Jika anggaran dipangkas tanpa perencanaan matang, dampaknya bisa merembet ke banyak aspek, mulai dari berkurangnya bantuan bagi petani hingga meningkatnya ketergantungan pada impor pangan.
Dampak Pemangkasan Anggaran terhadap Petani dan Sektor Pertanian
1. Ancaman terhadap Subsidi Pupuk dan Bantuan Pertanian
Salah satu sektor yang paling terdampak dari efisiensi anggaran ini adalah subsidi pupuk. Pemerintah selama ini mengalokasikan dana besar untuk subsidi pupuk guna memastikan harga tetap terjangkau bagi petani kecil.Â
Namun, dengan pemotongan anggaran, pasokan pupuk bersubsidi bisa semakin terbatas.
Data dari Kementerian Pertanian menunjukkan bahwa pada tahun-tahun sebelumnya, kebutuhan pupuk bersubsidi nasional mencapai lebih dari 9 juta ton per tahun, tetapi karena keterbatasan anggaran, alokasi yang disetujui sering kali di bawah angka tersebut.Â
Jika pemangkasan anggaran terus berlanjut, kekurangan pupuk bersubsidi bisa semakin parah, menyebabkan harga pupuk melonjak di pasaran.Â
Akibatnya, banyak petani terpaksa membeli pupuk nonsubsidi dengan harga jauh lebih mahal, yang pada akhirnya menekan keuntungan mereka.
Selain pupuk, pemangkasan anggaran juga berdampak pada bantuan alat dan mesin pertanian. Program bantuan seperti traktor gratis, alat tanam modern, dan sistem irigasi yang sebelumnya diberikan kepada kelompok tani kini mengalami penyusutan.Â
Ini bisa memperlambat modernisasi pertanian di Indonesia, membuat petani kecil semakin tertinggal dalam hal produktivitas dibandingkan negara-negara lain yang sudah mengadopsi teknologi pertanian canggih.
2. Berkurangnya Penyuluhan dan Pendampingan bagi Petani