Ketika Tempe Indonesia Dibicarakan di Malaysia

Begitulah mula-mula sebagai latar belakang ceritanya. Sudah beberapa hari ini buku Hasnah yang berjudul "Meneroka Khasiat Tempe" saya baca. Buku yang menarik. Fully based on fakta, data juga riset ilmiah. Tidak harus mengernyitkan kening untuk membaca kajian ilmiah tentang tempe. Kecuali, Bahasa Malaysia yang keseringan mengganggu karena suka bingung menerjemahkannya. Contoh, ya kata "meneroka" sebagai judul buku ini misalnya. 

Dalam Bahasa Indonesia, "meneroka" artinya membuka daerah atau tanah baru. Tapi dalam Bahasa Malaysia arti "meneroka" bisa sama seperti dalam Bahasa Indonesia itu, tapi juga bermakna lain: memeriksa sesuatu yang belum jelas, menyelidik.

Tak salah lagi, judul buku ini sudah mewakili materi isinya, yaitu menyelidiki khasiat tempe. "Buku ini memberikan pendedahan mengenai khasiat tempe yang merupakan makanan tradisional masyarakat Melayu ... Tempe ialah produk makanan yang unik dan merupakan satu-satunya makanan berasaskan kacang soya yang tidak berasal dari China atau Jepun," tulis Hasnah di sampul belakang bukunya.

Oh ya, ketika buku kiriman Hasnah saya terima, yang pertama saya teliti adalah foto-foto yang banyak dimuat didalamnya. Perhatian saya tertuju pada keterangan foto dan titel pemiliknya. Ada dua foto karya saya yang benar-benar di-copy paste Hasnah. Tapi, ia menepati janji untuk menuliskan nama saya sebagai pemilik karya foto-foto yang dipajang di halaman 23 dan 25 buku. Well done!

Buku ini dibanderol seharga RM30 di pasaran. Dicetak oleh Mudah Urus Enterprise Sdn Bhd dan tentu saja sudah mengantongi ISBN, buku ini sudah mejeng lho di Perpustakaan Negara Malaysia. Tebalnya 135 halaman, tidak termasuk Prakata, Penghargaan, Bibliografi pun Indeks.

Dalam Prakata 2 halamannya, Profesor Madya Dr Hasnah Haron menulis, sebagai anak jati Johor, tempe merupakan makanan yang tidak asing bagi diri saya. Tercetusnya idea untuk menjalankan kajian mengenai tempe adalah apabila saya memerhatikan masyarakat Jawa yang kebanyakannya mempunyai tahap kesihatan yang baik dan umur panjang. Hal ini boleh mungkin dikaitkan dengan pemakanan mereka yang sering mengambil tempe yang tinggi dalam diet mereka.

Tanda tangan dan ucapan terima kasih dari Hasnah Haron. (Foto: Gapey Sandy)

Lima bab buku ini begitu apik disajikan. Judul bab pertama pendek saja, "Tempe". Terbagi menjadi 4 bagian bab, mulai dari "Sejarah Tempe", "Tempe di Indonesia", "Tempe di Malaysia", lalu "Produk Berasaskan Tempe".

Bab kedua punya titel "Kacang Soya Sebagai Ramuan Tempe". Juga ada 4 bagian, yaitu "Kacang Soya", "Kandungan Nutrien dalam Kacang Soya", "Kandungan Isoflavon dalam Kacang Soya", dan "Isu Kontroversi Isoflavon Kacang Soya".

Adapun bab ketiga dikasih judul "Kandungan Nutrien dan Antinutrien Tempe", yang isinya dibagi menjadi "Kesan Proses Pembuatan Tempe ke atas Nutrien", "Kandungan Nutrien dalam Tempe", "Kandungan Isoflavon dalam Tempe", dan "Kandungan Antinutrien (Fitat) dalam Tempe".

Sedangkan bab keempat, cukup seru isinya. Tajuk utamanya "Tempe sebagai Makanan Fungsian". Isinya menyoal "Penyerapan dan Sistem Penghadaman", "Ciri Antioksidan", dan "Penyakit Kronik Degeneratif".

Bab terakhir atau kelima berjudul "Resipi Sehat Berasaskan Tempe". Tentu, ini bab paling menggoda buat yang suka kulineran. Atau, kaum madyanger yang ngumpul di KPK alias Kompasianer Penggila Kuliner. Isi bab ini adalah "Hidangan Sihat Berasaskan Tempe", "Resipi dan Penyediaan Hidangan Sihat", "Kandungan Nutrien dalam Hidangan Sihat", dan "Kandungan Isoflavon Hidangan Sihat".