Mohon tunggu...
fikri ramadhon
fikri ramadhon Mohon Tunggu... Penulis - aktivis bidang rebahan

mambaca untuk melawan, menulis untuk bertahan

Selanjutnya

Tutup

Cryptocurrency

Blockchain dan Generasi Internet Selanjutnya

1 Juli 2022   17:11 Diperbarui: 1 Juli 2022   17:13 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi Covid-19 telah begitu banyak menciptakan perubahan. Setiap aspek mulai dari kesehatan, ekonomi, politik, sosial, hingga Pendidikan mulai memiliki pola yang berbeda dari sebelum pandemi. 

Kebiasaan seperti kerja di rumah (WFH), belajar online, transaksi non tunai bahkan masih di adopsi pasca pandemi. 

Maka sarana yang menfasilitasi perubahan tersebut hingga kini pun masih tetap eksis, bahkan semakin berkembang. Keadaan tidak bisa sepenuhnya Kembali normal seperti sebelum pandemi. Karena itu segala hal dituntut untuk bisa beradaptasi.

Setiap orang mulai meraba kemana arah perubahan tersebut berujung, diimbangi dengan kemajuan teknologi yang terus berkembang sebagai upaya memfasilitasi perubahan tersebut. Maka tercetuslah gagasan metaverse.

Sebuah dunia virtual yang diharapkan dapat menggantikan segala fungsi di dunia nyata. Kegiatan seperti berkerja dikantor, berjualan, bermain, berkarya, sampai belajar dapat dilakukan di dunia virtual tersebut, dengan menggunakan avatar sebagai repesentasi diri kita di metaverse yang mewakili kehadiran kita di dunia nyata.

Gagasan ini mendapatkan antusias besar dari berbagai kalangan. Perusahaan-perusahaan raksasa teknologi berlomba-lomba untuk mengembangkannya. 

Bahkan Facebook harus bersusah payah berganti nama menjadi Meta agar menjadi top of mind orang-orang Ketika berbicara tentang metaverse. 

Ekosistem penunjang metaverse juga ikut dikembangkan. Mata uang digital atau crypto currency dan NFT misalnya, pada bagian ini bukan hanya perusahaan-perusahaan besar saja yang mengambil bagian, bahkan individu-individu kecil seperti anggota dewan, artis, sampai anak ustad juga ikut serta menciptakan hype teknologi tersebut.

Namun ada bagian penting yang seakan luput dari perhatian banyak kalangan. Teknologi yang menjadi fundamental dalam ekosistem crypro currency saat ini, dan harusnya juga menjadi dasar sebelum dibentuknya metaverse. 

Teknologi yang diproyeksikan akan menjadi web 3.0 dan akan menggantikan sistem keuangan konvensional. Sebuah teknologi yang bisa mendemokratisasi internet dengan prinsip konsesusnya. Teknologi itu adalah Blockchain.

Apa itu Blockchain

Pada dasarnya Blockchain adalah jaringan sistem yang dapat digunakan untuk menyimpan data. Salah satu data yang dapat disimpan dalam blockchain adalah data transaksi seperti koin, uang, dan surat perjanjian yang semuanya diproses secara digital. 

Lalu apa bedanya dengan sistem penyimpanan konvensional yang ada sekarang? Bedanya adalah blockchain memiliki 4 prinsip utama pada sistemnya, Yaitu: Desentralisasi, transparan, konsensus dan immutable (tidak dapat diubah).

Ketika kita menyimpan uang di bank, segala bentuk transaksi seperti transfer uang, validasi, verifikasi, dan pencatatan harus melalui pihak ketiga yang disini adalah bank selaku otoritas pusat. 

Data yang dihasilkan dari segala proses transaski juga akan disimpan pada server pusat milik bank tersebut. Jika server pusat mengalami gangguan atau terkena serangan hack maka seluruh data transaksi setiap orang yang disimpan pada server tersebut akan terkena dampaknya.

Pada blockchain setiap individu bisa melakukan transaksi langsung tanpa melibatkan pihak ke 3 atau biasa disebut peer to peer (P2P). 

Karena sifatnya yang desentralisasi atau tidak terpusat, maka setiap data pada blockchain dapat disimpan dan dikelola oleh banyak orang secara transparan, sehingga tidak ada entitas tunggal yang memiliki otoritas absolut untuk mengatur dan memonopoli seluruh data dan proses transaksi. 

Hal ini membuat data yang disimpan dalam blockchain akan sangat sulit untuk diretas, tidak bisa dimanipulasi, dan kebal dari segala macam gangguan baik itu dari faktor internal atau eksternal.

Cara Kerja Blockchain

Sederhananya adalah ibaratkan blockchain seperti sebuah kelas yang berisi murid yaitu Alfin, Danu, Adit, Lutfi dan Bagus. Pada sebuah kelas tersebut terdapat soal perhitungan 2+1=? Maka para murid mulai mengerjakan. 

Alfin dan Bagus adalah murid pertama yang mendapatkan jawaban yaitu 3, kemudian mereka membagi jawabannya kepada Danu, Lutfi, dan Adit untuk dicek kebenarannya (Transparan), dan akhirnya Danu, Lutfi, dan Adit sepakat bahwa jawabannya adalah 3, maka jawaban 3 akan disimpan pada buku setiap murid di kelas tersebut (Desentralisasi).

Pada kelas tersebut terdapat peraturan, dimana jawaban soal selanjutnya adalah jawaban perhitungan sekarang ditambah jawaban soal sebelumnya. Peraturan ini dinamakan Hashing. Jadi Ketika soal kedua adalah 2+3=? Maka hasilnya adalah 2+3=5+3(soal sebelumnya) yang hasilnya adalah 8. Pada kasus tertentu untuk soal kedua Alfin, Adit, Danu menjawab 8 sedangkan Bagus dan Lutfi menjawab 5, maka jawaban yang diambil adalah jawaban mayoritas murid (Konsensus) yaitu adalah 8.

Maka akan sangat sulit jika ada pihak yang ingin berbuat curang dan memanipulasi jawaban pada blockchain. Karena selain harus memenuhi syarat konsensus yaitu 50%+1, dia juga harus mengganti jawaban-jawaban dari soal sebelumnya. Semakin banyak jawaban baru maka semakin banyak juga rentetan jawaban yang harus diubah. Karena kerumitan inilah yang membuat data di blockchain sangat sulit untuk diubah, bahkan hampir tidak mungkin (Immutable).

DApps

Setiap aplikasi yang dibangun di blockchain juga bersifat desentralisasi, atau biasa disebut Decentralized Application (DApps). Tidak seperti aplikasi konvesional saat ini seperti facebook, twitter, amazone, dan google yang memiliki server pusat untuk menyimpan data, DApps tidak memiliki server pusat, yang mana data pada DApps terdistribusi ke berbagai server pada jaringan blockchain. 

DApps juga menjadi platform yang tidak memiliki otoritas pusat, dengan tujuan supaya tidak ada entitas tunggal yang bisa mengendalikan DApps seenaknya. Konsep ini bertolak belakang dengan platform-platform konvensional yang kontrolnya dipegang penuh oleh sebuah perusahaan. Beberapa keunggulan DApss lainnya adalah tidak ada iklan, tidak ada kebocoran data, dan tidak ada pembatasan akses.

Smart Contracts

Salah satu fitur pada teknologi blockchain yang menunjang proses transaksi adalah smart contracts. Salah satu pencetus smart contracts Nick Szabo mendefinisikan smart contracs sebagai protokol transaksi melalui komputer untuk mengeksekusi kontrak.  Fitur smart contracts memungkin dua belah pihak bertransaksi tanpa melibatkan pihak ketiga. 

Tidak hanya untuk crypto, smart contracts juga dapat digunakan untuk mencatat segala macam bentuk dokumen perjanjian atau kontrak, seperti simpan pinjam barang, perdagangan tanah, dan kontrak bisnis lainnya. Data transaksi atau kontrak akan disimpan dalam blockchain dan dieksekusi secara otomatis menggunakan smart contracts, sehingga dapat mencegah terjadinya manipulasi kontrak.

Sebagai contoh, Ketika kita ingin melakukan jual beli tanah pada jaringan blockchain, maka dibuatlah perjanjian A-Z yang disepakati oleh penjual dan pembeli menggunakan smart contracts. Perjanjian A-Z bisa dilihat oleh setiap orang pada jaringan blockchain untuk divalidasi, setelah seluruh perjanjian sudah tervalidasi maka protokol pada smart contracts akan melakukan proses pemindahan tangan secara otomatis, uang akan berpindah dari pembeli ke penjual dan hak kepemilikan tanah akan berpindah dari penjual ke pembeli. Ketika proses transaksi selesai maka data transaksi akan tersimpan selamanya pada blockchain dan tidak dapat diubah lagi.

Pada kasus diatas Smart contratcs pada blockchain menggantikan peran notaris di dunia nyata. Keuntungan lainnya dari fitur smart contracts ini adalah hak otonomi dimana kesepakatan dibuat langsung oleh si penjual dan pembeli, lalu proses transaksi yang cepat karena pada smart contracts terdapat sebuah kode yang dapat mengautomatisasi setiap proses transaksi, kemudian yang terakhir adalah hemat biaya karena tidak melibatkan pihak ketiga yang umumnya mengeluarkan biaya tambahan untuk memproses transaksi.

DeFi

Decentralized Finance atau biasa disebut DeFi adalah sebuah projek Layanan keuangan yang dibangun pada jaringan sistem blockchain. Sama halnya seperti layanan keuangan konvensional pada umumnya seperti bank, aplikasi panjaman online (pinjol), asuransi, dan pasar saham, DeFi juga menyediakan produk dan jasa keuangan dalam bentuk aplikasi berbasis blockchain. Namun yang membedakan DeFi dan layanan keuangan konvensional adalah sifatnya yang terbuka, tanpa izin, transparan, dan tersedia bagi setiap orang tanpa adanya otoritas pusat.

Layanan keuangan yang kita kenal saat ini sangat bergantung pada pihak ketiga seperti bank dalam pengelolaannya. Ketika kita ingin menggunakan produk dan jasa keuangan milik mereka, maka kita akan dihadapkan dengan proses yang rumit dan menelan biaya yang tidak sedikit. 

Seperti saat kita ingin menyimpan uang di bank maka kita harus membuat rekening, atau ketika kita ingin mengajukan pinjaman uang maka kita harus melengkapi berbagai dokumen seperti KTP, NPWP, dan lain sebagainya. 

Sistem bank yang terpusat juga sering kali dihadapkan dengan berbagai macam masalah seperti penyusupan secara legal maupun illegal, oleh yang bertopeng maupun yang berdasi, sehingga berbuntut pada penipuan, manipulasi keuangan, kebocoran data, dan segudang masalah lainnya.

Maka DeFi hadir sebagai solusi untuk mengatasi hampir seluruh permasalahan yang dimiliki layanan keuangan konvensional. Kita dapat mengakses berbagai macam produk layanan keuangan tanpa perlu memiliki rekening atau melengkapi berbagai macam dokumen. Proses transaksi pada DeFi tidak diatur oleh otoritas pusat akan tetapi melainkan teknologi smart contracts. Hal ini membuat layanan pada DeFi tidak memakan waktu yang lama dan biaya yang mahal. 

Karena prinsip desentralisasi pada blockchain maka DeFi bisa diakses kapanpun, dimanapun, dan layanannya tidak akan tutup karena kendala jam operasional atau pengaruh krisis, dan bahkan oleh kebijakan pemerintah sekalipun. Data transaksi pada DeFi juga akan sangat aman karena tidak disimpan pada server pusat yang rentan terkena serangan dan gangguan, melainkan tersebar ke berbagai server pada jaringan blockchain.

Penggunaan Blockchain untuk Kebutuhan Komersial

Karena banyaknya manfaat dan kelebihan pada blockchain dibanding dengan sistem penyimpanan data lainnya, banyak perusahaan-perusahaan besar yang mulai menggunakan teknologi blockchain untuk menunjang bisnis mereka.

Salah satu perusahaan besar yang sudah mengadopsi teknologi blockchain adalah Walmart, perusahaan ritel terbesar di Amerika Serikat ini menggunakan blockchain untuk mengelola sistem distibusi produk pangan yang mereka miliki. Di dalam negeri blockchain sendiri sudah digunakan oleh beberapa perusahaan seperti bank BNI untuk beberapa produknya seperti trade finance dan transfer uang antar negara atau remittance.

Blockchain is Future

Dalam perjalanannya, setelah pertama kali digunakan oleh Satoshi Nakamoto untuk membuat Bitcoin, blockchain telah mengubah banyak hal. Seluruh problematika yang umat manusia hadapi saat ini di berbagai aspek perlahan namun pasti sudah dapat diatasi oleh teknologi blockchain. Pada sektor ekonomi blockchain diyakani mampu mengatasi inflasi yang rutin terjadi dari masa ke masa. Lalu pada aspek sosial dan politik blockchain juga menawarkan solusi untuk melindungi hak privasi dan hak cipta. Kebutuhan untuk memenuhi hal-hal mendasar seperti keamanan, nilai yang tetap, kecanggihan, kecepatan, biaya yang rendah, kebebasan dan kemerdekaan semua itu sudah diakomodasi oleh blockchain baik secara langsung maupun tidak langsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cryptocurrency Selengkapnya
Lihat Cryptocurrency Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun