Mohon tunggu...
Firasat Nikmatullah
Firasat Nikmatullah Mohon Tunggu... Pendatang Baru

Aku adalah apa yang kamu pikirkan

Selanjutnya

Tutup

Book

Darurat Literasi: Rekomendasi Buku Wajib untuk Negara

26 September 2025   21:21 Diperbarui: 26 September 2025   22:16 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Development as Freedom – Amartya Sen
Tentang pembangunan yang manusiawi, bukan sebatas angka. Cocok buat pejabat yang bangga sama pertumbuhan ekonomi tapi nggak tahu harga beras.

4. Imagined Communities – Benedict Anderson
Tentang nasionalisme sebagai proyek imajinasi, bukan warisan. Cocok buat pejabat yang suka teriak “NKRI harga mati” tapi nggak ngerti sejarahnya.

5. The Shock Doctrine – Naomi Klein
Tentang bagaimana krisis dipakai buat ngelolosin kebijakan yang nggak berpihak. Cocok buat pejabat yang bilang “darurat” tapi ujung-ujungnya tender.

Bonus Buku Lokal: Biar Pejabat Nggak Cuma Ngerti Jabatan, Tapi Juga Rasa

1. Tugas Pemerintah – Riant Nugroho

Buku ini kayak cermin buat pejabat. Nggak cuma ngomongin prosedur, tapi nilai-nilai moral di balik kekuasaan. Cocok buat pejabat yang sering bilang “saya hanya menjalankan aturan” padahal aturannya bikin rakyat sengsara.

2. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia – Koentjaraningrat

Biar pejabat ngerti bahwa masyarakat itu bukan angka statistik, tapi punya nilai, tradisi, dan cara hidup yang nggak bisa disamaratakan. Cocok buat yang suka bikin program “nasional” tapi lupa konteks lokal.

3. Indonesia Dalam Arus Sejarah – Tim Kemendikbud

Buku ini ngajarin bahwa sejarah bukan buat dikutip pas kampanye, tapi buat dipahami sebagai proses panjang yang penuh luka dan harapan. Cocok buat pejabat yang suka bilang “kita belajar dari masa lalu” tapi nggak pernah baca masa lalu.

4. Sastra, Politik, dan Kekuasaan – Ariel Heryanto

Buku ini tajem. Ngebongkar bagaimana bahasa, media, dan narasi dipakai buat melanggengkan kekuasaan. Cocok buat pejabat yang suka bilang “kami transparan” tapi takut dikritik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun