Mohon tunggu...
Fitri Haryanti Harsono
Fitri Haryanti Harsono Mohon Tunggu... Penulis Kebijakan Kesehatan

Akrab disapa Fitri Oshin | WHO Certified on Zoonotic disease-One Health, Antimicrobial resistance, Infodemic Management, Artificial Intelligence for Health, Health Emergency Response, etc. Jurnalis Kesehatan Liputan6.com 2016-2024. Bidang peminatan mencakup Infectious disease, Health system, One Health dan Global Health Security.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Setelah Covid-19, Siapkah Indonesia Hadapi Pandemi Berikutnya?

19 Maret 2025   15:23 Diperbarui: 19 Maret 2025   15:23 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang menarik dari Command Center ini, salah satunya kecepatan pelaporan data. Contohnya, ada temuan virus dan patogen baru dapat segera diinfokan. Selanjutnya, tim di Command Center akan menganalisis sekaligus menilai, apakah temuan itu masuk kategori berbahaya atau tidak.

Command Center berada langsung di bawah Menteri Kesehatan. Dalam hal ini, ketika ada temuan virus dan patogen lain, Menteri dapat mengambil tindakan apa yang harus dilakukan. Seperti halnya saat Covid-19, Indonesia melakukan vaksinasi serentak demi pencegahan.

Pencatatan data kasus penyakit secara real time 

Gebrakan paling signifikan saat pandemi Covid-19 dari segi pencatatan data kasus penyakit. Pada waktu itu, digitalisasi data Kemenkes menghadirkan akses yang real time dan bisa diakses publik dengan menyediakan situs khusus, Dashboard Vaksinasi Covid-19.

Publik bisa melihat perkembangan data kasus konfirmasi positif, sembuh dan kematian. Persebaran daerah mana saja beserta pelaporan kasus terpampang. Seluruh data pun terintegrasi ke SATUSEHAT, ekosistem digital data kesehatan nasional.

Dari pengalaman Covid-19, Indonesia mampu membangun sistem pencatatan data kasus secara real time jika terjadi wabah atau pandemi berikutnya. Pencatatan digital akan memudahkan kita memeroleh data update.

Yang pasti data antara pemerintah pusat dan daerah itu sama. Diharapkan tak ada lagi narasi perbedaan data di pusat dan daerah.

Manfaatkan dana pandemi untuk memperkuat respons krisis kesehatan 

Indonesia menerima dana dari Pandemic Fund sebesar US$24,9 juta pada Oktober 2024. Dana ini untuk memperkuat kapasitas penanganan pandemi dan ancaman kesehatan global di masa depan. 

Program pendanaan akan berlangsung dalam durasi tiga tahun dengan World Bank, WHO, dan FAO sebagai entitas pelaksana (implementing entity). 

Kemenkes selaku focal point akan mengkoordinasikan kolaborasi antar-kementerian dalam implementasinya, terutama pendekatan One Health bersama Kemenko PMK, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Keuangan, KLHK, Kementerian Pertanian, dan BRIN.

Sasaran pemanfaatan dana mencakup penguatan di bidang laboratorium, surveilans, tenaga kesehatan dan komunikasi risiko. Harapannya, dana pandemi dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Indonesia. 

Jawabannya: "bukan siap atau tidak siap, melainkan harus lebih waspada"

Balik lagi kepada pertanyaan yang menjadi judul tulisan ini, kita mungkin berpikir, jawabannya antara 'siap' atau 'tidak siap.' Berpikir lebih dalam, jawaban yang tepat sekiranya bukan 'siap atau tidak', melainkan harus lebih waspada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun