Mohon tunggu...
Firdaus Tanjung
Firdaus Tanjung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memberi dan mengayuh dalam lingkar rantai kata

"Apabila tidak bisa berbuat baik - Jangan pernah berbuat salah" || Love for All - Hatred for None || E-mail; firdaustanjung99@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Panser Saracen dan Nasib Ironis Jenderal yang Dibawanya

27 September 2017   15:55 Diperbarui: 27 September 2017   23:17 18431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(dipandjaitan.blogspot.co.id) foto Panser Saracen saat membawa jenazah para Djendral Revolusi ke kalibata 5-oktober 1965

Kolonel Sarwo Edhi mengamati dan memberikan arahan dari atas panser kepada pasukannya saat bertempur dengan lawan. Saat pembebasan Halim pada tanggal 2 Oktober gerak pasukan RPKAD juga membawa Panser Saracen. Termasuk untuk operasi pencarian para jenderal yang terbunuh di Lobang Buaya yang masuk kawasan Halim Perdana Kusumah.

Sumber gbr ; kekunoan.com
Sumber gbr ; kekunoan.com
Dalam suatu sejarah lain, dikatakan juga bahwa panser-panser Saracen dan Saladin akan digunakan saat HUT ABRI yang ke 20. Parade pasukan dengan Deville Panser ini sekaligus mempertontonkan aksi unjuk kekuatan kepada Negara Malaysia.

Sebelum peristiwa Gestok terjadi, Indonesia sedang mempersiapkan konfrontasi dengan Malaysia. Sejak saat itu Inggeris sebagai Negara yang memberikan kemerdekaan kepada Malaysia (Negara Persemakmuran) menghentikan eksport panser ini ke Indonesia.

Sayang sekali, panser alat tempur ini akan digunakan pada HUT ABRI tanggal 5 Oktober 1965 yang seharusnya dilakukan di tempat semestinya, terpaksa dimulai dari Mabes TNI-AD. Panser Saracen inilah yang membawa 6 jenderal dan 1 perwira menuju tempat peristirahatan terakhir di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

(dipandjaitan.blogspot.co.id) Panser Saracen saat membawa jenazah para Djendral Revolusi ke kalibata 5-oktober 1965
(dipandjaitan.blogspot.co.id) Panser Saracen saat membawa jenazah para Djendral Revolusi ke kalibata 5-oktober 1965
Yang pilunya, salah satu Jenderal yang menginisiator pembelian Panser Saracen dan Saladin ini tidak tahu bahwa akhir hayatnya diangkut oleh panser ini. Yaa, Jenderal Ahmad Yani Pahlawan Revolusi beserta perwira lainnya di bawa dengan menggunakan Panser Saracen.

Mereka akhirnya dibunuh dengan tragis oleh bangsanya sendiri. Oleh fitnah /Hoax dari namanya issue Dewan Djenderal yang notabene suatu upaya kampanye hitam terhadap Angkatan Darat yang dilakukan oleh PKI beserta dedengkot lainnya.

Iringan Panser Saracen membawa jenazah para Djenderal Revolusi dari markas besar TNI-AD, 5 Oktober 1965 (sumber; kekunoan.com)
Iringan Panser Saracen membawa jenazah para Djenderal Revolusi dari markas besar TNI-AD, 5 Oktober 1965 (sumber; kekunoan.com)
===

Baru-baru ini bulan Agustus yang lalu, kita juga dikejutkan lagi oleh suatu group yang disinyalir kuat sebagai pabrik produksi kampanye hitam dengan konten-konten issue SARA. Mereka menamakan group mereka dengan nama Group Saracen (saracen.com).

Entah kenapa ujaran dan kampanye hitam ini dengan memakai nama Saracen. Proses penyidikkan masih berjalan oleh Polisi.

Bisa jadi juga, Jasriadi salah satu pentolan group Saracen, menggunakan nama group terobsesi dengan nama Panser Saracen. Ibaratnya, "peluru-peluru" fitnah itu sengaja dilontarkan bak senapan pada panser Saracen.

Sangat kita sesalkan !!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun