Firdaus Fadie
210503110124
PERBANK AN SYARIAH
Analisa Permasalahan "Roti Anget Raja Rasa" ditengah pandemi Covid-19
Pada keadaan saat ini tepatnya di era pandemi covid-19 ekonomi dunia sedang mengalami gelombang penurunan, dimana banyak pelaku bisnis mengalami efek negatif akan pemasukan keuangan.Â
Permasalahan yang marak terjadi adalah penurunan tingkat penjualan dikarenakan banyaknya konsumen yang mengurangi pengeluarannya. Hal ini merupakan pemicu terjadinya persaingan yang kurang baik di sektor bisnis dari segi apapun itu.Â
Di Indonesia sendiri seluruh pelaku bisnis dituntut untuk melahirkan ide-ide kreatif dan inovatif yang mampu menarik konsumen dengan sehat. Inovasi sendiri adalah tanda perjuangan bagi seluruh pengusaha yang harus dijadikan sebagai visi agar majunya perekonomian bangsa dan negara.
Indonesia saat ini dihadapkan dengan hiruk pikuk permasalahan ekonomi. Hal ini dipastikan dengan banyaknya usaha yang menurun ditengah-tengah masyarakat dikarenakan minimnya konsumen.
Seperti yang dikabarkan dalam berbagai media bahwasanya ekonomi Indonesia sedang tidak baik-baik saja, masyarakat Indonesia sendiri sudah menyadari akan hal itu semenjak COVID-19 memasuki negara Indonesia.Â
Berbagai macam spekulasispekulasi bermunculan dalam segala aspek negara terutama dalam bidang ekonomi, spekulasi tersebut terbentuk akibat banyaknya isu-isu yang bertebaran dan hal ini lah yang membuat pelaku bisnis harus berbenah ulang strategi pemasaran agar terhindar dari pemikiran kuno masyarakat.
Di kota Sukabumi, tepatnya daerah Bojonggaling terdapat sebuah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang dikenal dengan "Roti Anget Raja Rasa". Usaha ini berdiri ditengah pandemi berdasarkan kebutuhan konsumen akan kuliner instan dengan sistem antar jemput.Â
Dengan memiliki banyak varian rasa dan promo menarik, usaha roti anget tersebut menimbulkan banyak perhatian dan pelanggan khususnya daerah kota Sukabumi sendiri. Kebutuhan masyarakat kota Sukabumi khususnya konsumen kuliner sangat menyusut dikarenakan pandemi ini banyak larangan pemerintah yang membatasi jarak dan ruang gerak seluruh masyarakat seluruh Indonesia.Â
Dengan adanya usaha roti angat atau usaha mikro kecil menengah ini solusi kreatif bagi konsumen hari ini.
Setelah melakukan diskusi kecil dan sedikit wawancara dengan salah satu narasumber bernama H. Fadiel yang berperan sebagai pemilik usaha roti anget, saya mendapatkan banyak informasi menarik terkait bisnis ditengah pandemi Covid-19 mulai dari segala macam permasalahan yang ada dan bagaimana menciptakan inovasi baru terkait strategi pemasaran.
Usaha roti anget ini tidak terlalu terdampak dalam segi penjualan, akan tetapi mendapatkan masalah dalam aspek Suplier. Hal ini terjadi dikarenakan adanya pembatasan jarak yang melarang masyarakat untuk melakukan perjalanan jauh sehingga pemasok tidak bisa mendistribusikan bahan baku dengan stabil. Â
Pokok permasalahan terjadi akibat pihak PT Diamond Indonesia tidak dapat mengirimkan bahan baku pokok yang berupa tepung gandum ke pasar besar, kota Sukabumi.Â
Dikarenakan terjadinya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang meminimalisir akses jalan keluar kota, tidak sedikit memberikan permasalahan baru. Hal tersebut megakibatkan kekurangan stok pasokan bahan baku pembuatan roti anget. Dampak dari kekosongan pemasokan bahan baku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) "Roti Angat Raja Rasa" tidak dapat melakukan kegiatan penjualan.
Selama pemberlakuan pembatasan pergerakan masyarakat (PPKM) Usaha Mikro Kecil Menengah milik H. Fadiel ini harus di tutup sementara dan tidak mendapatkan pemasukan.Â
Pemilik usaha tersebut yaitu bapak. H.fadiel mengatakan "untuk konsumen sendiri banyak yang menginginkan produk kita, roti anget ini bisa dikatakan disukai karena harganya yang terjangkau sesuai dengan kualitas yang didapatkan.Â
Akan tetapi kita tidak bisa terus melakukan penjualan roti angat ini dikarenakan stok bahan baku mulai menipis bisa saja hari menjual tapi besok tidak karena bahan baku yang minim hal ini akan mempengaruhi loyalitas konsumen kedepannya". Dari penjelasan narasumber sudah bisa dimengerti bahwasanya usaha roti anget ini terhenti untuk sementara hingga pemasok bahan baku bisa mengirimkan stok terbaru.
Akibat terjadinya masalah pembatasan akses ditengah pandemi covid-19, strategi yang harusnya merangsang perkembangan kemajuan bisnis terpaksa fakum dikarenakan pemasok bahan baku yang terhenti.Â
Sedikit saran dari saya pribadi bahwasanya pelaku usaha roti anget ini harus mempersiapkan banyak relasi pemasok yang siap mensupply bahan baku sehingga tidak terhentinya usaha bisnis. Sebelum melakukan kesepakatan terhadap pemasok, terlebih dahulu harus melakukan riset terkait pemasok itu sendiri.Â
Hal itu merupakan langkah awal bagi pelaku bisnis dalam menjalankan usahanya, setelah mendapatkan banyak data terkait pemasok pelaku bisnis mampu menyaring dan mengelompokkan pemasok prioritas dan pemasok tambahan. Sehingga apabila terjadinya masalah seperti ini, pelaku bisnis memiliki opsi pemasok lainnya dan menjalakan usaha bisnis dengan baik. Strategi pemasaran yang diterapkan sudah cukup bagus, akan tetapi lebih baik lagi dengan menggunakan pemasaran berbasis teknologi seperti iklan dan promosi melalui platform sosial media secara kreatif.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI