Mohon tunggu...
R Firkan Maulana
R Firkan Maulana Mohon Tunggu... Konsultan - Pembelajar kehidupan

| Penjelajah | Pemotret | Sedang belajar menulis | Penikmat alam bebas | email: sadakawani@gmail.com | http://www.instagram.com/firkanmaulana

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mengelola Hidup di Negeri Bencana

29 September 2018   11:41 Diperbarui: 29 September 2018   12:47 761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di beberapa komunitas adat tertentu di Indonesia, perilaku binatang dijadikan sebagai alat peringatan dini tatkala ada bencana datang. Di masyarakat yang tinggal di pesisir selatan Indonesia, masyarakat mempunyai pengetahuan untuk menyelamatkan diri ketika gelombang tsunami datang menerjang.

Di Pulau Simelue di Provinsi Aceh, saat tsunami datang, orang-orang berteriak "Smoong! Smoong! Smoong!" berkali-kali lalu mengajak orang-orang untuk pergi ke bukit. Tak heran, jumlah korban jiwa di Pulau Simelue Aceh pada saat itu terbilang sedikit dibanding wilayah Aceh lainnya.

Smoong berarti aba-aba agar pergi lari ke atas gunung dan bukit karena sebentar lagi akan datang air bah dari laut. Seusai gempa besar terjadi di Aceh, sesaat kemudian orang-orang Simeulue langsung memantau kondisi air laut. Begitu air laut terlihat surut, semua lari ke gunung dan bukit. 

Merencana ke depan

Tidak pernah ada yang bakal mengira bencana di Lombok dan Donggala-Palu. Namun kita semua sudah tahu bahwa Indonesia ini berada di wilayah yang rawan bencana. Bencana yang terjadi telah mengguncang kehidupan dan semua kemapanan. Sudah pastiu guncangan gempa tersebut telah membawa kekalutan bagi semua orang.

Bingung, takut dan kalut terhadap kehidupan masa kini dan masa datang. Kenyamanan hidup telah terenggut dari kehidupan saat ini. Namun perubahan harus dihadapi karena untuk meneruskan hidup. Sangat penting sekali untuk menanamkan persepsi positif mengenai bencana gempa yang terjadi merupakan suatu perubahan yang harus dihadapi, dikelola dan direncanakan.  

Dalam memikirkan perencanaan pembangunan ke depannya di Lombok dan Donggala-Palu, sangat penting sekali untuk mengetahui ke mana pembangunan akan diarahkan dan mengetahui cara mencapai arah pembangunan tersebut. Selama ini pembangunan yang dilakukan di Indonesia masih seperti biasa, yaitu pembangunan yang tidak berwawasan bencana. Indonesia masih dianggap sebagai negeri aman yang tidak akan pernah terjadi bencana.

Pelajaran penting yang harus diingat, merencana janganlah menghasilkan rencana yang sama dengan sebelumnya. Rencana pembangunan dengan perspektif berwawasan bencana adalah rencana mutakhir yang harus jadi pegangan dan ditegakkan pelaksanaannya. Pemerintah dan juga masyarakat harus berani membuat rencana baru pasca bencana, baik dalam proses pembuatannya maupun produk rencananya. Kalau rencana pembangunan selalu sama, jadi untuk apakah rencana itu dibuat ?

Kehidupan di masa depan harus dilihat dengan perspektif berbeda. Peter F.Drucker mengatakan bahwa "cara terbaik meramalkan masa depan adalah dengan menciptakannya." Kondisi Lombok dan Donggala-Palu harus dilihat dengan perspektif yang berbeda sebagai suatu tempat kehidupan baru  yang harus dikelola dengan cara baru.

Bila kita tidak melihatnya dengan perspektif yang berbeda, maka bisa jadi arah pembangunan Lombok dan Donggala-Palu akan kembali selalu sama seperti biasa tampak pada keseragaman wajah pembangunan kota-kota dan desa-desa di Indonesia selama ini.

Mungkin selama ini Bangsa Indonesia selalu memaknai keseragaman dalam proses pembangunan sebagai hal yang lumrah, padahal kondisi wilayah Indonesia mempunyai keanekaragaman yang unik baik dari sisi geografis, geologis, sosial budaya dan sebagainya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun