Mohon tunggu...
Fransisco Xaverius Fernandez
Fransisco Xaverius Fernandez Mohon Tunggu... Guru - Guru SMPN 1 Praya Lombok Tengah NTB

cita-cita menjadi blogger Kompasiana dengan jutaan pembaca, penulis motivator kerukunan dan damai sejahtera. selain penulis juga pengurus FKUB Kabupaten, Pengurus Dewan Pastoral Paroki Gereja Katolik Lombok Tengah NTB.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dilema

19 November 2022   19:44 Diperbarui: 19 November 2022   19:45 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ibu-ibu ngobrol di berugak (dokpri)

"Pah, Tante Ria berterimakasih kepada Mama!" suatu hari ketika kami sedang menikmati sajian sore bersama anak-anakku.

"Dalam rangka apa kok tiba-tiba Tante yang galak dan tidak pernah senyum ini bisa berterimakasih?" tanyaku heran.

"Masak papa lupa? Itu tentang Ani si gadis tetangga kita."

"Ohya, papa baru ingat. Bagaimana ceritanya?" lalu istriku menceritakan pada suatu kesempatan bersama mama Ani. Biasalah para Ibu ngerumpi ke sana-kemari. Di saat ada momen yang tepat , istriku menceritakan tentang anak kami si bungsu.

Ilustrasi Ibu-ibu ngobrol di berugak (dokpri)
Ilustrasi Ibu-ibu ngobrol di berugak (dokpri)

"Mama ceritakan bagaimana si bungsu kita marah saat diingatkan untuk pakai parfum karena bau badannya."

"Yadah adik," tiba-tiba kakaknya menyela pembicaraan kami, "adik harus rajin mandi juga."

"Dik harus rajin bersihkan area di ketiak. Bila perlu kuris, bersihkan atau gosok yang rutin agar dakinya hilang." Sambut kakaknya yang lain.

"Benar ya sayang, " mamanya membela si bungsu karena melihat si bungsu yang tersinggung dan mau ngambul. "Benar kata kakak-kakak. Adik harus rutin membersihkan area di ketiak, badan maupun di selangkangan. Lap sampai kering baru pakai pakaiannya."

"Ingat pakai parfum yang kakak belikan!" kakaknya ikut menguatkan.

"Ya dah!" si bungsu ngambek karena merasa di sudutkan. Lalu ia pergi mandi. Kamipun tertawa melihat tingkahnya yang lucu itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun