“ Kalau kamu tidak menulis proposal dan mencari donatur,sampai kapanpun tidak akan ada uang” Kata Manto menggurui
“ Baiklah,bulan depan” Jawab Ratno sangat meyakinkan
Sementara itu,seminggu kemudian disebuah rumah
“ Bapak,kambing kita dibawa kemana ,koq sudah tidak dikandang?” tanya seorang anak kepada bapaknya
“ Bapak jual,uangnya untuk sumbangan kuda lumping..sisanya masih ada di kantong bapak,nich...” Jawab bapak anak itu.
Anak itu mengepal ngepal tinju geram,tetapi mulutnya terkunci rapat tidak berani meprotes perbuatan bodoh bapaknya yang ia cinta
“ Gawat ,kak..kambing ,ayam dijual orang untuk donasi kuda lumping Si Ratno..” kata Anto,tetanggaku yang baru lulus kuliah hukum di sebuah universitas
“ Sebenarnya,memang budaya daerah itu perlu dipelihara dan dilestarikan untuk kita tidak ;upa bahwa sejarah pendahulu kita ada,tetapi jika untus syaithon dibawa bawa dan menggunakan uang umum,kita harus bertindak” jawabku
“ Betul,kak............mereka mengancam ahlak penduduk dengan acara kesurupan setan yang menjadi tontonan ,sementara terhadap ajaran agama,mereka malah menjauh...” kata Anto seraya memijit mijit kening seperti berfikir melampaui batas