Mohon tunggu...
Galih Firmansyah
Galih Firmansyah Mohon Tunggu... Novelis - Pelajar

Seorang manusia dengan sebuah misi yang mengantarkan dunia menuju perubahan yang lebih baik. But, it still a dream :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Suara Seruling

7 Desember 2022   12:08 Diperbarui: 7 Desember 2022   12:16 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Iya, nenek tidak berbohong." Aku mencegah tangannya, takut nenek semakin sakit kalau banyak bergerak. "Nenek istirahat saja dulu."

Nenek tertawa senang layaknya anak kecil. Di sela-sela tawanya aku mendengar lengkingan-lengkingan kecil. Lengkingan-lengkingan yang mirip suara seruling rusak.

Kutajamkan indera pendengaranku.

Suara itu semakin mengeras. Bahkan kini mengalahkan suara tawa nenek.

Suara itu memenuhi indera pendengaranku.

Aku dan Nenek saling bertatapan. Kami tidak bisa mendengar suara masing-masing.


Tiba-tiba adikku masuk dengan tergesa-gesa. Menunjuk jendela kamar yang terbuka lebar.

Mataku langsung terbelalak ketika melihat pemandangan yang mengerikan. Matahari dan Bulan sedang bertabrakan di sana. Menciptakan langit jingga yang suram.

Aku semakin tercengang. Kembali memandang adikku. Aku melihat mulutnya terbuka. Meski aku tidak mendengarnya, aku tahu apa yang dia katakan.

"Nenek tidak pernah berbohong. Seruling itu adalah Sangkakala."

Kami semua terdiam. Menyisakan bunyi seruling yang bersiul semakin keras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun