Mohon tunggu...
Fitria Vilaili
Fitria Vilaili Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meningkatnya Kasus Kekerasan Seksual pada Anak di Bawah Umur

15 Desember 2023   11:01 Diperbarui: 15 Desember 2023   11:12 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tindakan melacak, menerima, atau membagikan informasi pribadi, termasuk video orang lain, tanpa persetujuan orang tersebut. Menjatuhkan hukuman atau perintah seksual kepada orang lain. Lihatlah orang-orang yang memakainya. Melepaskan pakaian tanpa izin orang lain. Mendorong, menjanjikan, menyarankan atau mengancam orang lain untuk melakukan aktivitas seksual yang tidak disetujui oleh orang lain. Mendorong orang lain untuk melakukan aktivitas seksual atau mencoba melakukan aktivitas seksual. Mengambil tindakan yang merendahkan, menghina, melecehkan, atau merusak aktivitas fisik atau reproduksi orang lain.

Mereka mengalami rasa sakit emosional dan fisik terutama karena perbedaan dalam hubungan, status dan gender. Hal ini termasuk membahayakan kesehatan reproduksi seseorang dan hilangnya kesempatan untuk melaksanakan pendidikan dengan aman dan efektif.

Faktor Risiko Perilaku Kekerasan

Perilaku agresif dapat disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor. Namun, tidak semua individu yang teridentifikasi berisiko mengalami kekerasan. Kombinasi faktor individu, hubungan, komunitas dan sosial meningkatkan kemungkinan menjadi pelaku.

Berikut beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang melakukan perilaku kekerasan seksual:

  • Masalah individu:
  • Konsumsi alkohol dan obat-obatan.
  • kejahatan Ketidakpedulian terhadap orang lain.
  • Penerimaan atas perilaku berjasa dan kekerasan. Awal kursus.
  • Hasrat seksual yang kuat. Preferensi untuk pergaulan bebas dan pengambilan risiko.
  • Paparan media.
  • Mematuhi norma gender.
  • Faktor hubungan:

Riwayat konflik dan kekerasan dalam keluarga. Riwayat masa kanak-kanak yang mengalami pelecehan fisik, emosional, atau psikologis. Lingkungan keluarga yang tidak pantas. Hubungan orang tua dan anak, terutama ayah, kurang baik. Ini mengacu pada pasangan yang agresif, maskulin dan kejam. Terlibat dalam hubungan intim yang berbahaya atau tidak sehat.

  • Faktor sosial: 

Tidak berguna, kesempatan kerja terbatas. Hanya ada sedikit dukungan dari polisi dan lemahnya hokum dan kebijakan terkait kekerasan dan pelecehan seksual.

  • Faktor sosial dan lingkungan Norma sosial

Norma sosial mendukung pentingnya maskulinitas dan otoritas seksual. Norma sosial mempertahankan inferioritas dan subjugasi perempuan. Undang-undang dan kebijakan terkait diskriminasi dan kesetaraan gender masih lemah. Kejahatan tinggi dan bentuk kekerasan lainnya.

Dampak Kekerasan Seksual

Menjadi korban kejahatan atau kekerasan seksual mempunyai banyak akibat. Pertama, dampak psikologis korban kekerasan dan perundungan tidak hanya mengalami rasa sakit yang mendalam, namun stres yang dialami dapat mengganggu fungsi dan perkembangan otak. Kedua, ini adalah kejutan fisik.

Pelecehan dan penelantaran anak merupakan pendorong utama penularan penyakit menular seksual (PMS). Selain itu, luka dapat menyebabkan luka dalam dan pendarahan. Dalam kasus yang parah, bisa terjadi kerusakan pada organ dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun