Mohon tunggu...
Firmino Botan
Firmino Botan Mohon Tunggu... Lainnya - Mencoba dengan harapan. Dan berharap untuk terus mencoba

Kesuksesan bukan hanya milik orang-orang yang pintar, melainkan juga milik mereka yang tekun

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kebebasan, Hukum, Moralitas dan Akal Budi

7 Oktober 2021   20:40 Diperbarui: 7 Oktober 2021   22:02 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Binatang tidak tahu apa itu kebebasan dalam menentukan moral, sedangkan manusia dengan kemampuan akal budinya dan kebebasan dapat menentukan moral.

Hukum 

Manusia adalah makhluk sosial. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena ia tidak dapat melepaskan dirinya dari relasi dengan sesama maupun ciptaan yang lain. 

Dalam menjalani relasi tersebut, manusia membutuhkan aturan atau norma yang mengikatnya sehingga tercipta keharmonisan dan kebaikan bersama (common good). Menarik untuk menelaah pemikiran Thomas Hobbes berkaitan dengan mengapa manusia membutuhkan aturan atau kekuasaan yang mengaturnya. Hobbes melukiskan manusia sebagai sebuah mesin yang anti-sosial.

"Manusia menurutnya adalah makhluk yang pada dasarnya ingin memuaskan kepentingannya sendiri dengan mencari kenikmatan dan mengelak dari rasa sakit. Di samping itu, sebagai makhluk yang anti-sosial karena pemeliharaan diri itu bertentangan dengan hasrat pemeliharaan diri yang dimiliki oleh orang lain. Sehingga timbul kecenderungan bahwa manusia ingin menguasai yang lain, 'bellum omnes omnia', perang semua melawan semua. Dalam perang itu manusia adalah serigala bagi sesamanya (homo homini lupus)." [10].

Gambaran manusia dalam pandangan Hobbes di atas menjadi salah satu contoh dimana kehidupan bersama selalu diliputi persaingan yang tidak sehat antar sesama manusia. Contoh lain yang dapat kita temukan dan saksikan saat ini adalah perkembangan teknologi yang semakin cepat dan masif yang membuat orang kehilangan daya kritis.

 Adanya perubahan gaya hidup yang semakin cenderung materialis dan hedonis yang tak terbendung yang menciptakan budaya baru dalam masyarakat. Tak jarang dampak dari perubahan-perubahan tersebut tidak saja pada individu yang bersangkutan, melainkan pada komunitas atau masyarakat secara keseluruhan. 

Maka suasana yang timbul dari perubahan tersebut adalah kekacauan karena hilangnya moralitas otentik dalam diri individu yang berujung pada tindakan mereduksi eksistensi sesama dan ciptaan yang lain. Oleh sebab itu, manusia membutuhkan norma atau aturan, dimana hak dan eksistensi mereka di jamin dan dilindungi.

Sebelum masuk lebih jauh pembahasan ini, penting untuk memahami apa itu hukum. Hukum berarti arah menuju akhir, terikat pada akhir (Latin, lex=ikatan/pengikat). St. Thomas mendefinisikan hukum kodrat sebagai partisipasi dari hukum kekal dalam akal budi ciptaan.[11] Hukum berfungsi untuk mengatur hubungan antara manusia dan ciptaan yang lain. 

Dalam perjalanan kepada tujuan akhir, yakni Allah, "Satu-satunya yang baik", manusia dengan bebas haruslah melakukan kebaikan dan menghindari kejahatan (VS 42). Louis Leahy menjelaskan hal itu dengan merujuk pada pengalaman manusia, yakni fenomena cinta. Dalam cinta sejati yang matang dua orang saling mengasihi dengan bebas dalam arti bahwa mereka sedikit pun tidak merasa terpaksa atau tertekan, dan sekaligus sama sekali tergantung satu dari yang lainnya.[12].

Menarik untuk melihat fenomena cinta ini dalam kaitannya dengan perintah Sinai, yang kita sebut sepuluh perintah. Di maman perintah pertama dan utamanya adalah mencintai Allah di atas segala sesuatu dan perintah untuk mencintai sesama seperti mencintai diri sendiri. Kedua perintah ini menempati posisi yang sama (bdk Mat 22:35-40). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun