Mohon tunggu...
Davi Firzani
Davi Firzani Mohon Tunggu... Mahasiswa - IP TRISAKTI

Mahasiswa Penerima Beasiswa KIP - Kuliah Intitut Pariwisata Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Analisis Taman Wisata Alam Angke Kapuk, Jakarta

5 Agustus 2022   14:06 Diperbarui: 5 Agustus 2022   14:13 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Freepik.com

Analisis 3A

  • Aksebilitas 

Untuk mencapai lokasi TWA Angke Kapuk ini tergolong cukup mudah, seperti adanya transportasi umum seperti Bus Transjakarta yang jaraknya kurang lebih 500m dari pintu masuk. bagi para pengunjung yang membawa kendaraan pribadi juga cukup mudah, karena melewati akses jalan perkotaan.

  • Atraksi

Daya tarik utama yang disajikan kepada pengunjung tentu saja mangrove, tetapi ada atraksi lain yang menarik seperti bermain kano, naik perahu sampan, memberi makan ikan dan rusa, mengamati burung-burung asli sekitar, serta dapat partisipasi menanam bibit tanaman bakau bagi para pengunjung yang ingin merasakan pengalaman konservasi alam.

  • Akomodasi

TWA Angke Kapuk bekerja sama dengan pihak RedDoors bagi para pengunjung yang ingin bermalam atau menginap di hutan mangrove ini. Dengan adanya kerja sama tersebut tentu saja memberi kemudahan bagi para pengunjung dalam melakukan pemesanan kamar melalui online maupun offline.

Analisis Perkembangan

  • Fase Eksplorasi

Keadaan awal dimana lokasi ini dijadikan tambak ikan yang digarap oleh penambak liar membuat rusaknya keadaan ekosistem sekitar, terciptanya ide untuk mengeksplorasi daerah tersebut sebagai konservasi alam yang bisa dijadikan daerah wisata.

  • Fase Keterlibatan

Masyarakat sekitar yang secara liar membuat tambak ikan tadi coba dirangkul oleh pemerintah untuk sama-sama peduli akan keutuhan ekosistem, serta mengedukasi proyek konservasi yang akan dilaksanakan.

  • Fase Pembangunan

Tahun 1998 mulai dilakukan restorasi pembangunan, membersihkan kawasan dari tambak illegal serta kembali menanam pepohonan mangrove yang hilang. Tahun 2010 TWA Angke Kapuk resmi dibuka sebagai daerah wisata konservasi alam.

  • Fase Pembaharuan

Dengan berkembangnya suatu keadaan, membuat minat serta kebutuhan wisata-pun ikut berkembang. Salah satu pembaharuan yang terjadi adalah penambahan rambu imbauan protokol kesehatan terkait masa pandemi, serta fitur E-Mapping yang bisa pengunjung dapatkan di web resmi TWA Angke Kapuk.

  • Fase Penurunan

Dengan prasarana yang banyak menggunakan kayu dan bambu membuat beberapa lokasi terjadi penurunan kualitas. Seperti jalanan bambu yang melintasi area hutan bakau yang sudah mulai patah, tempat duduk yang berada di pinggir area hutan bakau yang juga sudah mulai rapuh.

*Materi diperoleh dari Poster Akademik oleh  Kelompok 1, kelas S1 KC 2021 (STP Trisakti), mata kuliah Geografi Pariwisata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun