Mohon tunggu...
Fajar Setiawan Roekminto
Fajar Setiawan Roekminto Mohon Tunggu... profesional -

Konsultan "Republik Tikus"

Selanjutnya

Tutup

Puisi

My Old Poems

11 Februari 2014   06:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:57 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

aku merindu dalam bisu

aku merindu pada ranah bathin yang gelisah

ketika waktu mengantarku pada ketidak pastian hidup

aku bukan apa yang aku inginkan aku ada

hanya sebuah wacana kalau itu memang ada

pada garis waktu aku berjalan

saat kembali aku dapatkan kembali kisah

yang telah lama terpendam......jauh di kedalaman hati

kadang aku ragu mungkinkah ini akan terus abadi

aku ingin menikmati sisa hidupku dalam jiwa yang tak rapuh

karena aku sudah rapuh dan tak lagi kuasa melawan waktu

lantas kemana aku akan pergi

lantas dimana aku akan duduk menanti

pada putih hatimu aku ingin mendekat

saat waktu yang kumau tak jua datang

lantas aku akan kemana

ketika matahari telah condong ke barat

menandakan waktu kan berangkat malam

dan bisakah aku selalu ada dan ada

terus dan terus ada

saat waktu kan tak henti mengingatkanku

bahwa kau selalu ada.....setelah lama aku tak pernah tahu

dirimu...

maafkan aku telah membuatmu menangis....maafkan aku

cinta di kanal kebencian

dan air itu mengalir

menyusuri sempit kanal benci yang baru saja selesai terbangun

kekar beton itu bercumbu dengan cinta yang dingin

tenang merembesi tiap inchi dindingnya

bukan Göta1 tapi panjang benci itu

menyatu dengan waktu

dan air itu mengalir

mengikuti denyut nadi kegetairan, kekecewaan, keputusasaan

menyeretnya pada kebukan apa – apaan juga ketidakadaan waktu

namun tak hampa

terdengar gemericiknya

cinta di kanal kebencian itu

mengantar kapal – kapal jauh entah kemana

mungkin ke Cartago2

dan darinya kau titipkan

muatan kecewamu di Ålborg3

pada musim semi pertama

dingin kanal itu menghangat

oleh air yang terus mengalir

entah sampai kapan

1. The Göta Canal (Swedia), dibangun antara tahun 1800 sampai 1832. Menghubungkan danau Vänern dan Stockholm.

2. Kota di Kosta Rika

3.Kota di Denmark.

dua belas jam di London

Marble Arch, pukul enam pagi

tolong katakan berapa lama lagi

bisa kudengar desah nafasmu

tolong katakan berapa lama lagi

aku bisa mengelus bulu dadamu

tolong katakan

sampai kapan aku menunggumu

ingin aku katakan pada Nash4

kenapa ia mendirikan ini bukan untuk aku

kenapa untuk Buckingham

Westminster Abbey, pukul sembilan pagi

bangunan Gothic itu

mengingatkan pada Perancis

dan tentu sebotol anggur Bordeaux yang kau bawa

dengan gairah dari tepian sungai Garonne

uap keringat menusuk hidung

saat kau pagut bibirkudengan bau khas Château Mouton – Rothschild

dimusim panas lalu

tanpa sepatah katapun kau bicara

namun kehangatan bibirmu

menceritakan banyak hal

tentang Biscay, Gironde dan tentu Place des Quinconces

yang kau ceritakan berkali – kali

apa yang ingin kau katakan lagi saat lusa kau harus

berkata, “good bye honey

Green Park, pukul dua belas siang

di Picadilly aku berdiri

menatap bayang yang baru saja selesai kau pahat

dalam ingatanku

lewat hangat bibirmu

Green Park tak lagi sunyi

dan tarikan nafasmu lembut mengantarku

merangkai hasrat

entahlah

aku menanti lagi daffodil itu

aku dan hasrat itu membuncah

menulis sebuah kisah

Tate Gallery, pukul enam sore

tentu kau ingat saat kau telusuri Thames

dalam perjalanan kasihku

dan musim semi baru saja tiba

ketika setangkai kuning daffodil kau petik

dan kau yakinkan itu

bahwa perjalanan ini, katamu

bagi sebuah peradaban

4.John Nash, Aristek Marble Arch

tuliskan aku lagu cinta

suatu pagi aku di Lawrenceville5

menunggumu

di depan pintu rumah Kleber6

buatkan aku lagu cinta”, hibaku

persetan!”

suatu siang aku di Lawrenceville

menunggumu didepan pintu rumah Kleber

“tuliskan aku lirik cinta”, pintaku

shit!”

suatu sore aku di Lawrenceville

menunggumu

di depan pintu rumah Kleber

dengan sepotong rindu

ciptakan aku tembang cinta

“tolol

suatu malam aku di Lawrenceville

menunggumu

di depan pintu rumah Kleber

menantang waktu

melawan dingin

menyingkap sepi

tak pernah kulihat dirimu

Foster turun menemuiku,

ini laguku yang yang ke-286, untukmu

apa yang akan kau katakan padaku Foster?

you are a fucking dreamer

5. Penssylvania, Amerika Serikat.

6. Henry Kleber, mentor Stephen Collins Foster (1826-1864).

sebuah surat (sejarah cinta)

ingin kutulis sebuah surat

dalam ruang batinmu

sebuah pesan

yang baru saja kudapat dari Marsilio Ficino7

tentang keabadian jiwa

mungkin kau tertawa

ketika kuceritakan sepenggal cinta dari Venus

yang tergopoh berlari dari negeri nan jauh

ingin kutulis sebuah puisi

tapi hanya Muktaka8yang aku bisa

itu pun hanya kutipan Amarusataka9

aku bukan Kalisada10yang pandai bermain dengan syair cinta

aku bukan Gibran yang mampu menghuni jiwamu,

aku hanya ingin seperti Tognazzi11 yang mampu

katakan “c'eravamo tanto amati”12

ingin kutulis sebuah surat,

tentang sejarah cinta yang tak pernah usang

tentang sunyi yang terus mengigit

tapi aku tak mampu

hanya lirik Nat King Cole yang aku bisa

dan sekedar berucap lirih,

“Love Is a Many – Splendored Thing”

aku mencoba terus mengingat William Holden dan Jennifer Jones13

ingin kutulis sejarah cinta, tentang love me tender

yang menyisakan sesak bagi Elvis Presley

di ruangmu ingin kupenuhi dengan sebait saja puisi indah,

tentang sejarah cinta,

dari Electra14 sampai Die Fledermaus-nya Johan Strauss

ingin kutulis detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun perjalanan

bahwa cinta itu membuntutimu

bagai bayang yang menemani

membiarkan setiap insan menikmatinya

bagiku, bagimu dan bagi kita

hingga sejarah cinta akan segera dimulai

dalam kesunyian dan kehampaan nan abadi

7. Filsof Italia (1433-1499), penulis Theologia Platonica(1482)

8. Puisi pendek (India) (empat baris tiap baitnya)

9. The Century of Love

10.Penulis Shakuntala (drama liris tentang cinta seorang raja dengan gadis dari desa yang hidup di pinggir hutan)

11. Ugo Tognazzi (1922-1990), aktor Italia

12. We All Loved Each Other So Much

13. Pemeran film Love is a many-splendored thing(1955)

14. Drama karya Sophocles

*****

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun