Mohon tunggu...
Dandi HusniThamrin
Dandi HusniThamrin Mohon Tunggu... Administrasi - serabutan

bio

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Antisipasi Rasa Kecewa

25 Desember 2019   10:33 Diperbarui: 25 Desember 2019   10:38 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Menyendiri adalah sebuah kata ganti untuk menggambarkan kegemaranku. Tidak terkecuali kali ini, apa yang aku lakukan hanyalah mondar-mandir tak puguh lagu. Naik dan turun elevalator berulang kali, menyusuri setiap lantai dan sudut ruang seperti orang bingung.

Ditengah suasana mall yang cukup ramai, raga ini malah merasakan kesepian. Tentu saja begitu, sebab tidak ada alasan kuat untuk bisa ikut larut dalam riuh yang berlangsung. Satu-satunya yang menjadi temanku bercengkrama hanyalah ponsel yang berada pada genggaman.

Padahal semua barang yang ingin kubeli sudah didapatkan, namun masih saja diri ini tidak ingin pulang sesegera mungkin. Berlama-lama melakukan hal yang tidak penting, begitu caraku mengisi waktu yang kosong. Heran, dewasa kini masih saja senang bermalas-malasan.

Pada rentang waktu tertentu, dimana rasa jenuh berdatangan lebih banyak setiap detik nya. Lamunanku dalam beberapa saat memberi jawaban untuk menangani hal tersebut, kiranya bermain aplikasi kencan buta menjadi kegiatan yang menggiurkan untuk dilakukan.

Seingatku Revan pernah menunjukan cara menggunakan aplikasi tersebut, dikala itu, ketika dosen dengan mata kuliah matematika diskrit tidak dapat hadir dikelas. Ia terlihat sangat terampil, memilah-milih wanita yang sesuai dengan hasratnya. Juga kala itu, Ia mengajarkanku sedikitnya cara untuk menciptakan obrolan yang dapat menarik perhatian wanita.

Sekian menit jari tangan ini terus saja menggulung layar ponsel, target sementara hanya sampai ada seorang wanita yang mau diajak bertukar pesan. Jika sudah mencapai hal tersebut, maka langkah selanjutnya adalah mengajaknya untuk bertemu. Apabila ditolak, maka cari lagi. Namun apabila sebaliknya, maka kami berdua perlu melakukan panggilan video untuk saling memastikan kesungguhan gambar wajah yang digunakan.

Belasan menit telah berlalu sejak awal aku mulai memainkan aplikasi kencan buta ini. Persentase baterai pada ponsel semakin mengecil nilainya, juga kuota internet yang hampir habis digunakan sejauh ini. Ditengah penantianku yang penat, tiba-tiba saja seorang wanita atas nama Ratih mengirimku sebuah pesan, "Hi, dimana? Salam kenal ya, aku ratih." Begitu pesan yang tertera.

Aku segera membalasnya dengan ramah, "Iya, salam kenal juga. Aku Revan, aku lagi di Margo city." Tulisku dengan sentuhan senyum pada raut wajahku.

Tidak perlu waktu lama, pesan balasan dari Ratih muncul dilayar, "It's a nice day, wanna meet up?"

"Wah, to the point banget nih cewek." Gumamku dalam hati ketika melihat isi pesan balasan dari nya.

Aku tidak segera membalas pesan nya, melainkan lebih dulu melihat foto yang digunakan oleh nya sebagai gambar profil. "Cantik, masa iya sih, semudah itu bisa suka sama gua yang biasa-biasa ajah?" Heran mewarnai diri ini ketika melihat wajah profilnya yang begitu cantik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun