah grand slam.

Andreescu pada waktu itu adalah petenis peringkat 60 dan tidak diunggulkan, namun mampu menyingkirkan lima petenis unggulan hingga akhirnya menjadi juara. Andreescu pernah mengatakan bahwa ia terinspirasi dengan pencapaian Osaka.

Tahun ini ia lumayan berjaya di turnamen lapangan keras. Selain Rogers Cup dan BNP Paribas Open, Andreescu juga menjadi juara di Newport Beach, AS. Lalu ia juga menjadi semifinalis turnamen Acapulco, Meksiko. Kedua turnamen tersebut juga digelar di lapangan keras. Rasanya cukup beralasan mengapa ia digadang-gadang bakal membuat kejutan di US Open 2019.

***

Dari ulasan di atas, sulit untuk menentukan petenis mana saja yang bakal menjadi juara US Open 2019. Tetapi petenis tunggal putri yang peluang besar menjuarai US Open 2019 adalah, secara berturut-turut: Serena Williams, Karolina Pliskova, Naomi Osaka, Bianca Andreescu dan Madison Keys.

sumber: WTA, US Open, Steve G Tennis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun