Mohon tunggu...
fikarul mujtahida
fikarul mujtahida Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa UNAIR

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Tim IMERCY Unair Riset Alat Monitor Kualitas Tanah Di Kabupaten Sidoarjo

6 Juli 2025   19:41 Diperbarui: 6 Juli 2025   19:41 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosialisasi Hasil Riset (Foto: Humas IMERCY)

Tim Instrumentation and Energy Research Community (IMERCY) Universitas Airlangga, melakukan riset berupa alat monitoring tanah lahan tani di Desa Plaosan, Sidoarjo. Melalui kegiatan sosialisasi pada Sabtu, (29/06) Tim IMERCY mengenalkan alat smart farming berbasis Internet of Things (IoT) dan Machine Learning (ML). Alat monitor tanah lahan tani ini bernama Soil Quality Monitoring Versi 2 (SQyM V2). SQyM V2 berfungsi agar dapat memberikan rekomendasi tindakan pada para petani. 

Sosialisasi Hasil Riset (Foto: Humas IMERCY)
Sosialisasi Hasil Riset (Foto: Humas IMERCY)

Kegiatan tersebut dilakukan secara luring dalam rangka melaksanakan program Call For Research (CFR) 2025 yang diselenggarakan oleh SDG's UNAIR. Para petani dan pemerintah tingkat desa menyambut baik instalasi SQyM V2. Hal ini juga disampaikan oleh perangkat desa dalam sambutannya saat sosialisasi hasil riset, "Harapannya para petani di Desa Plaosan lebih optimal dalam mengolah lahan taninya. Selain itu, kami berharap dengan adanya alat ini dapat meningkatkan hasil produktivitas hasil tani." ujarnya. Sementara itu, Ibnu Andhika sebagai salah satu perwakilan Tim IMERCY mengatakan jika petani bisa memahami dalam mengklasifikasikan kualitas tanah melalui tampilan data. "SQyM V2 mengukur tujuh parameter, yakni tanah dengan kandungan nitrogen, fosfor, kalium, kelembaban, pH, TDS, dan salinitas. Petani bisa memahami dalam mengklasifikasikan kualitas tanah melalui tampilan data akhir pada display alat dan smartphone." ungkapnya. 

Pengujian Laboratorium Sampel Tanah (Foto: Humas IMERCY) 
Pengujian Laboratorium Sampel Tanah (Foto: Humas IMERCY) 

Selama riset perncangan SQym V2, Tim IMERCY melakukan pengujian di Laboratorium Sumberdaya Lahan Agroteknologi UPN Veteran Jawa Timur sebagai proses kalibrasi sensor. Dalam proses ini, sampel tanah dikategorikan ke dalam tiga kategori: rendah, sedang, dan tinggi pada setiap kandungan yang menjadi parameter pengukuran. "SQyM V2 menggunakan panel surya sebagai sumber daya dan ESP32 sebagai mikrokontroler. Untuk membaca data, SQyM V2 bekerja dengan sensor. Untuk memastikan kualitas dan kesiapannya, sistem memproses data terlebih dahulu dengan bantuan cloud server. Kemudian, data yang sudah siap dimasukkan ke dalam tiga model Machine Learning, yaitu Decision Tree (DT), Random Forest (RF), dan Artificial Neural Network (ANN). Nah, dari 3 model machine learning itu ternyata model Artificial Neural Network (ANN) yang paling bagus. Karena tingkat akurasinya hampir 100% dibandingkan dengan model lainnya." ungkap Sofiah Amanda. Ia juga menambahkan, SQyM V2 membantu sektor pertanian memenuhi tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya poin 2 (Tanpa Kelaparan), poin 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur), poin 15 (Ekosistem Daratan), dan poin 17 (Kolaborasi untuk Tujuan). SQyM V2 membantu mencapai hasil pertanian yang berkelanjutan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun