Olahraga memang banyak manfaat baik, tetapi menjalankannya sungguh sulit. Mengagendakan olahraga sebagai komitmen harian masih belum mencapai kesepakatan dengan tindakan nyata. Terkadang setelah dijalankan, rupanya tubuh jadi babak belur bagai ditonjok bertubi-tubi. Sekujur tubuh nyeri hingga sulit beraktivitas. Itulah alasan lain yang membuat banyak dari kita enggan meneruskan olahraga selain rasa malas.Â
Olahraga berbeda dengan aktivitas biasa. Olahraga memiliki dosis latihan, tipe latihan, dan tujuan/target spesifik. Olahraga lebih tepatnya punya arahan jelas. Misalnya mau membentuk otot perut dan bokong, mencapai kemampuan berlari jarak 300 meter dalam waktu semakin cepat, atau membentuk otot tubuh, dan sebagainya.Â
Olahraga mengolah tubuh dengan latihan fisik yang melibatkan struktur otot dan tulang. Secara garis besar, tujuan olahraga yaitu meningkatkan kapasitas fisik individu untuk memelihara kesehatan dan memaksimalkan kebugaran fisik.Â
Jenis olahraga bermacam-macam mulai dari seni membentuk dan melenturkan tubuh seperti yoga, pilates, body combat, dan kalistenik, seni olahraga prestasi seperti badminton, berenang, basket, sepak bola, dan sebagainya, serta kebugaran fisik seperti fitnes dan latihan kapasitas otot. Masih banyak lagi jenis olahraga yang pada intinya mengolah tubuh untuk mencapai kapasitas fisik yang lebih baik.Â
Dari sekian banyak bentuk olahraga, pada dasarnya latihan olahraga secara spesifik yaitu melatih otot. Otot merupakan organ tubuh kita yang dapat berkontraksi. Otot memiliki keistimewaan yaitu otot dapat mengembang jika rutin mendapatkan latihan pembebanan. Otot terhubung dengan jalur saraf dan otak sehingga otot dapat berkontraksi dan menggerakan rangka.Â
Perlu diketahui bahwa otot merupakan struktur jaringan yang terdiri atas sel otot yang disebut miofibril. Miofibril tersusun oleh miofilamen berbentuk batang protein seperti tabung yaitu miofilamen aktin berbentuk tabung tipis dan miosin berbentuk tabung tebal.Â
Miofilamen ini merupakan unit yang bertanggung jawab dalam terjadinya kontraksi otot. Pada saat kontraksi otot, miosin menarik aktin membentuk jembatan yang bersilangan sehingga terjadi pemendekan otot.Â
Otot tengah kaya sirkulasi darah di sepanjang seratnya sehingga tampak berwarna merah, namun pada kedua ujung kepalanya yaitu tendon berserabut putih minim sirkulasi darah. Saat terjadi perlukaan otot bagian tengah karena cedera maka penyembuhannya tidak memakan waktu lama dibandingkan cedera pada serat tendonnya. Tendon otot merupakan jaringan ikat ujung otot yang kuat dan melekat erat pada tulang. Tendon mampu menahan beban kompresi pada otot saat berkontraksi dan menyebarkannya.Â
Seiring bertambahnya usia seserang, masa otot akan menurun disertai dengan kulit yang lebih berkerut dan penurunan berat badan. Ada orang yang semakin tua ototnya semakin menyusut dan bertambah kurus.Â
Olahraga seperti mengangkat barbel dengan menyesuaikan kemampuan fisik dan batas maksimal latihan beban yang dihitung dari daya angkat beban dalam satu atau beberapa kali angkatan dapat membantu meningkatkan masa otot.
Meskipun otot merupakan organ yang fleksibel dan lunak, namun rentan mengalami pemendekan, ketegangan, dan spasme. Aktivitas fisik yang mengandalkan postur seperti duduk lama dapat mencederai otot di sepanjang tulang belakang, panggul, dan bokong. Selain itu rasa pegal berkepanjangan karena duduk membungkuk dapat mengunci sendi pada tulang belakang terutama midback dan memicu pemendekan otot dada depan dan lengthening otot punggung yang lelah dan sakit.Â
Penggunaan kursi yang tidak ergonomis seperti lutut menekuk lebih dari 90 derajat dengan kaki berjinjit dan belakang lutut menekan pinggir kursi, berisiko dua kali lipat mengalami kompresi berlebih pada tulang rawan sendi lutut sebagai penyebab terjadinya osteoarthritis lutut.
Otot dapat mengalami perkembangan atau tumbuh membesar seiring dengan latihan progresif. Saat latihan, serabut otot akan mengalami kerobekan mikroskopis dan tubuh akan memulihkan kerobekan otot yang terjadi dengan menumbuhkan serabut otot yang baru.Â
Adapun saat kita latihan progresif seperti angkat beban, latihan resisten/penguatan dan sebagainya, pembebanan ini meningkatkan tegangan otot dan mengirim sinyal pada growth hormon untuk melakukan pemulihan dan recorvery sehingga serabut otot bertambah banyak dan otot tampak lebih membesar.
Itulah alasan mengapa setelah latihan penguatan otot dan pembebanan, otot terasa sakit dan lelah. Adapun saat kita tidur nyenyak, growth hormon bekerja memulihkan kerobekan pada otot yang diperoleh dari latihan. Kecukupan nutrisi, protein, karbohidrat, dan mineral baik untuk membantu memulihkan otot dengan cepat.Â
Walau otot dapat mengembang, namun otot sensitif terhadap aktivitas fisik dengan pembebanan pada bagian tubuh tertentu yang dilakukan berulang kali dalam waktu lama. Mereka yang memiliki hobi olahraga padel rentan mengalami cedera pada otot tungkai dan bahu. Pegolfer berisiko mengalami perlukaan pada tendon sisi luar siku yang dikenal dengan tennis elbow dan tendon sisi dalam siku dikenal dengan golfer elbow.Â
Mereka yang bekerja di pabrik dengan posisi membungkuk dan rotasi pinggang berulang berisiko mengalami cedera regang pada otot pinggang bawah, bokong, dan punggung tengah. Selain itu, orang dengan aktivitas fisik rendah cenderung memiliki masa otot yang rendah. Bila ia sama sekali tidak pernah melatih ototnya, maka aktivitas fisik rendah seperti bekerja di depan komputer dapat menimbulkan ketegangan, kelelahan, dan iritasi pada otot yang berlanjut menjadi spasme pada serabut otot. Saat tubuh memulihkan diri, maka serabut otot tersebut membentuk jaringan parut dan muscle knot yang dikenal dengan miofascial syndrome.
Berbagai uraian di atas dapat menjadi alasan mengapa otot perlu dilatih. Otot yang terlatih dapat menjaga kebugaran fisik dan memelihara daya tahan tubuh.Â
Seseorang dengan kebugaran fisik baik dapat menjalani aktivitas sehari-hari dengan maksimal tanpa nyeri dan kelelahan. Seperti yang telah kita ketahui bahwa beban mekanikal yang setiap hari diterima oleh tubuh kita karena aktivitas fisik dan bekerja, tentu memerlukan kemampuan otot, tulang, dan sendi yang maksimal agar terhindar dari kompresi dan regangan pada jaringan tersebut. Untuk mencapai ini, maka diperlukan latihan otot yang membantu seluruh komponen tubuh untuk tetap optimal.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI