Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Orang Indonesia Jangan Kelaparan di Lumbung Pangan

19 Juli 2020   15:28 Diperbarui: 20 Juli 2020   02:34 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Padahal sebenarnya, ragam pangan itu punya akar sejarah yang sangat panjang. Sorgum ini termasuk makanan yang paling awal didomestifikasi manusia, dan penyebarannya juga termasuk yang paling luas. Walaupun di banyak negara, sorgum cenderung banyak dimarjinalkan dalam porsinya sebagai sumber pangan," urainya.

Warga Flores Timur membuat kue camilan dari bahan sorgum. (Foto: Gapey Sandy)
Warga Flores Timur membuat kue camilan dari bahan sorgum. (Foto: Gapey Sandy)

Kemunduran sorgum akibat revolusi hijau swasembada beras. (Sumber: Makalah Ahmad Arif)
Kemunduran sorgum akibat revolusi hijau swasembada beras. (Sumber: Makalah Ahmad Arif)

Arif tidak heran, banyak orang yang tidak tahu sorgum itu apa, makanan jenis apa? "Padahal di relief Candi Borobudur sudah ada sorgum yang kalau di Jawa disebut "cantel". Spesifik di Flores, budaya sorgum masih kuat. Di Ende, sorgum bahkan sebagai obyek ritual yang sangat penting. 

Pesta panen di sana menggunakan sorgum. Seperti di Jawa ada Dewi Sri yang identik dengan padi, maka di Flores itu padinya adalah sorgum. Padahal kalau mau jujur, Dewi Sri bukan Dewi Padi, ia sebenarnya adalah Dewi Ragam Pangan. Dari tubuhnya muncul padi, umbi-umbian dan panganan lainnya. Jadi sepertinya sda semacam distorsi terhadap sosok Dewi Sri ini," terangnya.

Sampai era '60-an, sorgum masih dapat porsi perhatian yang lumayan. Tebukti ada dokumentasi harian Kompas terbitan 14 Maret 1968, yang menuliskan bahwa PT Sang Hyang Seri (SHS) - produsen benih milik pemerintah - di Sukamandi, Subang, Jawa Barat, masih mengembangkan sorgum.

Referensi lain, salah satu buku induk resep di Indonesia yaitu Mustikarasa (1967) menyebutkan, "... tjantel (sorgum) merupakan salah satu makanan utama di daerah Yogyakarta, terutama Kulon Progo."

Di berbagai daerah, sorgum punya nama sendiri-sendiri. Ia dinamakan gandrung, jagung cetrik degem (Sunda), oncer (Madura), jaba bendil, jaba bengkok (Batak), batar, batara tojeng (Makassar), bata (Bugis), wata blolong, wata solor, lolo (Flores), watar hamu, watar willi (Suma), watar holo (Lembata), jagung rote (Rote) dan lainnya. "Ini menunjukkan bahwa sorgum punya sebaran luas di masa lalu, dan peran penting dalam kuliner lokal," ujar Arif.

Webinar Sorgum Yayasan Kehati, 18 Juli 2020. (Sumber: Streaming YouTube Yayasan Kehati)
Webinar Sorgum Yayasan Kehati, 18 Juli 2020. (Sumber: Streaming YouTube Yayasan Kehati)

Zaman pun berubah. Kemunduran sorgum mulai terjadi era 70'an. Ketika terjadi Revolusi Hijau, yang kala itu mengobsesikan pemenuhan swasembada beras. Saat itulah bias pangan "harus beras" menjadi begitu sangat menguat.

"Beras menjadi item dari komponen gaji PNS, tentara, dan aparat daerah. Sehingga terjadi peminggiran pangan-pangan lokal di daerah-daerah. Jadi orang melihat seolah-olah PNS ya makan beras. Sehingga orang lokal melihat status pangannya seolah-olah lebih rendah daripada beras. Ini ditopang oleh program-program yang saat itu memprioritaskan beras, apalagi berasnya juga yang diintensifkan. Sampai sekarang ini masih terjadi sebenarnya, dengan program padi jagung kedelai (Pajale)," urai Arif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun