Pelajaran penting lainnya adalah harus berani berubah. Dengan adanya bencana yang datang, maka kita harus berubah dalam menghadapi dan menjalani kehidupan ke depannya. Perubahan itu tidak dibatasi waktunya. Dan setiap waktu selalu berubah. Lombok yang dulu, akan berbeda dengan Lombok yang di depan.
Donggala-Palu yang baru saja diguncang bencana gempa, harus berubah di masa depan nanti. Dalam setiap bencana, kita berharap selalu hadir kecerdasan-kecerdasan baru dalam proses pembangunan. Rusak, hancur dan bangkit kembali adalah sejarah perjalanan kehidupan manusia yang senantiasa berulang.Â
Merencana dan mengelola hidup di negeri bencana bukan hanya sekedar memenuhi tuntutan proposal, cetak biru rencana dan target angka-angka jumlah rumah dan infrastruktur yang dibangun, namun melainkan bagaimana kita mengubah cara berpikir dan tata kelakuan. Albert Einstein menyatakan: "Bahwa kita tidak dapat memecahkan masalah dengan menggunakan cara berpikir yang sama ketika terjadi masalah tersebut.
Setiap masalah baru hadir idealnya hadir dengan solusi yang baru pula. Yang perlu dilakukan adalah membuka ruang improvisasi kreatif setiap kali kita menyusun rencana pasca bencana. Semoga seusai pelaksanaan tanggap darurat bencana di Donggala-Palu, akan dilakukan rekonstruksi dan rehabilitasi yang kreatif dan inovatif. Demikian juga halnya dengan Lombok yang sekarang ini sedang mulai berjalan proses rekonstruksi dan rehabilitasinya.Â
Catatan, penulis pernah mengalami masa berharga bersama masyarakat dan pemerintah Aceh dalam melakukan rekonstruksi dan rehabilitasi Aceh pasca gempa dan tsunami dari 2005-2009.