Mohon tunggu...
Fredi Yusuf
Fredi Yusuf Mohon Tunggu... Insinyur - ide itu sering kali datang tiba-tiba dan tanpa diduga

selalu bingung kalo ditanya, "aslinya orang mana?".

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bang, Sepertinya Sudah Saatnya Kita Beli Mobil Baru yang Lebih Oke (Bagian 2)

29 Juli 2011   03:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:17 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Bagaimana Yung, masih bisa diatasi ?", tanya Bu Azizah yang sedari tadi ikut memperhatikan apa yang dilakukan Buyung dan Bang Eki, sambil harap-harap cemas takut kalau mobil tersebut mengalami rusak yang sangat parah. Maklum mobil hitam itu adalah mobil pribadinya, sedangkan mobil silver yang ditinggal adalah mobil dinasnya. "Lumayanlah selain dapat biaya perjalanan dinas, isi kantong bisa tambah tebal dari hasil sewa mobil, sah-sah saja bukan", mungkin itulah yang ada dibenak Bu Azizah yang konon katanya punya jiwa bisnis yang mumpuni.

"Mudah-mudahan bisa Bu", jawab Buyung dengan nada pesimis, sambil terus mengotak-atik dan memperbaiki kerusakan mobilnya.

Sementara Bang Eki dan Buyung sibuk memperbaiki mobilnya, para penumpang yang menunggu mengisi waktunya dengan berbagai aktivitasnya masing-masing. Ada yang sibukmakan kerupuk, siapa lagi orangnya kalau bukan Si Lading. Ada yang bercanda ria hingga tertawa, itu adalah dayang-dayangnya Bu Azizah yang terus digodain oleh si Udin. Ada yang sepertinya melakukan lobi-lobi dengan obrolan tingkat tinggi, ini siapa lagi kalau bukan Bos Faisal dengan Bu Azizah. Ada juga yang cuma tamanuang haning-haning (termenung diam dalam kesendirian) sajah, kalau yang ini siapa lagi kalau bukan diriku yang paling benci kalau disuruh menunggu, dan mudah sekali terserang bete.

Sebuah mobil hitam dengan spesipikasi seperti mobil yang kami sewa, berplat merah tiba-tiba meluncur dari arah belakang dengan kecepatan cukup tinggi. Tiba-tiba mobil tersebut berhenti didepan mobil Buyung yang masih mogok. Seseorang berbadan tegap yang berpakaian safari dengan benda mengkilap sebesar jengkol yang menggantung disaku dadanya turun dari mobil tersebut. Rupanya Pak Camat Kecamatan Limau yang punya agenda sama dengan kami yang datang.

"Apo hal, apo kejadian ?", tanya Pak Camat.

"Selang kabulator bocor", jawab Bu Azizah yang tampaknya sudah kenal akrab, dan memang seharusnya begitu karena mereka berdua sama-sama pejabat Negara.

Pak Camatpun kemudian ikut melihat-lihat apa yang dikerjakan Bang Eki dan Buyung. "Wah, kalau macam ini ganti mobil bae (saja), kalau dipakso jugo cari balak, sio-sio kagek gawe kito (daripada nanti pekerjaannya jadi sia-sia)", ujarnya setelah melihat kondisi mobil, dengan bahasa dan logat Jambi yang sangat kental.

Saran Pak Camat sepertinya disambut baik oleh Bu Azizah, dengan ponselnya beliau mencoba menghubungi seseorang. Dari pembicaraannya dengan seseorang diujung telepon sana, sepertinya Bu Azizah sedang melobi sesorang untuk mendapatkan mobil pengganti. "Oke, kita tunggu mobil pengganti saja", katanya pada kami setelah menutup teleponnya.

"Ya, saya pikir itu lebih baik, karena sekalipun kerusakan mobil ini bisa teratasi, sangat beresiko jika kita bawa mobil ini sampai ke Bukit Matahari. Tetapi kalau untuk kembali ke kota, saya jamin mobil ini masih bisa aman",  timpal Buyung.

"Kalau begitu, saya berangkat duluan saja ke Bukit Matahari agar masyarakat tidak terlalu resah menunggu", ujar Pak Camat. Pak Camatpun kembali ke mobilnya, dan mobilnyapun melaju kemudian menghilang dari pandangan kami.

Waktu menunjukkan hampir jam 12 siang mobil pengganti belum juga datang, sementara Bang Eki dan Buyung masih sibuk dengan mobilnya. Ponsel dikantong celana si Lading berdering, sejenak dilihatnya siapa yang menelpon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun