Mohon tunggu...
Firmino Botan
Firmino Botan Mohon Tunggu... Lainnya - Mencoba dengan harapan. Dan berharap untuk terus mencoba

Kesuksesan bukan hanya milik orang-orang yang pintar, melainkan juga milik mereka yang tekun

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kebebasan, Hukum, Moralitas dan Akal Budi

7 Oktober 2021   20:40 Diperbarui: 7 Oktober 2021   22:02 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di samping anugerah akal budi, Allah juga menganugerahkan kebebasan bagi manusia. Akal budi dan kebebasan ini merupakan dua hal pokok yang khas dimiliki oleh manusia. Sehingga manusia itu, sebagaimana yang dikatakan dalam Kitab Suci, yakni diciptakan seturut/sesuai rupa Allah. "...Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar Allah...", (bdk. Kej. 1, 26-27). 

Kata gambar mengandaikan suatu keserupaan (Allah dan manusia) yang menyeluruh dalam kodrat; akal, kehendak dan kekuasaan. Yang di maksud dengan sesuai rupa Allah adalah akal budi/rasio dan kebebasan.[2] Oleh sebab itu menjadi jelas bahwa, manusia itu merupakan ciptaan yang serupa dengan Allah karena ia merupakan partner atau teman kerjanya Allah. 

Tulisan ini berangkat dari ensiklik Veritatis Splendor, Cahaya Kebenaran, yang sub temanya membicarakan tentang kebebasan dan hukum. Di samping itu ada hal-hal pokok lainnya yang disinggung dalam bagian ini yakni tentang peranan akal budi dan moralitas.

Kebebasan

Manusia selalu mengidentifikasi diri sebagai makhluk yang bebas. Terdapat beragam pernyataan yang sering kita dengar seperti, saya bebas menjadi diri sendiri, tidak usah mengatur-atur hidupku, urus saja hidupmu. Saya juga bebas mengikuti gaya hidup seperti ini dan itu. Saya bebas untuk membangun relasi dengan siapa saja. Sekali lagi itu bukan urusanmu.

Singkatnya, kebebasan dimaknai sebagai sesuatu yang berurusan dengan diriku sendiri. Orang lain tidak boleh mengaturnya. Dengan demikian, ketika berhadapan dengan norma-norma yang bertentangan dan membatasi kebebasan pribadi, kita merasa hak kita direnggut dan dibatasi. Sebab, yang kita kehendaki adalah kebebasan yang sebebasnya sekaligus bebas dari peraturan. 

Seperti yang digagas oleh seorang filsuf eksistensialis Prancis, Jean-Paul Sartre dengan pernyataannya yang terkenal adalah "heil is the other peoples (neraka adalah orang lain)."[3] Yang memiliki kesan bahwa, kehadiran orang lain atau dalam konteks ini yakni norma-norma merupakan sumber malapetaka bagi subyek.

Sebelum melangkah lebih jauh penting untuk memahami terlebih dahulu apa itu kebebasan? Kebebasan secara eksistensial dipahami sebagai kemampuan untuk menentukan atau memilih hal yang dikehendakinya. Kemampuan menentukan pilihan dari dalam dirinya, tanpa paksaan dari pihak luar, itulah yang disebut kebebasan.[4] 

Kebebasan eksistensial diklasifikasi menjadi dua, yakni kebebasan fisik dan rohani. Kebebasan fisik berarti orang bisa menggerakkan sendiri tubuhnya sesuai dengan kehendaknya atau menentukan sendiri secara fisik apa yang akan dikerjakannya. 

Sedangkan, kebebasan rohani adalah kemampuan untuk menentukan sendiri apa yang dipikirkan, dikehendaki, dan bertindak secara terencana. Kebebasan rohani bersumber pada akal budi yang dan melampaui keterbatasan fisik. Kebebasan rohani adalah sanggar manusia yang paling dalam dimana aku berhadapan dengan aku. 

Sedangkan, St Thomas berpendapat bahwa kebebasan sebagai milik kehendak manusia di mana ia menentukan dirinya sendiri dalam tindakannya menuju akhir. Jelas kebebasan ini dibatasi, jadi ini bukan ominpotence. Hanya saja manusia menentukan dirinya sendiri, dan tidak ada kekuatan dari luar dirinya yang dapat menentukan dirinya dalam pilihannya.[5] 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun