Mohon tunggu...
Fisio Yuliana
Fisio Yuliana Mohon Tunggu... Praktisi Fisioterapi

Perkuat literasi dengan membaca! Sebuah Halaman yang membagikan kualitas kesehatan mental, fisik, gerak tubuh, hubungan manusia, dan science. Bacalah 1 artikel setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Mengapa Otot Perlu Dilatih?

23 Juni 2025   11:53 Diperbarui: 24 Juni 2025   04:19 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Latihan angkat barbel untuk memperkuat otot. (Sumber gambar: Unsplash)

Meskipun otot merupakan organ yang fleksibel dan lunak, namun rentan mengalami pemendekan, ketegangan, dan spasme. Aktivitas fisik yang mengandalkan postur seperti duduk lama dapat mencederai otot di sepanjang tulang belakang, panggul, dan bokong. Selain itu rasa pegal berkepanjangan karena duduk membungkuk dapat mengunci sendi pada tulang belakang terutama midback dan memicu pemendekan otot dada depan dan lengthening otot punggung yang lelah dan sakit. 

Penggunaan kursi yang tidak ergonomis seperti lutut menekuk lebih dari 90 derajat dengan kaki berjinjit dan belakang lutut menekan pinggir kursi, berisiko dua kali lipat mengalami kompresi berlebih pada tulang rawan sendi lutut sebagai penyebab terjadinya osteoarthritis lutut.

Otot dapat mengalami perkembangan atau tumbuh membesar seiring dengan latihan progresif. Saat latihan, serabut otot akan mengalami kerobekan mikroskopis dan tubuh akan memulihkan kerobekan otot yang terjadi dengan menumbuhkan serabut otot yang baru. 

Adapun saat kita latihan progresif seperti angkat beban, latihan resisten/penguatan dan sebagainya, pembebanan ini meningkatkan tegangan otot dan mengirim sinyal pada growth hormon untuk melakukan pemulihan dan recorvery sehingga serabut otot bertambah banyak dan otot tampak lebih membesar.

Itulah alasan mengapa setelah latihan penguatan otot dan pembebanan, otot terasa sakit dan lelah. Adapun saat kita tidur nyenyak, growth hormon bekerja memulihkan kerobekan pada otot yang diperoleh dari latihan. Kecukupan nutrisi, protein, karbohidrat, dan mineral baik untuk membantu memulihkan otot dengan cepat. 

Walau otot dapat mengembang, namun otot sensitif terhadap aktivitas fisik dengan pembebanan pada bagian tubuh tertentu yang dilakukan berulang kali dalam waktu lama. Mereka yang memiliki hobi olahraga padel rentan mengalami cedera pada otot tungkai dan bahu. Pegolfer berisiko mengalami perlukaan pada tendon sisi luar siku yang dikenal dengan tennis elbow dan tendon sisi dalam siku dikenal dengan golfer elbow. 

Mereka yang bekerja di pabrik dengan posisi membungkuk dan rotasi pinggang berulang berisiko mengalami cedera regang pada otot pinggang bawah, bokong, dan punggung tengah. Selain itu, orang dengan aktivitas fisik rendah cenderung memiliki masa otot yang rendah. Bila ia sama sekali tidak pernah melatih ototnya, maka aktivitas fisik rendah seperti bekerja di depan komputer dapat menimbulkan ketegangan, kelelahan, dan iritasi pada otot yang berlanjut menjadi spasme pada serabut otot. Saat tubuh memulihkan diri, maka serabut otot tersebut membentuk jaringan parut dan muscle knot yang dikenal dengan miofascial syndrome.

Berbagai uraian di atas dapat menjadi alasan mengapa otot perlu dilatih. Otot yang terlatih dapat menjaga kebugaran fisik dan memelihara daya tahan tubuh. 

Seseorang dengan kebugaran fisik baik dapat menjalani aktivitas sehari-hari dengan maksimal tanpa nyeri dan kelelahan. Seperti yang telah kita ketahui bahwa beban mekanikal yang setiap hari diterima oleh tubuh kita karena aktivitas fisik dan bekerja, tentu memerlukan kemampuan otot, tulang, dan sendi yang maksimal agar terhindar dari kompresi dan regangan pada jaringan tersebut. Untuk mencapai ini, maka diperlukan latihan otot yang membantu seluruh komponen tubuh untuk tetap optimal.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun