Mengakui bahwa gajah memiliki hak atas ruang jelajahnya. Dalam penataan ruang, perlu ditetapkan area buffer zone yang tidak boleh ditanami tanaman kesukaan gajah dan diwajibkan menanam tanaman yang tidak disukai gajah di pinggiran perkebunan (misalnya cabai atau tanaman lain yang beraroma kuat).
Kisah Tari, sang gajah kecil, adalah memoar luka yang tak boleh kita lupakan. Ia adalah representasi dari setiap individu Gajah Sumatera yang diam-diam berjuang di tengah rimba yang kian menyempit. Kepergiannya adalah seruan terakhir, sebuah ultimatum bagi kita untuk bertindak segera dan kolektif.
Jika kita gagal melindungi Tari dan habitatnya, kita tidak hanya kehilangan seekor gajah, melainkan kita telah kehilangan sepotong warisan alam dunia. Sudah saatnya kita mengubah narasi pilu ini menjadi kisah sukses konservasi, di mana kolaborasi adalah kuncinya, dan koeksistensi adalah tujuannya.
Selamat jalan, dede Tari. Semoga engkau tenang di surga para gajah, dan kepergianmu tidak sia-sia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI