Mohon tunggu...
Fitri Hidayati
Fitri Hidayati Mohon Tunggu... Pendidik -

Selanjutnya

Tutup

Fiksi Islami

Berkah Ramadhan Sepuluh Hari Pertama

26 Mei 2018   18:25 Diperbarui: 26 Mei 2018   18:35 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Matahari makin tinggi, saat selesai aku tunaikan shalat dhuha. Doa untuk orang tua dan keluarga selalu tersematkan, terutama untuk anak-anakku. Hanya doa yang bisa aku mohonkan demi kelancaran dan keberhasilan anak-anakku dalam meniti ilmu maupun dalam mengarungi bahtera kehidupan. Ponselku berdering, ada pesan  WA dari putriku.

" Alhamdulillah, hari ini ada kado buat Mama Papa. Berkat doa Mama Papa aku lulus

 dengan predikat kelulusan Cumlaude ."

Alhamdulillah... Syukur tak terhingga , aku benar-benar terharu. Akhirnya Allah memberikan rahmat-Nya pada sepuluh hari pertama ini. Air mata ini tak mampu terbendung lagi, air mata bahagia dan syukur atas nikmat-Nya.

Anakku, mungkin aku memang cengeng, namun yang membuatku menangis bukan predikat kelulusanmu yang memuaskan, namun justru pada keuletan dan ketabahanmu dalam berjuang. Bukan berlebihan bila aku bangga kepadamu, karena memang tlah kau lalui masa -masa sekolahmu sejak SMA sampai kuliah dengan penuh kerja keras.

Seorang gadis yang hidup apa adanya, tanpa jaim sedikitpun. Kau sadari penuh bahwa orang tuamu hanyalah seorang pegawai rendahan. Dengan saudara yang banyak, membawamu tumbuh sebagai sosok yang sangat dewasa. 

Tau persis kesulitan keluarga. Maka sebisanya kau berusaha membantu mencari uang tambahan. Minimal untuk dirimu sendiri. Meski sering aku larang, karna belum saatnya kau ikut mencari nafkah, namun kau selalu meyakinkan bahwa kau ikhlas dan sama sekali tak merasa terbebani.

Meski terkadang terkesan cuek dan suka menjahilin teman-temanmu, namun pada dasarnya kau sosok yang penuh tanggung jawab dan mandiri. Sebagai ketua OSIS kau tetap bersahaja, karna kau tahu jabatan bukan suatu yang harus dibanggakan namun merupakan amanah yang akan dipertanggungjawabkan. 

Kau berikan contoh pada teman-temanmu untuk tidak malu bekerja apapun asal halal seperti yang kau lakukan berjualan jajan di sekolah.  Masih ingatkah kau, di suatu senja pernah  Mama ajak berbincang..

" Mbak, Mama minta maaf kalau jatah yang Mama berikan kurang. Tapi sebenarnya tidak usah sampai jualan jajan di sekolah. Mama takut nanti mengganggu konsentrasimu. Mama  insha Allah masih mampu memenuhi kebutuhanmu."

" Loh, kenapa Ma? Mama malu ya anaknya jualan di sekolah? Kalau Mama memang tidak ridho, aku akan hentikan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Fiksi Islami Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun