Karena di negeri ini, kalau data udah bicara, semua aktor jadi figuran. Purbaya ngomong dingin waktu ditanya soal teguran:
"Kalau transparansi bikin orang takut, berarti selama ini mereka hidup dari kegelapan."
Itu bukan kalimat. Itu vonis moral.
Kadang gue mikir, gimana rasanya jadi pejabat yang udah puluhan tahun hidup di zona nyaman, terus tiba-tiba datang satu orang kayak dia?
Yang ngomongnya blak-blakan, kerjanya real-time, dan tiap kalimatnya bisa bikin setengah kabinet keringat dingin.
Pasti rasanya kayak punya alarm di otak yang bunyi tiap lima menit. Dan sekarang coba lihat hasilnya: Yang dulu nyerang, sekarang pura-pura diem. Yang dulu sindir, sekarang pakai sistem dia. Yang dulu teriak "jangan bikin polemik," sekarang jualan narasi "kami mendukung transparansi."
Lucu ya?
Negeri ini kadang kayak sinetron:
antagonisnya sering berubah profesi jadi tokoh bijak di episode akhir.
Tapi rakyat gak bodoh. Mereka tahu siapa yang mulai ribut, siapa yang selesai kerja.
Dan di ujung cerita, yang diingat bukan siapa yang paling keras ngomong, tapi siapa yang paling berani buka data waktu semua orang milih bungkam.
