Mohon tunggu...
Fuji Zanuari Astutik
Fuji Zanuari Astutik Mohon Tunggu... GURU KELAS

Guru Penggerak Angkatan 8 Google Master Certified Konten Kreator BBGP Jateng S2 Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Halal Bihalal GSM Mengajak Guru Kembali Ke Hakikat Pendidikan Sejati

26 April 2025   22:25 Diperbarui: 26 April 2025   22:23 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pegiat GSM Magelang Raya. Tengah Founder GSM  Bp. Muhammad Nur Rizal beserta Bu Novi 

Hari ini, Sabtu, 26 April 2024, para pegiat Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) dari berbagai penjuru Indonesia berkumpul dalam acara Halal Bihalal yang penuh kehangatan di Grand Malioboro Hotel, Yogyakarta. Dengan tema "Kembali Pulang -- Pererat Silaturahmi", acara ini menjadi momentum spesial untuk mempererat kembali jalinan persaudaraan dan semangat perubahan pendidikan.

Pegiat GSM dari Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur turut hadir, menunjukkan betapa kuatnya ikatan dan semangat berbagi visi di antara mereka, meski berasal dari latar belakang dan daerah yang berbeda-beda.

Dalam sambutannya, Muhammad Nur Rizal, inisiator Gerakan Sekolah Menyenangkan, menekankan makna mendalam dari tema "kembali pulang". Menurut Rizal, hakikat "pulang" bukan sekadar kembali ke tempat asal, melainkan kembali ke "rumah" --- tempat jiwa menemukan ketenangan, penguatan nilai, dan tujuan hidup.

Ia juga mengutip filsuf besar Ibnu Rushd yang membagi jiwa manusia menjadi tiga: jiwa vegetatif, jiwa hewani, dan jiwa intelektual. Rizal menegaskan bahwa dalam peran sebagai pendidik, kita harus menjadi guru dengan jiwa intelektual --- guru yang tidak hanya mendidik keterampilan, tetapi juga membangun kebijaksanaan dan karakter mulia pada anak didiknya.

Lebih jauh, Rizal mengingatkan kembali ajaran Ki Hajar Dewantara tentang konsep Ex-Ducare.
Ex-Ducare berasal dari bahasa Latin, yang berarti "mengeluarkan" atau "menuntun keluar" potensi yang sudah ada dalam diri anak.
Ki Hajar Dewantara mengajarkan bahwa tugas guru bukan mengisi kepala murid dengan informasi belaka, melainkan membantu murid menemukan dan mengembangkan bakat, minat, dan kepribadian aslinya. Pendidikan sejati adalah proses memerdekakan, bukan membelenggu.

Dengan pendekatan Ex-Ducare, guru berperan sebagai pembimbing yang penuh kasih, yang mempercayai bahwa setiap anak sudah memiliki benih kebaikan, kecerdasan, dan kekuatan dalam dirinya. Tugas pendidikan adalah memelihara, menyuburkan, dan membantu pertumbuhan benih-benih itu agar anak menjadi manusia seutuhnya.

Acara Halal Bihalal ini berlangsung dalam suasana penuh keakraban, diwarnai dengan obrolan hangat, tukar pengalaman, serta tekad bersama untuk terus mewujudkan pendidikan Indonesia yang lebih menyenangkan, humanis, dan memerdekakan.

Semangat "kembali pulang" bukan hanya tentang nostalgia, tapi tentang memperkuat akar dan melangkah lebih kokoh untuk masa depan pendidikan yang lebih baik.-FZA

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun