Mohon tunggu...
Firdaus fadiel
Firdaus fadiel Mohon Tunggu... @fifadiel

Jangan pernah menyerH

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Permasalahan "Roti Anget Raja Rasa" di Tengah Pandemi Covid-19

10 September 2021   22:59 Diperbarui: 10 September 2021   23:00 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan adanya usaha roti angat atau usaha mikro kecil menengah ini solusi kreatif bagi konsumen hari ini.

Setelah melakukan diskusi kecil dan sedikit wawancara dengan salah satu narasumber bernama H. Fadiel yang berperan sebagai pemilik usaha roti anget, saya mendapatkan banyak informasi menarik terkait bisnis ditengah pandemi Covid-19 mulai dari segala macam permasalahan yang ada dan bagaimana menciptakan inovasi baru terkait strategi pemasaran.

Usaha roti anget ini tidak terlalu terdampak dalam segi penjualan, akan tetapi mendapatkan masalah dalam aspek Suplier. Hal ini terjadi dikarenakan adanya pembatasan jarak yang melarang masyarakat untuk melakukan perjalanan jauh sehingga pemasok tidak bisa mendistribusikan bahan baku dengan stabil.  

Pokok permasalahan terjadi akibat pihak PT Diamond Indonesia tidak dapat mengirimkan bahan baku pokok yang berupa tepung gandum ke pasar besar, kota Sukabumi. 

Dikarenakan terjadinya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang meminimalisir akses jalan keluar kota, tidak sedikit memberikan permasalahan baru. Hal tersebut megakibatkan kekurangan stok pasokan bahan baku pembuatan roti anget. Dampak dari kekosongan pemasokan bahan baku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) "Roti Angat Raja Rasa" tidak dapat melakukan kegiatan penjualan.

Selama pemberlakuan pembatasan pergerakan masyarakat (PPKM) Usaha Mikro Kecil Menengah milik H. Fadiel ini harus di tutup sementara dan tidak mendapatkan pemasukan. 

Pemilik usaha tersebut yaitu bapak. H.fadiel mengatakan "untuk konsumen sendiri banyak yang menginginkan produk kita, roti anget ini bisa dikatakan disukai karena harganya yang terjangkau sesuai dengan kualitas yang didapatkan. 

Akan tetapi kita tidak bisa terus melakukan penjualan roti angat ini dikarenakan stok bahan baku mulai menipis bisa saja hari menjual tapi besok tidak karena bahan baku yang minim hal ini akan mempengaruhi loyalitas konsumen kedepannya". Dari penjelasan narasumber sudah bisa dimengerti bahwasanya usaha roti anget ini terhenti untuk sementara hingga pemasok bahan baku bisa mengirimkan stok terbaru.

Akibat terjadinya masalah pembatasan akses ditengah pandemi covid-19, strategi yang harusnya merangsang perkembangan kemajuan bisnis terpaksa fakum dikarenakan pemasok bahan baku yang terhenti. 

Sedikit saran dari saya pribadi bahwasanya pelaku usaha roti anget ini harus mempersiapkan banyak relasi pemasok yang siap mensupply bahan baku sehingga tidak terhentinya usaha bisnis. Sebelum melakukan kesepakatan terhadap pemasok, terlebih dahulu harus melakukan riset terkait pemasok itu sendiri. 

Hal itu merupakan langkah awal bagi pelaku bisnis dalam menjalankan usahanya, setelah mendapatkan banyak data terkait pemasok pelaku bisnis mampu menyaring dan mengelompokkan pemasok prioritas dan pemasok tambahan. Sehingga apabila terjadinya masalah seperti ini, pelaku bisnis memiliki opsi pemasok lainnya dan menjalakan usaha bisnis dengan baik. Strategi pemasaran yang diterapkan sudah cukup bagus, akan tetapi lebih baik lagi dengan menggunakan pemasaran berbasis teknologi seperti iklan dan promosi melalui platform sosial media secara kreatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun