Jakarta – Beberapa bulan terakhir, jejak panggung Salma sempat terhenti. Usai membawakan penampilan berkesan di Ramadhan Jazz Festival 2025, ia harus menunda banyak agenda musiknya. Salah satunya, batal manggung di Prambanan Jazz Festival 2025 karena alasan kesehatan. Keputusan itu kemudian berlanjut pada masa hiatus singkat, membuat kerinduan para Salmine semakin besar. Kerinduan itulah yang akhirnya terbayar ketika Salma kembali di panggung Pestapora 2025. Penampilan perdananya di festival musik besar ini bukan hanya memuaskan penantian panjang penggemar, tetapi juga menghadirkan kejutan yang langsung mengguncang jagat maya.
Tanggal 6 September 2025, penampilan Salma bertepatan dengan ramainya tuntutan 17+8 oleh rakyat Indonesia yang menyeruak di berbagai kota. Di tengah momentum politik dan sosial yang sedang panas, kehadirannya di atas panggung justru semakin terasa relevan. Terlebih ketika ia membawakan salah satu lagu dari album perdananya, “Berharap Pada Timur”, yaitu “Jenuh Tapi Butuh”. Pada bagian rap yang biasanya berbunyi:
“Jenuh tapi butuh, ingin bertemu, walau kadang suka buat aku kesal melulu”
Salma dengan sengaja menggantinya menjadi sindiran pedas:
“Korup melulu sampai jenuh tapi butuh. Gampang terharu saat uang yang merayu.”
Seketika, ribuan penonton bersorak riuh. Bait tersebut diyakini sebagai sindiran keras untuk para koruptor di Indonesia.
@salmaquh menyalah salma😊🙏🏻 cr yt : uploadguy #salmasalsabil #jenuhtapibutuhsalmasalsabil #foryoupage #fyp #pestapora2025 ♬ suara asli - salmaqu
Tidak hanya lewat lirik, visual panggung juga memperkuat pesan tersebut. Layar besar di belakang menampilkan tulisan “Rest In Power” sebagai penghormatan kepada korban yang wafat saat demonstrasi beberapa waktu lalu. Sementara itu, angka 17+8 turut menghiasi panggung, menegaskan solidaritas Salma terhadap tuntutan yang sedang digaungkan rakyat.
Keberanian yang Jadi Sorotan
Tidak sedikit yang terkejut dengan keberanian Salma membawa isu serius ke atas panggung hiburan. Banyak warganet mengaku kagum karena ia memilih comeback di festival musik bergengsi ini sebagai ruang untuk menyuarakan keresahan publik. Aksi tersebut pun segera menjadi bahan perbincangan panas di media sosial, dengan berbagai potongan video yang viral hanya dalam hitungan jam.
Musik Sebagai Suara Perlawanan