Mohon tunggu...
gabriele richard
gabriele richard Mohon Tunggu... Wiraswasta - Komponis,arranger,musisi,penulis

Lahir di kota Purbalingga 15 Mei 1966 Ayah mantan TNI yang pensiun dini untuk mengabdi di dinas Kabupaten Purbalingga,wafat tahun 1981 Ibu seorang wanita desa biasa ,wafat tahun 2016 Satu keluarga terdiri dari sembilan bersaudar,yang bungsu telah wafat di jakarta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Tidak Mau Kehilangan Baitullah (Bagian 2)

31 Desember 2017   01:27 Diperbarui: 31 Desember 2017   13:34 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“ Baiklah,kamu memang ahli warisnya dan berhak menarik perbuatan bapakmu..dan aku akan mencoba mencari uang untuk menebus sertifikat itu dari tanganmu..” jawabku akhirnya

“ Lakukanlah,...jangan pakai lama “ jawab Ratno masih takabur

“ Aku segera menemuimu setelah uang itu ada,dan jangan menyalahkan bapakmu ,jangan menyalahkan Allah jika suatu hari di akhirat nati,bapakmu menghuni syurga seraya menedng kamu keneraka..” Jawabku tegas,dan Ranto mengacungkan ibu jari seraya mepersilahkan aku pulang

Malam hari aku embukai email dan ada yang berusaha chating denganku

“ Halo,apa kabarmu,appakah gadismu baik baik saja?Kamu sering crita dia,...” tulis chat temanku di negeri yang jauh

“ Dia baik baik saja,hanya aku membutuhkan kamu untuk melakukan sesuatu bagi Allah” balasku dan ia menyetujui.Beberapa jam kemudian rekeningku sudah berisi uang cukup untuk menebus ssertifikat itu


Temanku megumpulkan teman temanyya yang sudah bertaubat meminu minuman keras,dan uang yang sedianya mereka belikan miras,sekarang dibagikan kepada kepentinganku,Alhamdulillahirobbil ‘ alamin



Di rumah Ratno:

“ Kapan kuda lumping kita ipentaskan di alun alun kota ,bang?” tanya Manto kepada Ratno

“ Kalau ada duitnya....” Jawab Ratbno Singkat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun