Mohon tunggu...
gabriele richard
gabriele richard Mohon Tunggu... Wiraswasta - Komponis,arranger,musisi,penulis

Lahir di kota Purbalingga 15 Mei 1966 Ayah mantan TNI yang pensiun dini untuk mengabdi di dinas Kabupaten Purbalingga,wafat tahun 1981 Ibu seorang wanita desa biasa ,wafat tahun 2016 Satu keluarga terdiri dari sembilan bersaudar,yang bungsu telah wafat di jakarta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Tidak Mau Kehilangan Baitullah (Bagian 2)

31 Desember 2017   01:27 Diperbarui: 31 Desember 2017   13:34 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku sedang berjalan menuju masjid untuk menunaikan sholat,..tiba tiba seseorang menghentikan ku..

" Heh..nanti malam kamu kutunggu di sini...jangan lupa...kami ada perlu " Kata orang itu dan ia berusaha menyalamiku,tapi aku berkelit menghindar sebab aku mencium bau khas dari tubuhnya,bau kontaminasi hormon,hanya kaum homo saja dan pelacur kelas kakap yang memiliki penyakit serupa

" Baiklah..nanti saja .ok?" aku segera memp[ercepat langkah dan segera sudah mengambil air wudhu

 Tiba tiba,aku merasa ada yang menyentuh punggungku ketika barus saja aku salam  akhir sholat

" Jadi kan,nanti ?" ternyata ia nekad mengejarku hingga diruang sholat hanya untuk suatu keprluan yang bukan urusan agama.

" Aku terpaksa menerima uluran tangannya berjabatan dan kuberi sebuah teguran


" Manto,seharusnya kamu takut kepada Allah dan semakin mendekat kepada Nya,mengapa malah pura pura sholat hanya untuk menemuiku?"m

Ia tertunduk dan segera keluar dari ruang sholat itu,aku menghela nafs......." Inikah yang disebut kaum munafik yang sesungguhnya? Yakni orang orang kafir didalam baitullah untuk mencobai kaum beriman..." Fikirku

P

Pukul; 22 00 aku menemui mereka,dan MAnto sudah menyiapkan guitar untuk mengiringi mereka bernyanyi nostalgia gila.Aku menurut saja,kufikir nantinya aku bisa mengingatkan mereka untuk menjadi orang orang lurus ,seraya aku beramal menghibur orang yang haus hiburan

Tetapi ketika hari makin larut,mereka bahkan semakin over akting.Sambil mabuk berbincang politik dan merumpi  saiapa saja yng dianggap pelit jika diminta uang.Temannyapun semakin banyak berdatangan dari penjuru gang gang di kota dan semuanya mabuk dan berbau badan abnormal.Maka aku mohon diri dan batal niatku untuk menyarankan kebaikan bagi mereka ,sebab Allah sendiri sudah menyamakan derajat kaum abnormal dengan setan yang munafik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun