Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Napak Tilas Tsunami 2004 di Khao Lak, Thailand

8 Oktober 2018   11:47 Diperbarui: 8 Oktober 2018   11:57 888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istri: Apa itu? Apa itu? (Bingung dengan apa yang dilihat di depan mata, membuatnya gelisah. Ia waktu itu belum tahu kalau bahaya di depan matanya adalah Tsunami).

................................................

Barangkali begitu terjemahan percakapan bahasa Jerman yang saya tonton di youtube sebelum keberangkatan kami ke Khao Lak, Thailand pada 3 Agustus 2018 yang lalu. 

dokpri
dokpri
Mengunjungi tempat wisata bekas Tsunami, berani?

Eh, Khao Lak, Thailand? Entah mengapa, suami dan anak-anak bersikeras untuk pergi ke Thailand dalam rangka liburan musim panas. Saya lebih usul ke Portugis atau Yunani. Selain  nggak perlu lamar visa dengan pasport hijau, tempatnya dekat, perjalanan nggak lama, indah, nggak begitu mahal dan nggak jauh dari Jerman.

Biasa, orang Jerman memang paling suka; pantai, matahari dan pasir kalau liburan. Sebabnya memang negeri besar itu nggak punya kekayaan alam seperti di Asia. Maklum, negaranya memiliki keindahan lain dengan 4 musim.

"Sama --sama mengeluarkan uang, aku lebih seneng ke Asia karena ada hati yang diletakkan orang-orang di sekelilingnya dalam menyambut kita," suami saya kasih argumen. Saya GR.

Hmm, saya pikir ia betul juga. Jika berlibur ke Eropa, belum tentu di hotel atau di manapun kita berada akan disambut dengan senyuman ikhlas, wajah bersahabat dan pelayanan ala Asia yang nggak bisa ditemukan di Eropa. 

dokpri
dokpri
Entah berapa kali sehari kami mendengar orang mengucapkan "Sawadeeka" kepada kami saat bertemu dengan orang-orang Thailand. Salam yang disampaikan dengan cara menganggukkan kepala dan atau sembari mengatupkan kedua telapak tangan di dada. Senyum dan wajah ramah? Pastilahhhhh.

Duh, ngotot ke Thailand ya? Ya, sudah saya mengalah. Meskipun demikian, jujur, sejak sebelum beli tiket Pausal sampai hari terakhir di Thailand, hati saya tetap ketar-ketir. Masak piknik ke tempat bekas Tsunami? Apa nggak ada tempat laen, siiiiihhhh?

Pausal adalah paket tiket yang semua inclusive mulai dari tiket pesawat internasional, pesawat lokal, transport lokal di Thailand dan Jerman, diskon paket tur wisata lokal, hotel serta makan pagi yang cukup dikategorikan dalam golongan murah. Untuk traveler seperti kami sebenarnya kurang cocok karena kami suka pindah-pindah.

Misalnya 3 hari di Khao Lak, 3 hari di Phuket, 3 hari di Hoa Hin dan 3 hari di Bangkok. Berada 2 minggu di tempat yang sama di Khao Lak kadang membosankan, sedangkan untuk tur ke tempat-tempat tersebut di  atas dan harus kembali ke hotel yang sudah dibayar, nggak efektif dan capek.

Galau. Barangkali itu juga yang Anda akan rasakan ketika akan berlibur ke Aceh, Lombok, Palu atau tempat-tempat wisata lainnya di seluruh pelosok tanah air Indonesia yang pernah terkena Tsunami. Meskipun saya tahu takdir Tuhan nggak ada yang tahu, rahasia yang nggak disangka-sangka tetapi rasa was-was pasti masih ada.

dokpri
dokpri
Semua tempat jadi baru dan lengang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun