Mohon tunggu...
fahmi karim
fahmi karim Mohon Tunggu... Teknisi - Suka jalan-jalan

Another world is possible

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film Squid Game; Seni Mempermainkan Hidup

6 Oktober 2021   11:41 Diperbarui: 6 Oktober 2021   12:59 859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya lalu ingat satu tokoh dalam sejarah estetika mengenai proses penyalinan kenyataan dalam film, khususnya tradisi estetika Marxis. Yaitu David Ebelevich Kaufman, atau yang terkenal dengan pseudonimnya Dziga Vertov. Yang adalah seorang Bapak Film Dokumenter. Seorang yang memberikan asumsi dasar realisme sebagai estetika sinema.

Bagi Vertov, sinema itu, atau film, adalah perkara merekam kenyataan. Baginya yang terpenting adalah hubungan antara karya sinematik dengan kenyataan. Jadi perkara kebenaran.

Inilah kenapa dia disebut sebagai Bapak Film Dokumenter. Karena film dokumenter adalah proses penyalinan kenyataan dalam satu karya sinema. Yang ditampilkan adalah kebenaran.

Namun, yang saya maksud kisah teman saya kaitannya dengan film, bahwa seluruh film yang sedih-sedih, saling membunuh, adalah salinan kenyataan; yang pernah terjadi atau mungkin terjadi.

Misalnya film yang tiba-tiba viral di media sosial, Squid Game.

Awalnya saya diibuat kaget dengan salah satu media online yang memberitakan bahwa film ini peringkatnya di atas Money Heist.

"Kurang ajar jika sudah begini!" kata saya yang tidak percaya ada film yang bisa sebagus Money Heist. "Saya harus tonton!"

Karena kurang hati dan hantu penasaran, saya memaksakan diri untuk menonton episode Squid Game.

Sedikit gambaran mengenai film:

Singkat cerita, film ini adalah permainan yang berhadiah uang yang sangat banyak. Setiap pemain harus mampu bertahan hidup dalam permainan dan menyelesaikan permainan. Jadi, siapa yang bertahan sampai akhir permainan akan mendapatkan hadiahnya. Semua pemain adalah orang miskin yang dililit utang, maka diberikan peluang untuk menjadi kaya. Meski peluang untuk menang hanya 0 koma ratusan persen dan mati dalam permainan ratusan persen.

Dari ratusan orang, hanya satu yang akan memperoleh hadiah. Maka saya merasa aneh jika mereka harus berkelompok yang ujungnya harus saling membunuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun