Mohon tunggu...
fleo
fleo Mohon Tunggu... Konsultan - ASN

Praktisi kehumasan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Analisis Biaya dan Manfaat Pembangunan Infrastruktur

1 November 2019   06:15 Diperbarui: 9 Januari 2020   09:40 6055
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://en.as.com/

Latar Belakang            

Stadion Sukosari adalah sebuah stadion sepak bola yang terletak di Sukosari, Kartoharjo, Madiun, Jawa Timur, Indonesia yang berjarak sekitar 10 km dari pusat Kota Madiun dan 5 km dari Stadion Wilis. Stadion yang memiliki kapasitas berjumlah 20.000 tempat duduk juga disebut stadion Industri Kereta API (INKA) karena stadion terletak di belakang kompleks Industri Kereta Api Indonesia INKA Madiun dan dulu sering kali digunakan untuk pertandingan piala Bupati yang diikuti oleh kabupaten/kota di seluruh eks Karesidenan Madiun.

Stadion ini merupakan markas kesebelasan grup Persekama Kabupaten Madiun yang pernah berlaga di divisi 1 Liga Indonesia. Walaupun Stadion Sukosari terletak di wilayah Kota Madiun tetapi pengelolaannya di bawah Pemerintah Kabupaten Madiun. Stadion Sukosari dibangun sejak tahun 1987 dengan biaya lebih dari 10 miliar jauh sebelum dibangunnya Stadion Wilis yang baru. Pada tahun 1989 stadion ini diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur, H. Soelarso.

Dalam perkembangannnya pemkab Madiun memliki wacana untuk membangun kembali stadion Sukosari, dimana di dalam kawasan ini yang meliputi pembangunan tribun, pembangunan lapangan tennis, pembangunan lapangan badminton (indoor), pembangunan gedung serba guna (GSG), kantor dan ruko serta pembangunan prasarana dan sarana sebagai pelengkap. Konsep itu dirancang untuk memberikan layanan olahraga dan hiburan bagi masyarakat kota, sekaligus berharap stadion ini nantinya akan memiliki daya tarik lebih kuat. Tentu saja diharapkan juga mampu mendongkrak pendapatan asli daerah.

Akan tetapi permasalahan yang timbul adalah apakah pembangunan yang ada tersebut sudah sesuai dengan analisa studi kelayakan yang ada. Diperlukan suatu pengkajian kelayakan suatu proyek yang bertujuan mempelajari usulan proyek tersebut dari segala sisi agar setelah dilaksanakan pembangunan proyek tersebut dapat mencapai hasil yang sesuai dengan yang direncanakan. Untuk dapat memperjelas ukuran kelayakan yang diperlukan tersebut, maka dilakukan analisa studi kelayakan pada pembangunan kawasan stadion Sukosari yang terletak di kota Madiun.

Dalam pembangunan stadion Sukosari tentunya memerlukan pertimbangan-pertimbangan khusus termasuk kelayakannya secara ekonomi agar tidak menjadi beban bagi pengelola yaitu pemerintah daerah. Oleh karena itulah diperlukan adanya studi analisis kelayakan finansial pada pembangunan stadion Sukosari ini. Berdasarkan rencana atau proyeksi keuangan yang dibuat berdasarkan data-data yang dapat diperoleh serta asumsi-asumsi yang se-realistis mungkin, maka dilakukan analisis kelayakan finansial stadion Sukosari yang ditinjau dari evaluasi keuangan.

Pengkajian analisis kelayakan finanasial pembangunan Stadion Sukosari Madiun ini menggunakan beberapa parameter finansial dasar yang umum dipakai dalam menentukan layak atau tidaknya suatu proyek usaha untuk dijalankan atau tingkat profitibilitas suatu usaha adalah : a) Net Present Value (NPV), b) Internal Rate Of Return (IRR), c) Benefit Cost Ratio (BCR), dan d) Payback Period (PP).

  • Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:

  • Bagaimana rencana arus kas dalam pelaksanaan proyek rehabilitasi tersebut?
  • Seberapa besar rasio manfaat dan biaya proyek yang akan dilaksanakan?
  • Berapa nilai bersih dari aset proyek tersebut pada saat selesai dibangun?
  • Apakah proyek tersebut sudah efisien sebagai investasi?
  • Berapa lama waktu yang diperlukan oleh proyek tersebut untuk mengembalikan biaya investasi pembangunannya?
  • Bagaimana kelayakan rencana pelaksanaan proyek renovasi/ rehabilitasi stadion Sukosari?

  • Maksud dan Tujuan
  • Untuk mengetahui bagaimana rencana arus kas dalam pelaksanaan proyek rehabilitasi stadion Sukosari Madiun;
  • Untuk mengetahui seberapa besar rasio manfaat dan biaya proyek yang akan dilaksanakan;
  • Untuk mengetahui berapa nilai bersih dari aset proyek tersebut pada saat selesai dibangun;
  • Untuk mengetahui apakah proyek tersebut sudah efisien sebagai investasi;
  • Untuk mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan oleh proyek tersebut untuk mengembalikan biaya investasi pembangunannya;
  • Untuk mengetahui kelayakan rencana pelaksanaan proyek renovasi/ rehabilitasi stadion Sukosari secara keseluruhan.

  • Tinjauan Literatur

  • Analisis biaya-manfaat, atau lebih dikenal dengan singkatan bahasa Inggris CBA (cost-benefit analysis), adalah pendekatan sistematis untuk mempertimbangkan biaya dan manfaat terhadap pilihan yang ada. Ekonom Prancis Jules Dupuit sering dianggap sebagai peletak landasan analisis ini melalui artikelnya "On the Measurement of the Utility of Public Works" (1848). CBA antara lain dapat diterapkan pada studi kelayakan dan pengambilan keputusan.
  • Analisis manfaat-biaya dapat digunakan untuk memberikan rekomendasi kebijakan yang memungkinkan analis membandingkan suatu kebijakan dengan cara menghitung total biaya dalam bentuk uang dan total keuntungan dalam bentuk uang. Analisis manfaat-biaya dapat digunakan untuk merekomendasikan kebijakan, dalam arti diaplikasikan ke depan (ex ante), dan dapat juga digunakan untuk mengevaluasi kinerja kebijakan. Analisis biaya manfaat digunakan, terutama ketika masalah efisiensi menjadi sesuatu yang sangat relevan dan diperhitungkan.
  • Secara tradisional ABM ini menggambarkan rasionalitas ekonomi karena kriterianya sebagian besar ditentukan dengan ukuran efisiensi ekonomi secara global. Suatu kebijakan dikatakan efisien jika manfaat bersih (yaitu total manfaat dikurangi total biaya) adalah lebih besar dari nol dan lebih tinggi dari manfaat bersih yang mungkin dihasilkan dari sejumlah alternatif investasi lainnya di sektor swasta ataupun public (opportunity cost). Dari berbagai definisi di atas dapat ditarik suatu pemahaman bahwa analisa biaya manfaat adalah suatu cara untuk menhitung (dalam besaran nilai uang) sejauhmana biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mewujudkan suatu proyek tertentu memberikan hasil manfaat, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk dipilih atau tidak dalam suatu pengambilan keputusan.
  • Cost Benefit Analysis atau analisis biaya manfaat adalah pendekatan untuk rekomendasikan kebijakan yang memungkinkan analisis membandingkan dan menganjurkan suatu kebijakan dengan cara menghitung total biaya dalam bentuk uang dan total keuntungan dalam bentuk uang (Dunn, 2003).
  • Menurut Lawrence dan Mears (2004), tahapan dasar dalam melakukan analisis biaya manfaat (ABM) secara umum yaitu sebagai berikut:
  • Penetapan tujuan analisis dengan tepat
  • Penetapan perspektif yang dipergunakan (identifikasi pemangku kepentingan yang terlibat)
  • Mengidentifikasi biaya dan manfaat
  • Menghitung, mengestimasi, menskalakan dan mengkuantifikasi biaya dan manfaat
  • Memperhitungkan jangka waktu (discount factor)
  • Menguraikan keterbatasan dan asumsi

Langkah pertama perlu menetapkan metode-metode untuk menganalisis manfaat dan biaya suatu proyek yaitu Metode Payback Period (PP), Metode Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Perbandingan Manfaat Biaya / Benefit-Cost Ratio (BCR).

Menurut Abdul Choliq dkk (2004) payback period dapat diartikan sebagai jangka waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan, melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek yang telah direncanakan. Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2004) payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan proceeds atau aliran kas netto (net cash flows).

Selanjutnya menurut Djarwanto Ps (2003) menyatakan bahwa payback period adalah lamanya waktu yang diperlukan untuk menutup kembali original cash outlay. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut maka dapat dikatakan bahwa payback period dari suatu investasi menggambarkan panjang waktu yang diperlukan agar dana yang tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh kembali seluruhnya. Analisis payback period dalam studi kelayakan perlu juga ditampilkan untuk mengetahui seberapa lama usaha/proyek yang dikerjakan baru dapat mengembalikan investasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun