Mohon tunggu...
gabriele richard
gabriele richard Mohon Tunggu... Wiraswasta - Komponis,arranger,musisi,penulis

Lahir di kota Purbalingga 15 Mei 1966 Ayah mantan TNI yang pensiun dini untuk mengabdi di dinas Kabupaten Purbalingga,wafat tahun 1981 Ibu seorang wanita desa biasa ,wafat tahun 2016 Satu keluarga terdiri dari sembilan bersaudar,yang bungsu telah wafat di jakarta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Tidak Mau Kehilangan Baitullah (Bagian 2)

31 Desember 2017   01:27 Diperbarui: 31 Desember 2017   13:34 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“ Kalau kamu tidak menulis proposal dan mencari donatur,sampai kapanpun tidak akan ada uang”  Kata Manto menggurui

“ Baiklah,bulan depan” Jawab Ratno sangat meyakinkan



Sementara itu,seminggu kemudian disebuah rumah

“ Bapak,kambing kita dibawa kemana ,koq sudah tidak dikandang?” tanya seorang anak kepada bapaknya

“ Bapak jual,uangnya untuk sumbangan kuda lumping..sisanya masih ada di kantong bapak,nich...” Jawab bapak anak itu.


 Anak itu mengepal ngepal tinju geram,tetapi mulutnya terkunci rapat tidak berani meprotes perbuatan bodoh  bapaknya yang ia cinta



“ Gawat ,kak..kambing ,ayam dijual orang untuk donasi kuda lumping Si Ratno..” kata Anto,tetanggaku yang baru lulus kuliah hukum di sebuah universitas

“ Sebenarnya,memang budaya daerah itu perlu dipelihara dan dilestarikan untuk kita tidak ;upa bahwa sejarah pendahulu kita  ada,tetapi jika untus syaithon dibawa bawa dan menggunakan uang umum,kita harus bertindak” jawabku

“ Betul,kak............mereka mengancam ahlak penduduk dengan acara kesurupan setan yang menjadi tontonan ,sementara terhadap ajaran agama,mereka malah menjauh...” kata  Anto seraya memijit mijit kening seperti berfikir melampaui batas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun