Mohon tunggu...
Fitri Manalu
Fitri Manalu Mohon Tunggu... Lainnya - Best Fiction (2016)

#catatankecil

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Membunuh Rindu

19 September 2016   23:36 Diperbarui: 20 September 2016   00:15 810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: www.pinterest.com

 “Aku berjanji,” jawab lelaki itu lantas melemparkan tombak di tangannya. “Beri aku sedikit waktu.”

Ketika lelaki itu merengkuh diriku dalam pelukannya, aku menyerah pada keinginannya.  Entah sampai kapan.

***

Rindu itu semakin menguat dalam sorot mata lelaki itu dan membuatnya mulai kehilangan akal. Ia terus membisikkan bujuk rayu yang membuatku tersiksa. Kata-kata darinya berhamburan dan berdengung di telingaku bagai lebah. Membunuhku perlahan-lahan dalam ketakutanku. Rindu. Kali ini, aku bahkan lebih tersiksa dari sebelumnya. Padahal, aku bertahan dalam hutan ini demi terbebas dari rindu.

Malam telah larut. Aku tak dapat menunda niatku lebih lama lagi. Aku berjalan mengendap-endap, mendekati lelaki yang sedang terlelap dalam mimpinya. Tombak di tanganku berkelebat dalam bayang-bayang malam. Lolongan panjang memecah malam, lalu hutan kembali sunyi. Airmataku mengalir deras. Derita panjangku akhirnya berujung. Aku telah membunuh rindu.

***


Tepian DanauMu, 19 September 2016

           

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun