Mohon tunggu...
Franz Dagur
Franz Dagur Mohon Tunggu... Guru - Historia Vitae Magistra

Pendidikan Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X IPS 1 pada Mata Pelajaran Sejarah

6 Desember 2022   13:14 Diperbarui: 6 Desember 2022   13:18 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: fransdagur

Mata pelajaran sejarah merupakan mata pelajaran yang kurang diminati dan dianggap membosankan oleh sebagian besar siswa. Hal senada diungkapkan pula oleh Kuntowijoyo bahwa "Sejarah sebagai ilmu sosial bagi siswa umumnya merupakan mata pelajaran yang kurang di motivasi kalau bukan pelajaran yang paling membosankan" (Kuntowijoyo, 2008).

Oleh karena itu guru dituntut untuk mengembangkan pembelajaran yang aktif, inovatif dan kreatif sehingga dapat menyenangkan dan bermakna bagi siswa dan merupakan awal keberhasilan pembelajaran yang akhirnya akan meningkatkan hasil belajarnya. Secara umum hasil belajar adalah perubahan perilaku dan kemampuan secara keselurahan yang dimilki oleh siswa setelah belajaryang wujudnya berupa kemampuan kognitif,efektif dan psikomotorik yang disebabkan oleh pengalaman dan bukan hanya aspek potensi saja.

Hasil belajar merupakan yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan-aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang di pelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu, apabila pembelajar mempelajari konsep. Dalam pembelajaran setelah melaksanakan aktivitas pembelajaran (Anni, 2006: 5). Hasil belajar juga dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan pembuktian yang akan menunjuk tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kemampauan siswa dan kualitas belajar mengajar.

Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerja sama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran (Slavin, 2005). Model pembelajaran kooperatif mampu melatih dan meningkatkan motivasi siswa untuk saling berinteraksi dengan siswa lainnya serta memberi peluang kepada siswa yang berlatar belakang dan kondisi berbeda untuk saling berinteraksi dan bekerja sama.

Dalam dunia pendidikan berbagai jenis dari model pembelajaran kooperatif telah dikembangkan dan diteliti oleh para guru, salah satunya adalah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw cocok digunakan dalam pelajaran ilmu sosial, sains, dan berbagai bidang yang tujuannya terkait dengan pemerolehan konsep melalui kelompok yang heterogen. Menurut Isjoni dkk (2007: 78) jigsaw cocok digunakan pada pelajaran ilmu sosial, sains, sastra dan beberapa bidang dimana konsep merupakan tujuan pembelajaran dan bukan keterampilan. Bahan baku untuk pembelajaran jigsaw biasanya berbentuk suatu bab, cerita, biografi atau narasi deskripsi tentang suatu kejadian atau situasi.

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sangat penting diterapkan kepada siswa karena siswa memiliki banyak kesempatan mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi serta memacu kemampuan berpikirnya. Selain itu juga pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah salah satu model yang sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan kerja sama, kreatif, berpikir kritis dan membantu teman dalam kelompok asal maupun kelompok ahli. 

Sehingga model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dianggap model pembelajaran sederhana yang dapat memberikan peluang besar kepada siswa lebih aktif dan lebih termotivasi dalam belajar serta berimplikasi pada meningkatkan hasi belajar siswa setelah mengikuti proses belajar. 

Sudjana (2005:3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik,  maka penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul " Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Sejarah pada siswa kelas X IPS 1 SMAK Santo Fransiskus Assisi Samarinda".

II    METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang pelaksanaannya terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi penelitian. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X IPS 1 SMAK Santo Fransiskus Assisi Samarinda pada semester genap tahun pelajaran 2021/2022 yang berjumlah 28 orang, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 16 siswi perempuan. 

Adapun instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar dan lembar observasi. Data tentang hasil belajar setelah dilakukan tindakan, diperoleh dengan teknik tes sedangkan data tentang kehadiran siswa dan aktivitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran diperoleh dengan teknik observasi. Data yang terkumpul dianalisis dengan analisis kualitatif dan kuantitatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun